Mohon tunggu...
Debrian R. Saragih
Debrian R. Saragih Mohon Tunggu... Konsultan - I write code // IT enthusiast // Web Developer.

Hidup manusia bagaikan bunga bakung yang saat ini ada namun besok tiada. Yang sekarang ada dahulu sudah ada.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Siapakah yang Akan Mengisi?

2 Januari 2014   23:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:13 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari yang cerah di hari jumat, seminggu waktu yang cukup untuk "berlibur" di rumah. Sekarang tinggal beberapa hari lagi gue bakal balik ke tempat kerja di Batam. Wew, kebanyakan orang pasti mengisi liburan dengan jalan-jalan ke tempat eksotis yang belum pernah dikunjungi. Buat gue, jalan-jalan gak mesti di kala liburan aja. Di tengah padatnya kerjaan, gue malah sering tuh berlibur sendiri ke tempat-tempat eksotis, dan itu merupakan liburan yang sangat berharga buat gue ketimbang jalan-jalan diwaktu liburan. Mengambil kesempatan berlibur ditengah padatnya pekerjaan memang lebih efektif dan tak ternilai harganya ketimbang berlibur ditengah waktu liburan. Hehe, emang agak aneh sih, tapi disitulah kita bisa belajar betapa berharganya waktu.

Gue juga kadang bingung ngeliat orang-orang alias temen-temen gue sendiri. Waktu liburan lebih banyak dimanfaatkan untuk menghabiskan waktu dengan teman, diri sendiri, dll. Ada yang bilang this is "ME TIME". So selfish banget buat gue. Gak sadar apa kalau mereka masih ada keluarga yang sebaiknya dikunjungi, atau mungkin kerabat dekat yang selama ini belum sempat dikunjungi. Buat orang tua, kehadiran kita lebih berharga ketimbang apa yang kita bawa. Itu gue rasain banget, ya walaupun gue belum pernah ngerasain jadi orang tua, someday pasti, tapi dari gaya dan sikap orang tua kalau gue pulang itu nampak jelas. Respon pertama waktu gue pulang kerumah sabtu kemaren, "Kok kamu kurusan yan?" "Gimana kerjaan disana? lancar?" dan beribu pertanyaan lainnya. Itu yang membuat gue selalu bersyukur bisa pulang ke rumah, bukan karena waktu liburan bisa jalan-jalan ke tempat2 eksotis, tapi rumah aja udah cukup, tempat untuk bisa introspeksi diri, menerima nasihat orang tua dan menenangkan diri dari jahatnya kehidupan dunia. ceilee.. :D

Oiya, ngomongin tentang mengisi liburan, pagi ini ada inspirasi yang tiba-tiba nemplok di pikiran gue..tepatnya ketika gue nonton acara masak di DAI TV (Sorry nyebut merek, hhe), kata-kata si pembawa acara itu singkat banget, gak sampe 10 detik, lalu dilanjutkan masak-masaknya. Tapi buat gue, kata-kata itu dalem banget maknanya. hehe, maklum lah ya, jiwa filsafat gue kadang ga bisa ditebak, bisa muncul kapan aja ketika ada sesuatu yang dalem maknanya..hhe

Pertanyaannya simpel, "Apa yang membuat hati kita merasa kosong, dan apa yang membuat hati kita merasa penuh?"

Si pembawa acara lantas melanjutkan, "Mungkin beberapa di antara Anda ada yang mengisi kekosongan hati dengan pacar anda, dengan pasangan anda, dengan teman, dengan harta benda dan hal-hal lainnya.. tapi sadarkah sodara, bahwa pada akhirnya yang dapat mengisi kekosongan hati kita ini hanyalah Tuhan, hanya DIA yang bisa membuat hati kita merasa penuh dan dapat mengisi ruang hati kita yang kosong".. JENG JENG. Gue yang lagi makan biskuit, langsung melongo dengernya.. eh, trus si pembawa acara ngomong lagi "Mari kita lanjutkan potong-potong kuenya.." Gubrakk. Trus gue lanjutin deh ngunyah biskuitnya..lol

Dari cerita di atas, gue cuma mau bilang.. Gue bakal nonton acara masak-masak ini lagi! haha, enggak deng, serius ini, yang mau gue sampein yaitu.. selama kita hidup memang ada kalanya kita merasa down, penat, berbeban berat dan gak tau harus ngapain. Siapa pegangan kita ketika saat-saat itu datang menghampiri kita? apakah teman jadi tumpuan kita? pacar? atau kita lari dari masalah dengan kegiatan-kegiatan yang keliatannya memulihkan jiwa kita, padahal kembalinya dari kegiatan itu kita tetep gak mampu menghadapi masalah itu?

Mengisi hati kita dan menjadikan Tuhan pegangan hidup kita, akan membuat kita semakin dewasa melihat segala sesuatu. Ketika kita berdoa dan meminta bimbingan Tuhan, ingatlah bahwa satu-satunya kuasa doa yang luar biasa yaitu doa berkuasa mengubah. Dan kuasa doa yang paling nyata seusai kita berdoa adalah, KITA yang berubah (Grace Suryani & Steven Halim, 2013). Tuhan selalu mulai dari diri kita sendiri. Bukan supaya masalah itu berubah menjadi ringan, tapi bagaimana kita melihat masalah itu dari sudut pandang Tuhan dan memampukan kita menghadapinya. :D

Oke guys, semoga liburan ini membawa banyak dampat buat kehidupan kita, bukan sekedar pelampiasan kepenatan karena pekerjaan kita, tapi juga waktu dimana kita kembali menjadi diri sendiri seutuhnya, yang selalu haus akan bimbingan Tuhan. Amin.

Artikel pribadi @curahanlogika.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun