Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Inilah yang Bagus Dilakukan Ketika Emosi Muncul Kala Ramadan

26 Mei 2019   20:41 Diperbarui: 26 Mei 2019   20:50 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sini, penulis menyebut satu tindakan yang dapat dijadikan pilihan utama ketika mengalami kenaikan emosi khususnya marah. Yaitu, berolahraga.

Olahraga adalah pilihan yang tepat karena energi dan pikiran Anda akan tersalurkan dalam praktik tersebut. Tidak perlu berolahraga yang terlampau berat jika Anda hidup sendiri (sedang merantau) ataupun tidak memiliki pengalaman banyak dalam berolahraga. Cukup dengan melakukan lari santai, lari di tempat, atau melakukan gerakan-gerakan yang sudah cukup susah untuk Anda lakukan. Seperti push-up, sit-up, atau squat (tanpa jump) juga dapat Anda lakukan. Tentunya, hal ini dapat Anda lakukan jika Anda berani menantang diri Anda sendiri untuk melakukannya.

Ilustrasi lari santai (jogging). (CentraInews.co.id)
Ilustrasi lari santai (jogging). (CentraInews.co.id)
Memang tidak semua orang yang berusia 20-an sampai 30-an tahun dapat melakukan push-up sampai 100 kali. Maka dari itu, lakukan saja olahraga sederhana itu dengan upaya yang nyaris di atas batas Anda. Misalnya, jika Anda paling mampu melakukan push-up atau sit-up sebanyak 10 kali, maka, lakukan push-up sampai 15/20 kali ketika Anda sedang emosi. 

Tentunya, lakukan push-up dengan aturan yang benar. Yaitu dengan menerapkan repetisi dan set. Artinya, Anda harus hitung dan lakukan penjedaan, lalu lanjutkan lagi. Lakukan itu, sampai Anda menempuh batas paling maksimal.

Push-up. (Blog.fitbit.com)
Push-up. (Blog.fitbit.com)
Mengapa hal ini sebaiknya Anda lakukan?
Karena, ketika Anda berada di upaya melebihi batas Anda, maka Anda sudah menandingi apa yang juga dilakukan oleh emosi tersebut. Emosi yang meluap juga melakukan hal yang sama terhadap pikiran kita maupun perasaan kita. Sehingga, ketika Anda merasa akan 'dikalahkan' oleh emosi, maka, 'kalahkan' tubuh Anda, maka emosi itu juga akan kalah. Karena, dalam berolahraga ini, kita tidak hanya menggerakkan badan namun juga mengerahkan pikiran kita untuk dapat melakukan gerakan olahraga tersebut dengan baik. Artinya, berolahraga akan mengalihkan pikiran kita dari permasalahan yang membuat Anda emosi ke arah bagaimana Anda dapat melakukan olahraga dengan baik.

Squat. (Experiencelife.com)
Squat. (Experiencelife.com)
Ada alasan lainnya mengapa berolahraga adalah pilihan yang bagus untuk mengalihkan emosi. Yaitu, keduanya sama-sama membutuhkan energi untuk mewujudkannya menjadi tindakan. Maka, daripada Anda mengeluarkannya untuk membanting barang dan memukul orang lain, akan lebih baik jika Anda gunakan energi tersebut untuk berolahraga.



Keduanya akan sama-sama memacu kinerja jantung lebih banyak dari biasanya namun keduanya memberikan efek yang berbeda. Emosi yang berlebihan dapat menyebabkan tensi naik, sedangkan olahraga yang sesuai dengan kemampuan Anda akan menyebabkan Anda (hanya) lelah dan dapat tidur nyenyak.

Di sinilah kemudian, kita sampai pada manfaat lainnya dari olahraga. Yaitu, Anda akan mendapatkan peluang untuk tidur lebih nyenyak dari biasanya. Karena efek lelah itu akan mendorong otak untuk segera recovery dan biasanya orang yang bangun tidur akan lebih segar serta bisa kembali normal tanpa emosi lagi.

Bagaimana?
Berani berolahraga ketika sedang marah?

Tulungagung, 26 Mei 2019
Deddy Husein S.

Salah satu bacaan tentang emosi (klik tulisan birunya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun