Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Laurent Koscielny, Kapten Arsenal yang Juga Pernah Dibully

22 April 2019   20:03 Diperbarui: 22 April 2019   20:15 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laurent Koscielny. (Arsenal.com)

Inilah yang membuat Arsenal tetap percaya kepada kapasitas Koscielny termasuk mengharapkan permainan dan kepemimpinannya masih tetap maksimal sampai masa akhir karirnya---mungkin pensiun di Arsenal.

Dalam hitungan karirnya di Arsenal yang nyaris akan menyentuh satu dekade bersama satu klub dan sampai saat ini (musim 2018/19) masih menjadi langganan starting line-up, tentunya bukan suatu hal yang berlebihan jika menyebut Laurent Koscielny sebagai salah satu pemain legenda milik Tim Meriam London.

Perjalanan inilah yang sebenarnya harus diterapkan juga oleh pemain lainnya. Khususnya di Arsenal. Bahwa, menjadi pemain idola tidak serta-merta selalu berada di top performance. Terkadang situasi yang buruk juga dapat mengajarkan pada si pemain untuk mampu bangkit dan menunjukkan kemampuannya dapat lebih baik dari sebelumnya.

Hal ini juga berlaku bagi sesama pemain bek di Arsenal. Seperti Skhodran Mustafi, Hector Bellerin, sampai Sead Kolasinac pun harus bisa menjadikan kritikan untuk menjadi pacuan semangat menuju pengembangan permainan yang maksimal. Bellerin yang awalnya sangat bagus dan kemudian sempat turun performanya di dua musim terakhir, kini mulai kembali naik (performanya) meski nahasnya harus mengalami cedera panjang.

Begitu pula dengan Kolasinac. Pemain yang berperawakan besar seperti Hulk---pesepakbola asal Brazil---itu juga tidak jarang mendapatkan kritikan. Salah satunya adalah kekurangcakapan dalam mengawal pertahanan. Namun, sisi terbaiknya adalah mampu membantu serangan tim. Artinya, Kolasinac berada di performa yang 50-50. Antara bagus di menyerang, namun kurang bagus saat bertahan. Melihat situasi seperti inilah, maka perlu adanya back-up dari pemain lainnya, termasuk pengamatan jeli dari pelatih untuk membuat taktik yang tidak begitu mengeksploitasi kekurangan Kolasinac.

Satu pemain lainnya yang sedang hangat dibicarakan saat ini adalah Skhodran Mustafi. Bek asal Jerman ini dinilai kembali tampil buruk setelah sempat tampil baik bersama Rob Holding di awal musim (2018/19). Namun, ketika diduetkan dengan Sokratis maupun Koscielny, terlihat bahwa performanya kurang 'menggigit'.

Kalah duel 1-on-1, dan kalah adu sprint, seperti di laga melawan Crystal Palace (21/4), membuat publik Arsenal kecewa dan mengkritik performa Mustafi yang buruk. Dua gol dari tiga gol yang diciptakan Palace berawal dari ketidakcakapan Mustafi dalam mengantisipasi laju bola dan juga berduel dengan pemain lawan.

Situasi ini sebenarnya bukanlah hal yang asing, jika kita mengamati pertandingan lainnya yang menempatkan Mustafi sebagai pemain bertahan tim Merah London Utara itu. Inilah yang kemudian membuat dilematis. Apakah ini hanya bagian dari fase buruk pemain, atau memang seperti itulah kelemahan Mustafi. 

Jika pernyataan kedua sebagai penggambaran yang tepat pada Mustafi, maka, sudah seharusnya Emery berpikir matang untuk mulai menyisihkan Mustafi. Atau, jika ingin memberikan kesempatan bermain pada salah satu bagian dari skuad juara timnas Jerman di Piala Dunia 2014 itu, maka, bukan menjadikan Mustafi sebagai bek tengah. Melainkan menjadi bek sayap (full back/wing back).

Toh, sebenarnya Mustafi bukanlah pemain bek tengah. Di timnas Jerman dan di salah satu klub Jerman, Mustafi juga menjadi bek sayap. Hanya di Valencia yang menempatkan Mustafi sebagai bek tengah dan mungkin saat itu, Mustafi sedang berada di top level. Sehingga, mampu tampil bagus dan memikat Arsene Wenger kala itu.

Artinya, masa depan Mustafi bersama Arsenal sangat bergantung pada pembelajaran si pemain dan juga analisis dari tim pelatih. Jika dua hal itu berjalan lancar, tidak menutup kemungkinan bahwa Mustafi bisa menjadi 'The Next Koscielny', sebagai pemain yang mampu bangkit dari keterpurukan dan kemudian menjadi pemain andalan timnya; ARSENAL.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun