Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cerpen | Aku Pulang, Mama!

1 Juni 2019   21:17 Diperbarui: 1 Juni 2019   21:30 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kepulangan anak pada ibunya. (Artstation.com)

"Nyawamu!"


Mendadak terdengar desing peluru, dan "Blaaarrr!!!" hujaman meriam pun menyusul. Seketika, tempat itu penuh dengan rentetan tembakan. Sungguh mengejutkan, dan semakin mengejutkan bagiku, karena aku tak mampu berbuat apa-apa. Tubuhku seperti tak mampu untuk kugerakkan, sedikitpun!

"Dasar penipu! Habisi mereka semua!"

Aku memang sudah tak mampu berbuat apa-apa. Namun, kedua mataku masih mampu melihat apa yang terjadi. Pertempuran itu benar-benar terjadi dan aku sempat melihat sekelebat sosok Abdullah. Benar, itu Abdullah!

Dia sangat sigap menyerang orang-orang yang biasanya kusebut sebagai penjajah pribumi gandum itu. Tempat ini seketika seperti Colloseum di masa lampau. Ini pertumpahan darah yang di luar harapanku. Aku tidak tahu jika hal ini benar-benar terjadi.

Mataku mulai memburam namun telingaku masih sangat jelas mendengar teriakan dan desingan peluru hingga dentuman meriam yang sukses merobohkan dinding-dinding benteng ini. "Sam! Sadar Sam! Kau harus hidup! Kita akan pulang bersama! Sebentar lagi, Sam! Ayolah, bertahanlah!"

"Sam!"

Aku menggerakkan tanganku. Ya, tanganku ternyata masih bisa kugerakkan. Aku tidak peduli apakah Abdullah melihatku atau tidak. Aku terus meraba-raba sakuku. Entah, mengapa aku sulit untuk membuka kancing saku pada kemeja tempurku. Aku terus berusaha membukanya, namun tak kunjung berhasil. Nafasku pun mulai memberat. Semakin sulit untuk menghirup oksigen yang sepertinya semakin sedikit. Aku nyaris menyerah, hingga akhirnya aku hanya bisa mengetuk-ngetuk dadaku.

Jari telunjukku terus berusaha menunjuk-tunjuk sakuku. Aku sudah tak bisa menghitung berapa gerakanku ini sampai kemudian ada tangan yang menggenggam tanganku dan sepertinya tangan itu tahu apa maksudku. Tangan itu membuka sakuku dan mengambil sesuatu di dalamnya.

Aku ingat apa yang ada di sana.
Selembar surat, yang bertuliskan kisahku selama ada di negeri gandum ini. Namun, aku tak ingin memikirkan kisahku itu. Karena, saat ini bayanganku hanya ada pada dua kalimat terakhir yang kutuliskan sebagai penutup isi surat itu.

"Aku pulang mama! Pulang untuk memelukmu di surga!"

Tulungagung, 1 Juni 2019
Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun