Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Berlebaran Simpel dengan Bernostalgia

6 Juni 2019   21:01 Diperbarui: 6 Juni 2019   21:32 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nostalgia ke tempat lama. (Explorecuriocity.org)

Sebenarnya ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya yang membahas tentang halalbihalal di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso Tulungagung. Di situ saya menceritakan tentang agenda halalbihalal yang diadakan oleh pemerintah kabupaten (pemkab) Tulungagung dengan mempertemukan perangkat pemerintah di Tulungagung dengan warganya.

Saya pun berkesempatan untuk hadir, meski bisa dikatakan terlambat. Karena, sudah tidak begitu ramai situasi yang ada di dalam pendopo. Namun, justru ketidakramaian itu memberikan keleluasaan bagi saya untuk dapat mengeksplor area pendopo. Alias tidak hanya berada di dalam pendopo namun juga di sekelilingnya.

Jika kemarin saya mengunggah foto lapangan tenis yang berada di dalam area pendopo. Maka, di artikel ini saya akan menunjukkan sisi lain yang menarik di pendopo yang sekaligus sebagai rumah dinas bagi bupati Tulungagung tersebut. salah satu sisi lain yang saya sorot di sini adalah keberadaan 'apartemen' bagi burung-burung unik.


Di sini, saya dapat melihat beberapa jenis burung yang menghuni sebuah pekarangan yang dulu belum terpakai sedemikian rupa. Saya masih mengingatnya jika di tempat yang sama pada saat itu hanya menjadi pekarangan untuk melepas ayam kalkun ataupun burung-burung 'pejalan'. Sehingga di area ini masih hanya dijadikan sebagai tempat menumbuhkan rumput-rumput dan tanaman-tanaman yang hanya perlu dirawat dengan cara disiram dan dipotong (dipola/dibentuk).

Jenis burung Enggang. (Dokpri/DeddyHS_15)
Jenis burung Enggang. (Dokpri/DeddyHS_15)
Namun, kini area itu digunakan sebagai kandang bagi burung-burung yang dipisah-pisah seperti kandang ayam bekisar ataupun ayam unik lainnya. Bahkan saya kembali mengingat bahwa di sini awalnya juga digunakan sebagai kandang ayam-ayam unik sebelum akhirnya diganti para 'penyewanya' dari jenis ayam ke jenis burung.

Jenis Kakatua. (Dokpri/DeddyHS_15)
Jenis Kakatua. (Dokpri/DeddyHS_15)
Bagi orang lain, apalagi yang lebih sering berkunjung ke pendopo ini, akan menganggap area ini sudah tidak begitu istimewa. Namun berbeda bagi saya yang pastinya akan sangat jarang berkunjung ke pendopo tersebut. Apalagi jika tidak ada keperluan yang melibatkan saya dengan agenda yang diadakan di pendopo. Sehingga, pada momen halalbihalal kemarin, saya menjadikan tempat keberadaan burung-burung tersebut sebagai masa nostalgia.

Sejenis Elang. (Dokpri/DeddyHS_15)
Sejenis Elang. (Dokpri/DeddyHS_15)
Memang menemukan burung-burung itu di tempat lain juga tidaklah sulit. Apalagi jika ada uang lebih dan ingin berkunjung ke tempat-tempat penangkaran burung, ataupun ke kebun binatang Wonokromo di Surabaya. Tentu hal itu akan lebih baik bukan? Namun, bukan soal itu. Karena di sini tak hanya berbicara soal melihat burung-burung unik itu saja, melainkan adanya kesempatan bagi saya untuk menggali lagi rekaman masa kecil saya saat ada di tempat yang sama.

Lagi-lagi ini terdengar biasa saja bagi orang yang tetap tinggal di kota kecil ini. Bahkan mungkin akan terdengar sok dramatis. Namun, dari sini saya dapat menemukan adanya inti dari apa yang saya tangkap di momen sesederhana ini. Yaitu, adanya hasil dari perjalanan waktu.

Perjalanan waktu yang berupa kehidupan itu pada akhirnya akan mewujud ke bentuk perkembangan dan perubahan, sekecil apapun itu, pasti akan seperti itu---development and changes. Area inilah (apartemen burung) yang memberikan contoh (miniatur) dari adanya perkembangan dan perubahan, meski di sini saya juga menyebutnya hanya merupakan bentuk dari alih fungsi ataupun pergeseran.

Adanya perubahan sederhana di area pendopo tersebut (dengan adanya apartemen burung), saya jadikan sebagai miniatur dalam melihat Indonesia.

Jika pendopo itu ibaratnya adalah Indonesia, maka, apa yang terjadi pada pendopo ini juga dapat menunjukkan pula bahwa Indonesia juga mengalaminya. Yaitu adanya perkembangan, perubahan, ataupun inovasi-inovasi tertentu yang berhasil terciptakan. Entah itu berupa bentuk yang sederhana ataupun yang sangat kompleks, yang terpenting hal itu pasti ada.

Jika kita melihat negeri saat ini dengan beberapa waktu lalu, maka, kita akan merasakan sesuatu yang menarik di sana. Yaitu perkembangan dan perubahan. Bahwa waktu yang terus berjalan dapat menghasilkan sesuatu yang berbeda, entah besar ataupun kecil. Inilah sebenarnya poin utama yang ingin saya sampaikan melalui artikel ini.

Ilustrasi nostalgia. (Lovelovefilms.com)
Ilustrasi nostalgia. (Lovelovefilms.com)
Poin utama dari nostalgia yang pada akhirnya akan merujuk pada satu hal yang sakral. Yaitu, syukur. Seringkali kita terus mengejar waktu untuk terus melaju ke depan sampai kemudian kita tidak peduli tentang apa yang sudah kita lakukan saat itu---menghasilkan perbedaan dari yang dulu dengan yang sekarang.

Ini yang sebenarnya perlu kita cermati bersama. Agar kita mulai mampu menilai adanya fungsi yang positif dari perjalanan waktu dan mensyukuri serta mengakui adanya peran penting dari masing-masing (manusia).

Dari momen di tempat ini pula, saya berpikir bahwa pada akhirnya kita akan selalu melihat sesuatu yang unik (berbeda) ketika kita lama tak berada di sana dalam waktu yang lama atau minimal kita jarang berkunjung di tempat yang sama. Hal ini tak bisa dipungkiri karena dewasa ini, kita sudah terlampau disibukkan dengan segala sesuatu yang lebih penting untuk mengejar waktu yang tak pernah beristirahat.

Saat berada di momen ini, saya menganggap bahwa Lebaran tahun ini, saya tidak akan perlu repot dengan pencanangan agenda yang rumit. Saya juga tidak terlalu mengharuskan adanya agenda yang sangat menyenangkan.

Karena, di momen perayaan kemenangan ini (entah kemenangan tentang apa) saya hanya ingin mensyukuri adanya usaha dari orang-orang yang ada di negeri ini---khususnya di Tulungagung---yang tetap berupaya memberikan perannya dalam mengembangkan, merubah, ataupun memberikan dampak perbedaan dari masa lalu ke masa kini.

Artinya, dengan bernostalgia, saya dapat berupaya membayangkan bagaimana peran orang-orang di negeri ini dan bagaimana pula cara yang tepat untuk menghargai jerih payah orang lain.

Karena dewasa ini, saya mulai kehilangan rasa menghargai atas sesama. Semua orang menganggap dirinya masing-masing paling pantas dibandingkan orang lain.

Padahal orang lain juga sama seperti dirinya. Sama-sama sebagai manusia yang akan menjalankan peran yang sama ketika berada di posisi yang sama.

Ilustrasi Indonesia. (Nasional.kompas.com)
Ilustrasi Indonesia. (Nasional.kompas.com)
Satu hal yang membedakan adalah caranya. Karena itu akan bergantung pada karakter orang-orang tersebut dalam menangkap fenomena yang ada. Sedangkan orang lain yang tidak terlibat aktif hanya bisa melihat dan menilai. Hasilnya juga akan sama. Berbeda. Karena, akan menyesuaikan karakter dari orang yang menilai hasil dari penglihatan tersebut.

Mungkin artikel ini terasa aneh untuk dibaca, karena, menghadirkan pembahasan tentang apartemen burung---yang ada di sudut kecil dari pendopo ini---untuk membahas tentang realitas di negeri ini. Namun melalui tulisan ini, saya hanya berniat berbagi pikiran bahwa menjalani Lebaran itu tidaklah harus semenyenangkan apa yang dianggap menyenangkan bagi orang lain. Cukup dengan bernostalgia, maka saya rasa momen Lebaran itu akan memberikan nilai kesakralannya di tengah hiruk-pikuk modernisasi (ke-glamour-an) yang tak terelakkan.

Tulungagung, 6-6-2019
Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun