Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kebiasaan Kerja Ngebut Menjelang Deadline dan Faktor Juara Timnas Indonesia U-22

27 Februari 2019   08:19 Diperbarui: 27 Februari 2019   10:04 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen Perayaan Timnas Indonesia U-22. (Bola.com)

Mentalitasnya pasti beda, dan cara membangun team-work juga pasti beda. Inilah yang kemudian membuat timnas U-22 Indonesia sekacau apapun koordinasinya, masih tetap terlihat lebih baik dibandingkan tim lain. 

Komunikasi antar pemain masih terlihat bagus, dan pemain juga sering terlihat tahu bahwa mereka melakukan kesalahan. Ini yang patut dicermati dari pentingnya melihat level pemain dalam bentuk usia. Memang usia hanya angka, sedangkan kualitas adalah berkah yang terkadang tak terduga. Namun, sepakbola bukan hanya soal bakat, namun pembelajaran terhadap pengetahuan dan pengalaman.

Ibaratnya seperti melihat hasil gambar anak 5 tahun (belum masuk SD) dengan anak berusia 8 tahun (SD) dan memang juga sudah memulai menggambar sejak 5 tahun. Pasti beda, bukan? Mungkin jika dinilai berdasarkan nilai keberkahan, si anak 5 tahun akan lebih baik dibandingkan si anak SD itu. Namun, soal pengetahuan bagaimana menggambar yang benar, maka, si anak SD itu sudah lebih dulu mengetahuinya dan tahu bagaimana mewujudkannya dengan baik.

Inilah yang kemudian ketika dicerminkan ke timnas U-22 Indonesia seperti sangat wajar jika berhasil juara. Bahkan sebenarnya akan cukup memalukan jika tidak berhasil juara. Karena, di sana ada Osvaldo Haay yang dilatih Jajang Nurjaman di Persebaya, Marinus Wanewar dan Awan Setho bersama Simon McMenemy di Bhayangkara FC, Todd Ferre di Persipura, apalagi Asnawi yang dilatih Robert Rene Albert di PSM Makassar. Sehingga, sebenarnya bukan hal ajaib ataupun mustahil bagi timnas Indonesia untuk juara.

Di faktor terakhir adalah pemain timnas. Sebenarnya hal ini sudah disinggung bahkan dijabarkan dengan penyebutan pemain-pemain di pembahasan faktor sebelumnya. Namun, di sini akan ditekankan lagi bahwa keberadaan pemain-pemain seperti Marinus, Osvaldo Haay, Todd Ferre, Asnawi, Bagas Adi, bahkan juga Nurhidayat dan apalagi Luthfi Kamal. 

Mereka adalah pemain-pemain yang sudah merasakan bagaimana caranya dapat diandalkan oleh pelatih mereka di level klub profesional. Di mana mereka juga sudah berada di tengah-tengah pemain senior dan penuh pengalaman. Di sanalah mereka memahami seluk-beluk upaya untuk memenangkan pertandingan, dan inilah yang ditekankan pada atmosfer di turnamen ini bagi para pemain timnas Indonesia.

Di turnamen ini, praktis tujuan semua timnas memang juara. Tapi, what's next?

Ini yang perlu diperhatikan. Bahkan, bagi yang tidak juara atau tersingkir sejak di fase grup akan beralibi bahwa ini hanya turnamen pemanasan. Sehingga, bukan hal yang wajib bagi semua untuk 100% mengeluarkan yang terbaik. Maka, yang patut dicermati di sini adalah 'what's next' kepada tim yang berpartisipasi di sini. Khususnya ke timnas Indonesia. 

Memang, timnas di turnamen ini juga tidak full team ataupun berkomposisi ideal. Namun, timnas lainnya juga demikian. Bahkan lebih 'diperparah' dengan bukti bahwa anak-anak 18-19 tahun masih bisa merepotkan pemain-pemain berusia 20-21 tahun.

Maka, kalau melihat Wanewar tidak terprovokasi di setiap laga di turnamen ini juga wajar. Mungkin dia berpikir bahwa dia sedang bertanding melawan adik-adik tingkatnya. Jadi buat apa emosian, bukan?

Nah, di faktor terakhir ini sebenarnya yang melengkapi 'kesempurnaan' timnas dan mengantarkan mereka untuk juara. Mereka harus kembali bekerja, berlatih bersama, membangun tim yang solid, sebelum mereka menghadapi turnamen yang sebenarnya. Misi selanjutnya adalah mempersiapkan kembali tim dan pastinya mengumpulkan pemain-pemain yang ideal. Bongkar-pasang bukanlah hal yang mustahil dan haram untuk dilakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun