Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesuksesan Tak Pernah Berangkat dari Kesenangan

19 Desember 2018   18:26 Diperbarui: 19 Desember 2018   18:45 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi depresi. (Alinea.id/Andry Waseso)

Termasuk dengan pemanfaatan media informasi, yang biasanya harus mengaksesnya dengan membeli majalah atau koran yang terbit dan diedarkan oleh news-deliver atau yang biasanya dipanggil tukang koran.

Kini, para pembaca berita harian terbaru, tak perlu repot-repot menunggu penjual koran lewat di depan rumah pagi-pagi dan harus mengeluarkan 5000-8000 rupiah untuk satu atau dua jenis koran/majalah. Kita hanya cukup dengan membuka smartphone kita, menyalakan data dan membuka aplikasi penyedia berita terbaru. Lebih banyak, beragam, dan bisa kapan saja membacanya.

Lalu bagaimana dengan negatifnya?
Secara sosial, kehadiran smartphone memusnahkan telepon umum, wartel, memangkas jumlah penjual koran/majalah, hingga menipiskan peluang fotografer dan studio pemotretan untuk dapat tetap eksis. Bagi studio pemotretan, memang masih ada sampai saat ini. Namun, biasanya studio tersebut adalah studio yang memiliki level cukup tinggi dan biasanya hanya akan menerima sesi pemotretan dari agensi permodelan, prewedding, dan perayaan wisuda.

Tidak lagi banyak keluarga yang mengunjungi studio tersebut untuk foto bersama. Apalagi seorang ibu/bapak yang mengantarkan anaknya untuk hanya sekadar melakukan pemotretan untuk pas foto sekolah. Mungkin sudah tidak ada. Karena, dengan keberadaan smartphone yang tak hanya menyediakan layanan komunikasi dan informasi, juga dapat menyediakan fitur hiburan, termasuk fotografi.

Keberadaan kamera yang tersemat di smartphone yang dewasa ini semakin meningkat kapasitas megapikselnya---kualitas kamera, membuat para pengguna dapat dipastikan mampu melakukan pemotretan yang bahkan menyerupai hasil pemotretan dari seorang fotografer profesional.
Banyak jenis pekerjaan yang mulai tersisihkan karena keberadaan smartphone, kurang lebih seperti yang sudah disebutkan tersebut.

Lalu, adakah yang lebih negatif lagi?

Ada.

Yaitu, pengaruh keberadaan smartphone yang membuat para individu mulai 'menyingkir' dari kerumunan sosial.

Smartphone menyebabkan banyak individu menjadi antisosial?

Bisa dikatakan demikian, namun bukan berarti sebelum ada smartphone, di lingkungan sekitar kita tidak ada orang yang antisosial. Pasti ada, namun tidak akan semudah saat ini untuk ditemukan atau bahkan semakin mudah bagi kita untuk men-cap orang di sekitar kita dengan sebutan itu ketika kita mengetahui orang tersebut jarang keluar dari rumah apalagi kamarnya---di rumahnya.

Jikalau itu adalah menyangkut kehidupan anak kost dan juga merupakan mahasiswa, mungkin masih wajar jika orang tersebut lebih banyak menghabiskan waktunya di kost-nya. Mungkin, karena harus mengerjakan tugas kuliahnya atau mungkin juga karena sehabis kuliah dan juga berkegiatan di kampus, tentu perlu waktu untuk beristirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun