Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lima Pemain Ini Pergi dari Arsenal dan Raih Gelar Juara

4 Juni 2019   09:12 Diperbarui: 4 Juni 2019   09:18 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robin van Persie kala lepas jersey. (Bola.kompas.com)

Bahkan, sebenarnya pemain ini akan tetap berada di Arsenal seandainya Arsenal tidak mendatangkan pemain setenar Aubameyang. Karena dengan kedatangan Aubameyang, Giroud tidak akan memiliki tempat di Arsenal, bahkan untuk tempat kedua pun cukup sulit.

Sehingga, pergi adalah solusi terbaik bagi pemain yang sudah merasakan juara Piala Dunia bersama timnas Prancis tersebut. Namun, drama rupanya kembali muncul di kalangan penikmat sepakbola ketika Giroud tertangkap momen telah berselebrasi pasca mencetak gol ke gawang Arsenal.

Memang, secara tradisi sebagai mantan pemain sebuah klub, mereka biasanya akan absen berselebrasi pasca menjebol mantan klubnya. Namun, bagaimana jika ada sesuatu yang terjadi pada si pemain yang kemudian hal itu membuat si pemain tak mampu mengontrol dirinya untuk tidak berselebrasi?

Ada kemungkinan bahwa selebrasi Giroud terjadi karena dirinya sedang berada di bawah tekanan. Sebagai pemain yang tak seratus persen menjadi pemain utama, tentunya akan begitu emosional ketika berhasil membuktikan diri bahwa dirinya layak untuk berada di starting line-up. Inilah yang mungkin terjadi pada Giroud. Giroud jelas bukan Cristiano Ronaldo yang selalu yakin dapat membantu timnya meraih kemenangan. Sehingga bukan hal yang sulit bagi si pemain hebat tersebut untuk tetap menjaga emosionalnya.

Sedangkan bagi Giroud, ini akan cukup sulit. Karena, di Chelsea tidak hanya ada Giroud yang diandalkan untuk menjebol gawang lawan, namun juga Pedro, Willian, bahkan pemain kunci yang sangat vital perannya di musim ini, Eden Hazard. Sehingga, faktor tekanan ataupun dapat disebut sebagai keraguan pada kualitas seorang Giroud disinyalir menjadi beban yang ada di pikiran si pemain. Sehingga ketika dirinya berhasil mencetak gol, maka luapan kegembiraan itupun muncul.

Selebrasi itu diprediksi bukanlah untuk membuktikan diri Giroud pada Arsenal---pasca dilepas Arsenal. Namun, lebih pada upaya untuk menunjukkan kelayakannya pada Chelsea agar dia dapat dipertahankan di klub tersebut. Karena, jika dirinya gagal bertahan di Chelsea maka karirnya di Inggris akan kembali terombang-ambing dan bukanlah hal yang bagus bagi Giroud jika dirinya harus kembali ke Prancis. Karena di sana sudah cukup sulit menemukan klub yang mampu juara selain PSG. Sehingga, pilihan untuk tetap berada di Chelsea adalah hal yang lebih baik bagi Giroud.

Hal ini yang seharusnya dapat dipikirkan oleh pendukung Arsenal---maupun pendukung klub lain jika mendapati mantan pemain klub kesayangannya berselebrasi pasca membobol gawang mantan klubnya---terlepas dari respek mereka terhadap si pemain pasca pindah. Karena di luar perjuangan fans untuk mendukung klub kesayangannya, yang menanggung beban besar di dalam persepakbolaan tetaplah para pemain di atas lapangan. Karena mereka menjadikan sepakbola adalah sebagai profesi. Artinya, jika tidak bermain bagus dan bertahan di klub tersebut maka akan menjadi tekanan yang sangat besar---terhadap karirnya. Tentunya hal ini berbeda dengan posisi fans yang bisa saja berganti klub dukungan ketika klub yang didukung tak kunjung juara---atau bisa mendukung lebih dari satu klub. Sehingga, ketika satu klub dukungannya tak juara, maka pikirannya bisa segera teralihkan ke klub dukungan lainnya, dan ini sudah lumrah di kalangan penikmat sepakbola.

Apa yang terjadi pada fans seperti itu (kecuali fans garis keras yang terlewat fanatik) tentunya berbeda dengan yang dialami pesepakbola. Karena garis hidup mereka sama seperti pekerja profesional lainnya yang sewaktu-waktu dapat tertekan pada target kerja yang sedemikian rupa agar tetap berada di bidang tersebut. Karena jika gagal memenuhi target, maka mereka akan ter-PHK (pindah) dan bisa jadi akan tak kunjung mendapatkan labuhan baru yang lebih baik (atau setara dengan tempat pertama). Inilah yang membuat pikiran pemain-pemain sepakbola terkadang tidak bisa seratus persen tenang saat di atas lapangan. Karena, mereka juga manusia yang memiliki pikiran yang kompleks---khususnya untuk memikirkan karirnya sendiri.

Giroud angkat trofi Liga Europa 2019. (Twitter.com/@_OlivierGiroud_)
Giroud angkat trofi Liga Europa 2019. (Twitter.com/@_OlivierGiroud_)
Jadi, apakah Olivier Giroud seperti kacang lupa kulitnya?
Lalu, apakah akan ada pemain Arsenal lainnya yang akan (lebih) sukses ketika hijrah ke klub lain?

Jika merujuk pada pemain Arsenal yang sudah resmi hengkang di musim panas ini, maka Aaron Ramsey diprediksi akan mengikuti jejak kelima pemain di atas untuk dapat meraih gelar prestius bersama klub barunya (Juventus). Walau demikian, fenomena unik ini seharusnya tak menjadikan Arsenal kian tenggelam---dan meratapi kepergian para pemainnya. Justru sebaliknya, klub ini harus dapat terus berupaya maju dengan upaya yang positif dalam perekrutan pemain berkualitas jempolan maupun pemilihan pemain muda potensial (dari akademinya) untuk naik kelas ke tim utama.

Semoga Arsenal lekas bangun!

Tulungagung, 4 Juni 2019
Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun