Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lima Pemain Ini Pergi dari Arsenal dan Raih Gelar Juara

4 Juni 2019   09:12 Diperbarui: 4 Juni 2019   09:18 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramsey susul Szcsezny ke Juventus musim 2019/20. (Berita.baca.co.id)

Ada apa dengan Arsenal?
Pertanyaan ini muncul ketika musim ini, The Gunners kembali kesulitan untuk berprestasi pasca pergantian manajer (pelatih). Tidak ada lagi nama Arsene Wenger di line-up Arsenal ketika tim asal London Utara ini bertanding. Musim 2018/19 adalah babak baru bagi Arsenal untuk menjalani setiap pertandingan bersama manajer barunya, Unai Emery.

Proses! Itulah kata praktis yang dapat menjawab segala pertanyaan yang dilayangkan pada Tim Meriam London tersebut ketika gagal finish 4 besar di Premier League dan menjadi juara di Liga Europa. Apakah benar jika ini terjadi karena Arsenal murni butuh proses bersama pelatih barunya? Atau jangan-jangan Arsenal sedang dinaungi ketidakberuntungan seperti di musim-musim sebelumnya, khususnya untuk meraih gelar bergengsi.

Memang dalam 5 musim terakhir, Arsenal tak lagi paceklik gelar. Hal ini dapat dibuktikan dengan raihan gelar juara di Piala FA dan memenangkan Community Shield. Terkhusus pada Piala FA, gelar ini memang bukanlah hal yang dapat dipandang sebelah mata. Konon, riwayatnya kompetisi ini merupakan kompetisi sepakbola tertua di dunia dan Arsenal adalah tim yang memiliki koleksi juara yang banyak di sini. Namun, sebagai tim besar, mereka seharusnya tidak hanya berbicara soal trofi FA dan apalagi Piala Liga. Mereka harus berani mencanangkan target untuk juara Liga Inggris (Premier League) dan Eropa.

Namun, hal ini terasa sulit untuk direalisasikan oleh Arsenal pasca final Liga Champions 2006. Praktis, Arsenal hanya berkutat di posisi 4 besar dan menghiasi 16 besar Liga Champions yang pada akhirnya menjadi capaian terbaik Arsenal, karena, mereka kini justru terlempar dari 4 besar---di Premier League. Sehingga habitat Arsenal yang awalnya berada di Liga Champions menjadi berubah.

Bahkan, musim depan adalah musim ketiga secara beruntun bagi tim asal London Utara untuk berkompetisi di Liga Europa pasca menempati posisi 5 di Premier League dan gagal juara Liga Europa musim 2018/19. Terkhusus untuk musim ini, Arsenal berada di kompetisi level kedua sebenua Eropa ini dengan hanya mampu dituntaskan sebagai finalis---lebih baik dibandingkan musim lalu yang hanya menjadi semifinalis. Memang ini dapat disebut perbaikan, namun tetap menjadi kekecewaan bagi para pendukung Arsenal karena gagal menjadi juara saat menghadapi rival sekota, Chelsea.

Semakin ironis lagi, ketika di klub tersebut terdapat mantan pemain Arsenal yang baru saja pindah Januari tahun lalu. Betul sekali jika Anda menggumamkan nama Olivier Giroud. Pemain asal Prancis ini rupanya hanya butuh 1,5 musim untuk dapat meraih trofi Eropa dan itu dilakukan justru bersama klub barunya. Hal ini bagus bagi Giroud namun menjadi kurang bagus bagi mantan klubnya, Arsenal yang telah membesarkan namanya di tanah Inggris dan tentunya di Eropa.

Lalu, apakah hanya Olivier Giroud yang mengalami fenomena menarik ini?

Tentu saja, masih ada banyak pemain Arsenal yang justru berhasil berprestasi kala hijrah dari Emirates Stadium. Namun, di antara pemain-pemain yang 'menyeberang' tersebut, di artikel ini hanya akan menyantumkan 5 pemain saja.

Henry dan Messi rayakan gelar Liga Champions. (Peringkatligainggris.com)
Henry dan Messi rayakan gelar Liga Champions. (Peringkatligainggris.com)
Pertama, seorang legenda yang sangat dielu-elukan namanya tatkala masih menjadi pemain Arsenal maupun ketika hijrah ke klub besar lainnya. Yaitu, Thierry Henry. Mantan penyerang Arsenal ini rupanya memilih hijrah ke Barcelona pasca kegagalannya membawa Arsenal menjadi jawara di Liga Champions tahun 2006. Uniknya tidak butuh waktu lama bagi Henry untuk merasakan gelar juara Liga Champions dan itu dilakukan bersama Barcelona.


Memang di klub barunya itu, Henry tidak sebesar Henry-nya Arsenal. Bukan karena kualitasnya menurun, namun di Barcelona, Henry harus bersaing dengan pemain-pemain hebat lainnya. Salah satunya adalah pemain muda Lionel Messi. Pemain yang pada akhirnya menjadi pemain hebat sekaligus menjadi tumpuan Barcelona sampai saat ini.

Robin van Persie kala lepas jersey. (Bola.kompas.com)
Robin van Persie kala lepas jersey. (Bola.kompas.com)
Nama kedua adalah Robin van Persie. Lagi-lagi, seorang penyerang subur milik Arsenal yang akhirnya memilih pergi dari Emirates Stadium. Hijrahnya RvP juga menjadi drama di dunia persepakbolaan dunia, khususnya bagi pendukung Arsenal, karena pemain asal Belanda itu pergi ketika dirinya sedang menjadi tumpuan besar bagi Arsenal. Ibaratnya, Arsenal ditinggal pergi ketika sangat sayang-sayangnya (pada RvP).


Betul! Van Persie pergi setelah menjadi pemain Arsenal yang paling subur di setiap musimnya, bahkan juga telah menyabet gelar topskor di Premier League. Semakin ironis bagi Arsenal, ketika mereka melihat RvP berhasil merengkuh gelar juara Premier League bersama Manchester United di musim pertamanya berada di Old Trafford. Inilah yang kemudian menjadi alasan kuat bagi si pemain untuk pindah dari Arsenal, yaitu gelar juara.

Szczesny kini jadi kiper utama Juventus. (Merdeka.com)
Szczesny kini jadi kiper utama Juventus. (Merdeka.com)
Nama ketiga adalah Wojciech Szczesny. Penjaga gawang asal Polandia ini awalnya diprediksi bakal menjadi penjaga gawang legendaris untuk Arsenal. Karena, pemain ini sudah berada di tim utama di usianya yang masih muda. Namun, performa Arsenal yang tak begitu bagus, khususnya dalam hal bertahan konon menjadikan nama Szczesny sebagai salah satu penyebab dari kerapuhan pertahanan Arsenal.


Arsenal pun bergerak dalam upaya mencari penjaga gawang yang berkualitas, hingga akhirnya pilihan itu jatuh pada Petr Cech yang memilih tetap berada di London meski tak lagi berbaju biru Chelsea. Sebenarnya tidak hanya Cech yang dinilai telah menggusur Szczesny, namun juga karena Arsenal masih memiliki penjaga gawang lainnya yang dinilai dapat menjadi andalan kedua, yaitu David Ospina.

Szczesny gantikan Buffon. (Football-tribe.com)
Szczesny gantikan Buffon. (Football-tribe.com)
Szczesny tak bisa menolak garis perjalanan karirnya untuk pergi dari Emirates Stadium meski awalnya dia hanya berstatus pemain pinjaman di AS Roma. Namun, karena si pemain mulai betah di Italia, maka, Szczesny memilih untuk benar-benar pergi secara permanen. Uniknya, karir Szczesny semakin membaik pasca ketertarikan Juventus untuk menjadikan Szczesny sebagai pengganti Buffon yang kian menua.

Secara performa, Buffon memang masih dapat tampil prima, namun Juventus sepertinya menginginkan adanya kesegeraan dalam meregenerasi skuad juaranya. Maklum, misi untuk terus menjadi klub terbaik di Serie A adalah prioritas Juventus. Sehingga, pilihan terhadap penjaga gawang baru pun jatuh pada Szczesny, dan hasilnya adalah berbagai gelar domestik di Italia berhasil diraih oleh Szczesny bersama Si Nyonya Besar.

Cesc Fabregas sapa suporter. (Bola.okezone.com)
Cesc Fabregas sapa suporter. (Bola.okezone.com)
Pemain keempat adalah salah satu kapten Arsenal yang lagi-lagi hengkang dari Arsenal setelah Henry, RvP, Thomas Vermaelen, dan terakhir adalah Francesc Fabregas. Pemain asal Spanyol ini awalnya hijrah untuk pulang. Artinya, kepindahannya dari Arsenal adalah untuk pulang kampung ke Barcelona.


Lagi-lagi karena alasan tak kunjung mendapatkan gelar di Arsenal yang membuat Cesc Fabregas memilih pergi setelah berada di Arsenal dalam waktu yang lama, bahkan sampai akhirnya menjadi kapten tim. Namun, karena tak kunjung berprestasi, maka Fabregas mencoba mencari peluang untuk merajut karir yang lebih baik, dan pilihannya pun tidak buruk. Karena, bergabung ke klub yang selalu menggaransi gelar juara di setiap musimnya.

Namun yang menjadi kemirisan bagi pendukung Arsenal adalah ketika melihat Fabregas kembali ke Inggris bukan untuk pulang ke Emirates Stadium, melainkan berbelok ke Stamford Bridge. Pemilik nomor 4 ini pada akhirnya berkostum biru, Chelsea dan berhasil mengikuti jejak RvP, yaitu menyicipi gelar juara Premier League. Sungguh menyedihkan bagi pendukung Arsenal. Karena, lagi-lagi harus melihat mantan pemainnya merayakan gelar juara justru dengan klub rival.

Olivier Giroud dapat jawab kepercayaan tampil di Liga Europa. (Sports.sindonews.com)
Olivier Giroud dapat jawab kepercayaan tampil di Liga Europa. (Sports.sindonews.com)
Nama terakhir tentunya adalah Olivier Giroud. Pemain yang ditumbuhkan namanya oleh Montpellier dan dikembangkan oleh Arsenal itu pada akhirnya benar-benar merasakan gelar juara yang lebih baik dengan berkostum biru. Memang pemain ini tidak merasakan paceklik gelar sepanjang Fabregas dan RvP. Namun, tanpa merasakan gelar Premier League (bersama Arsenal), rasanya Giroud akan tidak pernah tahu rasanya merayakan gelar hebat di level klub.

Apalagi pemain ini pernah menjadi jawara di Ligue 1 sebelum hijrah ke Inggris. Maka, secara pengalaman, pemain ini tentunya sangat haus untuk meraih gelar lagi. Inilah yang kemudian dapat membuat Giroud terus berupaya tampil maksimal untuk Arsenal. 

Bahkan, sebenarnya pemain ini akan tetap berada di Arsenal seandainya Arsenal tidak mendatangkan pemain setenar Aubameyang. Karena dengan kedatangan Aubameyang, Giroud tidak akan memiliki tempat di Arsenal, bahkan untuk tempat kedua pun cukup sulit.

Sehingga, pergi adalah solusi terbaik bagi pemain yang sudah merasakan juara Piala Dunia bersama timnas Prancis tersebut. Namun, drama rupanya kembali muncul di kalangan penikmat sepakbola ketika Giroud tertangkap momen telah berselebrasi pasca mencetak gol ke gawang Arsenal.

Memang, secara tradisi sebagai mantan pemain sebuah klub, mereka biasanya akan absen berselebrasi pasca menjebol mantan klubnya. Namun, bagaimana jika ada sesuatu yang terjadi pada si pemain yang kemudian hal itu membuat si pemain tak mampu mengontrol dirinya untuk tidak berselebrasi?

Ada kemungkinan bahwa selebrasi Giroud terjadi karena dirinya sedang berada di bawah tekanan. Sebagai pemain yang tak seratus persen menjadi pemain utama, tentunya akan begitu emosional ketika berhasil membuktikan diri bahwa dirinya layak untuk berada di starting line-up. Inilah yang mungkin terjadi pada Giroud. Giroud jelas bukan Cristiano Ronaldo yang selalu yakin dapat membantu timnya meraih kemenangan. Sehingga bukan hal yang sulit bagi si pemain hebat tersebut untuk tetap menjaga emosionalnya.

Sedangkan bagi Giroud, ini akan cukup sulit. Karena, di Chelsea tidak hanya ada Giroud yang diandalkan untuk menjebol gawang lawan, namun juga Pedro, Willian, bahkan pemain kunci yang sangat vital perannya di musim ini, Eden Hazard. Sehingga, faktor tekanan ataupun dapat disebut sebagai keraguan pada kualitas seorang Giroud disinyalir menjadi beban yang ada di pikiran si pemain. Sehingga ketika dirinya berhasil mencetak gol, maka luapan kegembiraan itupun muncul.

Selebrasi itu diprediksi bukanlah untuk membuktikan diri Giroud pada Arsenal---pasca dilepas Arsenal. Namun, lebih pada upaya untuk menunjukkan kelayakannya pada Chelsea agar dia dapat dipertahankan di klub tersebut. Karena, jika dirinya gagal bertahan di Chelsea maka karirnya di Inggris akan kembali terombang-ambing dan bukanlah hal yang bagus bagi Giroud jika dirinya harus kembali ke Prancis. Karena di sana sudah cukup sulit menemukan klub yang mampu juara selain PSG. Sehingga, pilihan untuk tetap berada di Chelsea adalah hal yang lebih baik bagi Giroud.

Hal ini yang seharusnya dapat dipikirkan oleh pendukung Arsenal---maupun pendukung klub lain jika mendapati mantan pemain klub kesayangannya berselebrasi pasca membobol gawang mantan klubnya---terlepas dari respek mereka terhadap si pemain pasca pindah. Karena di luar perjuangan fans untuk mendukung klub kesayangannya, yang menanggung beban besar di dalam persepakbolaan tetaplah para pemain di atas lapangan. Karena mereka menjadikan sepakbola adalah sebagai profesi. Artinya, jika tidak bermain bagus dan bertahan di klub tersebut maka akan menjadi tekanan yang sangat besar---terhadap karirnya. Tentunya hal ini berbeda dengan posisi fans yang bisa saja berganti klub dukungan ketika klub yang didukung tak kunjung juara---atau bisa mendukung lebih dari satu klub. Sehingga, ketika satu klub dukungannya tak juara, maka pikirannya bisa segera teralihkan ke klub dukungan lainnya, dan ini sudah lumrah di kalangan penikmat sepakbola.

Apa yang terjadi pada fans seperti itu (kecuali fans garis keras yang terlewat fanatik) tentunya berbeda dengan yang dialami pesepakbola. Karena garis hidup mereka sama seperti pekerja profesional lainnya yang sewaktu-waktu dapat tertekan pada target kerja yang sedemikian rupa agar tetap berada di bidang tersebut. Karena jika gagal memenuhi target, maka mereka akan ter-PHK (pindah) dan bisa jadi akan tak kunjung mendapatkan labuhan baru yang lebih baik (atau setara dengan tempat pertama). Inilah yang membuat pikiran pemain-pemain sepakbola terkadang tidak bisa seratus persen tenang saat di atas lapangan. Karena, mereka juga manusia yang memiliki pikiran yang kompleks---khususnya untuk memikirkan karirnya sendiri.

Giroud angkat trofi Liga Europa 2019. (Twitter.com/@_OlivierGiroud_)
Giroud angkat trofi Liga Europa 2019. (Twitter.com/@_OlivierGiroud_)
Jadi, apakah Olivier Giroud seperti kacang lupa kulitnya?
Lalu, apakah akan ada pemain Arsenal lainnya yang akan (lebih) sukses ketika hijrah ke klub lain?

Jika merujuk pada pemain Arsenal yang sudah resmi hengkang di musim panas ini, maka Aaron Ramsey diprediksi akan mengikuti jejak kelima pemain di atas untuk dapat meraih gelar prestius bersama klub barunya (Juventus). Walau demikian, fenomena unik ini seharusnya tak menjadikan Arsenal kian tenggelam---dan meratapi kepergian para pemainnya. Justru sebaliknya, klub ini harus dapat terus berupaya maju dengan upaya yang positif dalam perekrutan pemain berkualitas jempolan maupun pemilihan pemain muda potensial (dari akademinya) untuk naik kelas ke tim utama.

Semoga Arsenal lekas bangun!

Tulungagung, 4 Juni 2019
Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun