Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Laurent Koscielny, Kapten Arsenal yang Juga Pernah Dibully

22 April 2019   20:03 Diperbarui: 22 April 2019   20:15 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laurent Koscielny. (Arsenal.com)

Mungkin kita lebih familiar dengan kualitas bertahan spartan Koscielny di lini belakang Arsenal dalam kurun waktu 3-5 musim ini. Namun, bagaimana jika kita mundur lebih jauh lagi? Tepatnya di masa-masa muda Koscielny dan saat baru pertama kali berseragam merah Arsenal?

Blunder dan kalah duel seringkali juga dialami oleh Laurent Koscielny saat itu. Termasuk mengontrol emosi. Maklum, bermain di Liga Inggris cukup berat dalam hal mengelola emosi. Keputusan wasit yang kadangkala dianggap kontroversi dan keberadaan pancingan provokasi dari lawan dapat menjadi batu sandungan bagi semua pemain, apalagi bagi pemain bertahan---termasuk Koscielny.

Namun, Koscielny sepertinya tidak mau berlama-lama berada di 'zona gelap' tersebut. Dia ingin tetap berada di skuad utama dan itu artinya harus segera memperbaiki performanya. Hal inilah yang kemudian membuat sang pelatih (Arsene Wenger) selalu mempercayakan posisi bek tengah tetap pada pemain yang direkrut Arsenal di bursa transfer musim panas 2010.

Meski Arsenal memiliki Squillaci, Djohan Djourou, Thomas Vermaelen, Per Mertesacker, Gabriel Paulista hingga kini ada Skhodran Mustafi, Rob Holding, dan Sokratis Papasthopoulos, Koscielny tetap menjadi pilihan utama di lini belakang. Apalagi di musim ini, pasca kembali pulih dari cedera, Unai Emery (pelatih Arsenal saat ini) kembali memercayakan satu slot di bek sentral pada sang kapten.

Kembalinya Laurent Koscielny jelas menjadi kabar baik bagi Arsenal dan para pendukung. Karena, kekuatan lini belakang Arsenal tidak lagi mengkhawatirkan pasca Rob Holding cedera dan Mustafi tidak kunjung kembali pada performa terbaiknya. Maka, tidak mengherankan jika si pemilik nomor 6 ini begitu disanjung ketika rekan sesama beknya terkadang mendapat kritikan tajam dari suporter, pengamat, maupun fans netral.

Namun, bagaimana Koscielny yang dulu?
Seperti yang sudah sempat diungkap di awal, bahwa performa Koscielny juga tidak begitu baik di awal musim bersama The Gunners. Pelanggaran dan permainannya yang terlewat lugas, kadangkala menjadi blunder bagi pertahanan Arsenal yang harus menghadapi banyak ujian melalui situasi tendangan bebas ketika Koscielny sering membuat pelanggaran. Situasi adaptasi yang sebenarnya cukup normal. Karena, beberapa bek yang baru datang di Premier League biasanya juga mengalami hal serupa.

Faktor semangat yang tinggi dan masih muda serta belum mengetahui bagaimana 'pola kerja' wasit di Inggris, maka, masa adaptasi Koscielny sedikit dapat dikatakan rumit. Terkadang, fans mengelu-elukan namanya, namun ada pula masanya dia mendapatkan kritikan pedas. Salah satunya adalah gol bunuh diri. Sebagai bek tengah yang harus mengawal jantung pertahanan tim, memang cukup sulit juga untuk menghindari situasi ini. Reflek untuk menghalau bola, justru terkadang dapat mengarah ke gawang tim sendiri.

Dari beberapa kejadian nahas itu, Koscielny tentu tidak bisa melupakan begitu saja momen dirinya membobol gawang sendiri saat menghadapi Blackburn Rovers pada musim 2011. Pada momen itulah, terlihat sekali mental Koscielny jatuh. Namun, Arsene Wenger memiliki penilaian yang berbeda daripada fans terhadap apa yang menimpa Koscielny saat itu. Yaitu, kesempatan.

Koscielny perlu mendapatkan kesempatan. Kesempatan untuk menebus kesalahan-kesalahan manusiawinya sebagai pemain bertahan untuk dapat bermain baik dan tangguh. Selain itu, situasi Arsenal yang belum mampu jor-joran belanja pemain juga membuat kesempatan Koscielny untuk mengembangkan kemampuan bertahannya semakin terbuka dan itulah yang kini dapat kita lihat. Bahwa Koscielny menjelma menjadi bek tangguh, cepat, dan mampu memimpin barisan pertahanan timnya.

Sebuah paket yang nyaris komplit tanpa melihat keistimewaan lain yang ada pada pemain yang gagal ikut tampil di Piala Dunia 2018 kemarin. Yaitu, mahir mencetak gol. Sebenarnya bukan hal yang langka melihat pemain bertahan mampu mencetak gol, apalagi dalam situasi bola mati (tendangan bebas dan tendangan pojok). Koscielny bahkan sudah mampu mencetak lebih dari 20 gol untuk Arsenal sampai saat ini (dalam 9 musim).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun