Mohon tunggu...
Debora Yohana Siahaan
Debora Yohana Siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hi! I'm currently studying Veterinary Medicine at Airlangga University. I love animals :D

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potong Ekor Anjing Demi Estetika, Apakah Kejam?

22 Juni 2022   23:58 Diperbarui: 23 Juni 2022   00:01 4790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anjing terlahir dengan ekor, jelas organ tersebut memiliki fungsi penting bagi mereka, lantas kenapa manusia ingin memotongnya? Ada beberapa orang di luar sana yang percaya bahwa jenis dan ras anjing tertentu harus diubah bahkan dihilangkan ekornnya melalui proses bedah bernama tail docking. Anjing ras seperti Doberman, Schnauzer, Boxers, dan masih banyak lagi adalah anjing-anjing yang kerap dipotong ekornya untuk membuat mereka terlihat lebih garang. 

Tail docking mulai dilakukan sejak zaman kuno orang Romawi, mereka percaya bahwa mengamputasi ekor anjing dapat mencegah anjing tertular rabies. Tradisi pemotongan ekor anjing disarankan pada anjing pekerja yang ekornya panjang dan rentan terhadap cedera. Tidak hanya anjing pekerja, namun pada aktivitas ilegal seperti dog fighting ring dimana anjing dipaksa untuk berkelahi dengan anjing lain, pemilik anjing akan melakukan proses tail docking untuk meminimalisir adanya cedera karena ekor adalah salah satu bagian dari anjing yang mudah untuk digigit dan dirobek oleh anjing lainnya. Namun, budaya dog fighting ring mulai perlahan menghilang seiring berjalannya waktu sehingga tail docking yang kita semua kenal saat ini dilakukan hanya untuk estetika.

Prosedur tail docking biasanya dilakukan dengan gunting bedah saat anjing masih berumur 5 hari dimana ekor nya masih "lunak". Proses tail docking dilakukan oleh dokter hewan atau breeder tanpa anestesi, yang jelas akan menyakiti anjing. Beberapa orang melakukan proses ini dengan alasan anak anjing tidak akan mengingat kesakitannya. 

Tail docking juga dapat menyebabkan neuroma atau tumor saraf. Hal itu dapat menyebabkan rasa sakit kepada anjing ketika ekornya disentuh. Ekor pada anjing juga menjadi salah satu cara untuk berkomunikasi seperti menunjukkan kesenangan atau kemarahan, jika dipotong maka komunikasi anjing kepada anjing lain maupun manusia akan terganggu. 

Pertanyaan yang penting bukanlah "Seberapa berbahaya prosedurnya?", melainkan "Apakah ada alasan yang cukup baik untuk melakukannya?". Melakukan proses bedah demi estetika menyiratkan bahwa prosedur tersebut tidak diindikasikan secara medis. Satu-satunya manfaat dari prosedur itu hanya akan diperoleh oleh si pemilik akan penampilan anjingnya.

Jika anda berpikir untuk melakukan pemotongan ekor pada anak anjing, tanyakan hal ini pada diri anda "Apakah risiko dan rasa sakit yang dialami anjing saya akan sepadan dengan kesenangan saya?".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun