Pernah enggak sih, kalian merasa selalu ketinggalan dengan produk makeup masa kini? Beli satu, esoknya hadir yang baru. Membeli yang baru lagi, tiba-tiba datang produk terkini. Hal ini pasti cukup menyulitkan untuk beauty enthusiast yang budgetnya terbatas, kan? Belum lagi kalau kamu memiliki rasa fear of missing out (FOMO) yang besar. Namun ternyata hal tersebut merupakan sebuah strategi pemasaran dalam industri kecantikan yang bisa kita ketahui lebih dalam, lho!
     Hal ini dikenal dengan nama fast beauty, sebuah strategi pemasaran dalam industri kecantikan yang sejatinya kian dirasakan masyarakat namun belum dikenal dengan mendalam. Konsepnya mirip dengan fast fashion, dimana industri kecantikan mengeluarkan produk secara terus-menerus dalam waktu yang cepat untuk dipasarkan sesuai tren yang sedang viral. Oleh karena itu, peran media sosial cukup krusial dalam strategi yang satu ini.
     Jika kalian masih sulit menyadari brand mana saja yang melakukan strategi ini, berikut adalah ciri-ciri fast beauty:
- Sering Meluncurkan Produk
- Ciri yang paling mudah dikenali dalam fast beauty yaitu ketika suatu brand terus menerus meluncurkan produk barunya tanpa henti. Selalu ada produk baru yang dipromosikan perusahaan dalam kurun waktu sebulan atau bahkan seminggu sekali untuk menjaga sensasionalisme brand tersebut.
- Selalu Cepat Mengikuti Tren
- Peluncuran produk yang dilakukan dalam strategi ini juga berdasar pada perkembangan tren yang melaju dengan cepat khususnya di sosial media. Perusahaan selalu memantau hal tersebut mulai dari hal yang marak diperbincangkan serta berbagai kejadian di media sosial khususnya dalam bidang keccantikan.
- Memiliki Kemasan Menarik
- Banyak produk yang muncul dengan kemasan yang sangat menarik mulai dari konsep, warna, atau bentuk yang menyesuaikan dengan target pasar industri ini merupakan salah satu ciri dari fast beauty. Tidak jarang kita mendengar bahwa alasan konsumen membeli produk tersebut karena kemasan yang unik atau menggemaskan, apalagi jika selain dinilai dari faktor kecantikan, produk tersebut cocok untuk menjadi kebutuhan visual sosial media.
- Strategi Pemasaran Digital yang Intensif
- Brand yang melakukan fast beauty cenderung menggunakan strategi pemasaran digital secara intensif yang dapat ditayangkan di media sosial melalui banyak pihak. Dalam peluncuran produk terbaru, pihak perusahaan biasanya akan menggapai para influencer mulai dari mikro sampai ke makro untuk mempromosikan produk terbaru mereka dalam kurun waktu bersamaan sehingga berhasil mendapatkan daya tarik konsumen.
     Dari keempat hal yang telah dibahas, apakah kamu sudah dapat mengira perusahaan mana yang melakukan strategi ini?  Selanjutnya fast beauty juga memiliki beberapa dampak negatif yang bisa kamu ketahui sebagai berikut:
- Bertambahnya Limbah Lingkungan
- Bagaimana bisa sebuah makeup menyebabkan pencemaran lingkungan? Hal ini dikarenakan produk fast beauty seringkali menggunakan plastik atau kemasan sekali pakai. Karena siklusnya berjalan dengan sangat cepat maka bisa jadi produk yang belum habis terpakai sudah diabaikan konsumen karena produk baru kembali bermunculan. Hal ini menyebabkan bertambahnya limbah kosmetik dalam lingkungan masyarakat.
- Jaminan Kualitas dan Keamanan Produk yang Rendah
- Akibat seringnya memunculkan produk terbaru, perusahaan dapat kewalahan mempertahankan kualitas dan keamanan formula produk mereka. Belum lagi jika harga yang dikeluarkan murah dengan jumlah produksi yang besar, membuat tak ada jaminan pasti yang bisa diberikan kepada konsumen. Beberapa brand juga tidak transparan terkait bahan dan uji keamanan produk mereka.
- Tingginya Tingkat Konsumerisme
- Dorongan yang diberikan oleh Industri kecantikan dalam hal ini dapat menyebabkan tingkat konsumerisme menjadi berlebihan karena dilakukan secara terus menerus sampai dapat menimbulkan sikap impulsif daripada berfokus memenuhi kebutuhan. Terutama di kalangan yang selalu ingin berada di dalam tren yang tidak dapat mengatur pengeluaran.
- Klaim Berlebih Terhadap Produk
- Perbincangan soal Overclaim sempat marak dalam industri kecantikan karena perusahaan melebih-lebihkan kandungan atau manfaat yang tidak sesuai dengan produk mereka agar banyak diminati dan terus bersaing. Tidak jarang produk-produk ini memiliki marketing yang lebih bombastis ketimbang kualitas aslinya.
     Setelah diamati strategi fast beauty berbanding terbalik dengan strategi pendahulunya yaitu slow beauty yang seringkali dianggap sebagai rumah asal Industri kecantikan, dimana strategi ini hadir sebelum era media sosial dan membuat produk memiliki proses yang cukup panjang dalam perancangan serta pengembangannya sebelum diluncurkan ke dalam pasar. Berbeda dengan fast beauty, strategi ini mengusung keberlanjutan dan kualitas yang cenderung stabil. Kemasannya juga mampu untuk didaur ulang dengan desain minimalis dan produk memiliki bahan serta formula yang teruji jelas dengan manfaat jangka panjang.
     Sebagai konsumen tentu saja kita tidak bisa sembarangan karena rawan terkena kanker (Kantong Kering) jika terus-menerus ingin membeli produk yang terbaru. Oleh karena itu, mengetahui berbagai macam strategi dalam bisnis sangat penting agar kita tidak kecanduan dalam setiap hal tanpa berpikir ulang. Jadi, cukup pilihlah produk yang kamu butuhkan dan jangan terlalu larut dalam tren sampai dompet kosong ya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI