Mohon tunggu...
Deborah   Nainggolan
Deborah Nainggolan Mohon Tunggu... Relawan - HIDUP KITA SETIAP HARI HARUS BERMANFAAT

HIDUP KU SAAT INI KESEMPATAN.......BERBUAT BAIK DAN BERGUNA UNTUK BANYAK ORANG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Bersamamu...

2 Januari 2021   08:30 Diperbarui: 2 Januari 2021   08:35 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kami juga berdiskusi banyak hal, kadang aku juga bertengkar dengan Alm. Dony jika sedang membahas topik atau membahas soal-soal bahan kuliah. Diantara ke 3 teman ku ini, dengan Dony lah aku sering curhat dan membahas kejadian-kejadian disekitar kami. Temanku Ogi sudah sibuk dengan keluarga nya dan anak nya, lalu Ando sedang mempersiapkan pernikahannya, sementara aku masih menikmati kesendirianku sampai saat ini.

  Teringat oleh ku pertemuan ku dengan Alm. Dony 3 bulan sebelum kematiannya, saat ku bertugas ke Semarang, tidak disengaja kami bertemu di sebuah Café di saat ku menikmati secangkir kopi. Dony curhat pada ku, bahwa pacarnya selingkuh berpacaran dengan bos nya dikantor. Ia sedih sekali, terlihat saat bercerita pada ku. Dony ingin pindah kerja, namun tak mudah saat situasi sulit sekarang ini. Dony berusaha untuk bertahan demi pekerjaannya, walau sangat sulit, karena setiap hari pasti akan bertemu dengan mantan pacar nya. 

Ku coba untuk memberikan support semangat agar Dony tetap bertahan dikantor nya, sampai ada perusahaan lain yang mau mengajaknya bergabung. Donny hanya terdiam saat mendengar saran ku untuknya. Terima kasih Yaya, ini aku traktir untuk mu”. “Thanks ya”, jawabku. Sejenak kemudian kami berpisah, karena juga aku harus melanjutkan pekerjaanku, demikian juga dengan Alm. Dony. Ternyata itu adalah pertemuan ku terakhir dengan Alm Dony, hmmm.

Waktu menunjukkan pukul 9 malam, ternyata lama juga aku melamun. ”Tiba-tiba terdengar bunyi dering HP di samping ku. Segera ku angkat dan kulihat, ohh ternyata Tio, mantan pacar ku . “  Ada apa  bang telp, sapa ku dengan sedikit ketus. Jawab Tio : “Yaya, maafkan aku  ya, aku menyesal atas perbuatan ku selama ini, percayalah pada ku …aku hanya bermain-main dengan Jeny, hanya teman saja”.  Aku terdiam dan sambil menangisku katakan demikian: 

“Bang Tio, aku terlanjur kecewa melihat kamu tidak setia pada ku. Aku sudah maafkan abang, tapi untuk kembali melanjutkan hubungan kembali kita berpacaran rasanya tidak mungkin.” Simpanlah semua kenangan kita selama 3 tahun. Biarlah semua itu berlalu dnegan hampa, anggaplah semua itu hanya mimpi kita.“ Aku ingin sendiri! Segera ku matikan ponsel ku. Ku bergegas kembali ke kamar, sementara terengar suara Mama dari dapur.  Yaya kamu belum makan, ayo makan dulu, tadi Papa dan Mama sudah lebih dulu makan, karena Papa ada rapat Zoometing sampai malam dengan kantornya.” “Nanti saja Maaaa, Yaya ngantuk mau tidur”, jawab ku.

Ku rebahkan tubuhku di ranjang tempat tidur, sambil teringat dengan sahabat ku yang telah pergi mendahului ku ke Surga abadi. “Seandainya, Dony masih ada, pasti aku sudah telepone kamu sekarang, untuk curhat semuanya.  Achhhhh aku jadi kangen Dony.“ Tanpa sengaja pandangan mataku tertuju pada lukisan didinding kamar ku. Itu lukisan pemberian Alm. Dony saat hari Ulang tahun ku disaat kami masih kuliah dulu. Seorang gadis kecil sedang berjalan menuju satu titik terang, dimana semakin lama titik itu samar-samar lalu menghilang. Mengingatkan ku pada  TUHAN  Sang Pencipta. Suatu saat nanti aku pun seperti gadis kecil dalam lukisan itu, berjalan terus dan berjalan menuju Terang itu lalu hilang dan terus menuju Terang itu.“ Ntah kapan !

                Ku coba menyalakan TV dengan Youtobe saluran musik. Ku dengarkan lagu-lagu indah sambil mengikuti kata-kata dalam lagu di Youtobe. “Jalan hidup tak selalu tanpa kabut yang pekat, namun Kasih TUHAN nyata pada waktu yang tepat. Mungkin langit tak  terlihat .tertutup awan tebal. Namun hati ku tetap kuat oleh JanjiMu yang kekal. Aku tak sendirian malam ini, terima kasih TUHAN.”  

                                                                                  

30 Desember 2020

D. N.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun