Mohon tunggu...
Dea Romadhoni
Dea Romadhoni Mohon Tunggu... Atlet - perempuan

dea romadhoni mahasisiwa stai al anwar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Kulon (Kuliah Online) Anda?

7 April 2020   06:10 Diperbarui: 7 April 2020   06:19 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kulon singktan untuk kuliah online itu menjadi marak dibicarakan oleh Mahasiswa diseluruh indonesia. Kenapa tidak, kebijakan pemerintah untuk lockdown dan harus menerapkan social  distancing menambah pemasukan para pengusaha dibidang online. Hampir seluruh masyarakat di Indonesia menggunkan fasilits internet untuk mengganti pekerjaan mereka yang hanya bisa dikerjakan dirumah dan harus tetap konsisten  menjalankan pekerjaan dirumah layaknya bekerja seperti hari-hari biasa di kantor.  

Hal ini tdak hanya dialami oleh para pekerja tetapi mahasiwa maupun pelajar juga mengalami hal yang sama. Belajar melalui medsos. Kalau bicara tentang liburan, memang tidak dapat dielakkan lagi bagi pelajar dan Mahasiswa bahwa itu adalah surganya para penuntut ilmu. Tapi bagaimana jika libur mereka dipenuhi dengan tugas-tugas yang menumpuk. Waahh stress nggak yaaa ? apalagi yang jadi mahasiswa, pasti tugasnya malah numpuk segudang widihh ngerii. Lalu bagaimana tanggapan para Mahasiswa tentang kuliah online yang akhir-akhir ini menjadi satu-satunya bahan pengganti tatap muka.

Kalau dipikir-pikir sebenarnya banyak enaknya kuliah sendirian tidak didalam kelas yang pengap. Entah pengap karena bosan atau pengap karena memang tidak ada fasilitas penunjang. Kalau sudah jam-jamnya kulon  dimulai tinggal cari tempat sepi atau rame atau bisa sambil rebahan santui, sambil makan, ngopi atau terserah sesuka kita. Nyatanya masih saja banyak yang sambat dimedsos gara-gara kulon. Katanya ribetlah ginilah banyak banget alasannya. 

Memang benar menurut saya pribadi, apalagi yang tinggalnya jauh dari pusat-pusat keramaian bisa dibilang terpencil. Semakin bagus kalau jauh dari keramaian karena potensi adanya virus corona jelas sidikit. Tapi ini masalah jangkauan signal, padahal kuliah harus ekstra begini dan begitu. Mereka yang sudah siap siaga dengan segala macam cara supaya bisa mendapatkan signal kuat sebelum  jam kuliah dimulai. 

Ironisnya udah ketemu banyak signal pas jam kuliah dimulai malah signalnya hilang dibawa angin. Usut punya usust entah benar atau tidak katanya gara-gara habis hujan jadi signalnya susah ditemukan. Hujan kok disalah salahin padahal hujan kan rahmat membawa berkah.

Setelah beberapa hari tidak bertemu dengan  temen-temen gokil kita dikampus, katanya rindu padahal jika bertemu belum tentu saling sapa. Bukan alasan sebenarnya, tetapi setelah penulis telusuri hal itu juga pengaruh dari pemborosn data yang digunakan. Jadi, basa-basi saja sebenarnya. Padahal hal itu karena banyaknya tugas, chatingan, WAG, serta konten-konten lain yang harus di singgahi mereka. Demi mencari segudang informasi supaya tidak kudet dan mencari referensi-referensi yang biasanya dapat dicari di perpustakaan kampus, sekarang hampir semua harus dicari disitus-situs yang meneyediakan itu.

Pengalaman yang lain jelas dialamai oleh anak muda yang kurang dapat mengatur waktu. Kenapa seperti itu ? bayangkan, jika mereka berada dirumah otomatis mereka akan sungkan dengan orang tua mereka jika haus diam saja duduk-duduk manis atau rebaham santai sambil terus menatap layar.  

Kalau sudah di depan layar HP maupun laptop jelas kita tidak akan fokus pada satu titik, tapi mata dan tangan kita akan merambat kemana-mana, facebook, IG, tweet, youtube atau apa saja yang sedang kita gandrungi. Ujung-ujungnya ketika kita disuruh orang tua kita mengerjakan ini dan itu lalu kita beralasan bahwa masih kuliah dan akan dikerjakan setelah selesai jam kuliah. 

Eeehh malah setelah jam kuliah selesai pekerjaan jadi molor beberapa menitt bahkan jam. Jadilah omelan orang tua menyambar telinga kita.Alih-alih ketika mau melaksanakan ibadah, karean sudah asyik drngan dunia kita jadi ikutan ditunda-tunda.

Belum lagi kalau punya adik HP dirumah baru satu, biasalah anak kuliahan belum banyak-banyak bisa ngumpulin duit sendiri jadi belum bisa beli HP pakai uang pribadi. Parahnya, sudah buat kesepakatan sama saudaranya. Jam segini sampai segini dipakai saudaranya dan seterusnya. Tapi ketika terjadi perubahan jadwal mendadak oleh Dosen atau lagi genting-gentingnya ada masalah dengan perkuliahan.  HP pas bukan jatah kita, dibawa main entah kemana lagi sama adiknya. Pasti jelas memuncak kebingungan dan kejengkelan kita.

Paling susah lagi kalau ada miscomunication antara Dosen dan Mahasiswa. Ketika diterangkan oleh dosen begini dan begitu secara mendetail di grup kuliah dan berusaha benar-benar difahami oleh Mahasiswanya. Ternyata pemahaman kita tidak sama dengan apa yang diharapkan Dosen. Karena malu bertanya terus menerus jadi Mahasiswa bilang faham-faham aja. Tapi ketika digrup bulshit kelas ternyata masih pada kebingungan. Pada akhirnya ketika tugas sudah dateline ternyata revisi semua, salah kaprah. Puh parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun