Mohon tunggu...
Senja Nila
Senja Nila Mohon Tunggu... -

aku berwarna, dan kaupun begitu..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Narsisme

8 Oktober 2010   06:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:37 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

adikku menatap sinis padaku saat aku menulis puisi ini...wuahaha..

"aneh sekali..",katanya

Senja itu Nila

Burung-burung liar membumbung rendah,

Dan kata seorang pujangga, “matahari beranjak ke peraduannya..”

Langit merubah rona mukanya, dari sini dia seakan bercinta dengan matahari

Dari sana, dia seakan berpeluk dengan rembulan

Kala itu ada langit, ada awan, dan ada horizon berwarna-warni

Kala itu manusia tetap bergegas memikul-mikul berat tubuhnya..

Senja itu mengakui malam yang mulai datang

Menyambutnya dengan karpet merah, warna sisa matahari..

Membawa awan, membawa bintang, membawa rembulan, ..

Senja itu membuka lembar-lembar baru..lukisan hitam dan hiasan-hiasan terang..

Aku tak tahu warna senja itu..

Sungguh aku tak buta warna..

Yang aku tahu :

“senja itu nila

Setahu aku akan menulis namaku..

Setahu aku akan puitisme ayahku..

Setahu aku akan kuasaNya, dari sudut kecil ruang luang ini..

Senja itu nila..

..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun