Mohon tunggu...
Desi Handayani Sagala
Desi Handayani Sagala Mohon Tunggu... Editor - Gov Public Relations | Social Causes Enthusiast

Seorang Praktisi Kehumasan Pemerintah yang mencoba menerangkan isu-isu kebijakan yang berkaitan dengan dampak sosial sekitar berdasarkan pengalaman dan pengamatan lewat tulisan dari kaca mata individu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seandainya Aku Ateis

21 Agustus 2019   17:38 Diperbarui: 21 Agustus 2019   17:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lukisanku.id | Pelukis: Heno Airlangga

~Seandainya aku ateis

Ku tak gusar dengan gumammu
Ku tak tersakiti dengan ucapmu
Ku tak peduli dengan terjemahanmu
Ku tak terusik dengan caramu
Ku tak geram dengan songongmu

Seandainya aku ateis

Cukup ku simak
Cukup ku tertawakan
Cukup ku gelengkan kepala
Cukup ku anggap lucu

Menyimak adu kebenaranmu.
Menertawakan konsep "Tuhan" yang dihinakan dan merasa terhina.
Menggelengkan kepala karena ternyata beragama dan mengakui Tuhan di Negeri ini bukan saling menyatukan, tapi menjatuhkan.
Merasa lucu karena masih sama-sama hidup di dunia, tapi saling klaim sudah pasti jadi penghuni surga.

Itu seandainya aku jadi ateis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun