Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Memahami Krisis Cina-Taiwan, Kenapa Xi Jinping Terobsesi dengan Taiwan?

8 Agustus 2022   08:41 Diperbarui: 8 Agustus 2022   19:02 1790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang tentara Taiwan memegang bendera Taiwan dalam latihan militer pada 19 Januari 2021. Foto: AP PHOTO/Chinag Ying-Ying via Kompas.com

(Gambar dari Reuters via SCMP)
(Gambar dari Reuters via SCMP)

Protes tersebut merupakan awal dari apa yang disebut Sunflower Movement (gerakan bunga matahari), karena merupakan protes terbuka pertama terhadap Cina. Protes tersebut menjadi fajar baru bagi Taiwan. 

Malang bagi Taiwan, Cina tetap berpegang teguh pada permintaan reunifikasi. Pada tahun 2013, Xi Jinping  menjadi presiden. Dia mengungkapkan mimpinya tentang Cina yaitu menghidupkan kembali kejayaan sejarah Cina. 

Xi Jinping ingin taiwan bergantung pada gagasan 'satu negara dua sistem'. Taiwan tidak benar-benar membeli janji-janji Cina dan ingin tetap mempertahankan demokrasi. Terpilihnya Tsai Ing-wen menjadi bukti. 

Ing-wen berkampanye pada gagasan transparansi. Dia dari partai progresif demokratis yang sangat kritis terhadap Cina. Perempuan kelahiran 1956 itu  terpilih menjadi presiden pada tahun 2016 dan terpilih kembali pada tahun 2020 dengan rekor 8,2 juta suara.

Hari ini taiwan adalah pulau yang memiliki pemerintahan, bendera, lagu kebangsaan, dan mata uangnya, dan  lembaganya sendiri. PDB per kapita Taiwan lebih dari 33.000 dollar.

Taiwan merupakan negara adidaya chip. Pabrik chip-nya dunia. Tetapi status hukum Taiwan masih belum jelas, hanya 14 negara yang mengakui Taiwan. Cina melihat Taiwan sebagai provinsi pemberontak, provinsi yang memisahkan diri. 

Xi Jinping mengatakan Taiwan "harus dan akan dipersatukan kembali dengan Cina".

Bisa dibilang seluruh tujuan rezimnya adalah apa yang disebutnya sendiri "peremajaan besar bangsa Cina"  melalui reunifikasi Taiwan. Dan  ingin dilakukan pada tahun 2049 karena saat itulah Republik Rakyat Tiongkok akan merayakan hari jadinya yang ke-100 tahun.

Xi Jinping ingin melakukan apa yang tidak bisa dilakukan Mao, Deng Xiaoping maupun Hu Jintao. Da ingin menjadi pemimpin terbesar Cina. Dan untuk itu, dia harus mengambil paksa Taiwan. 

Di bawah Xi Jinping, Cina telah "memaksa" negara-negara lain untuk menghindari  Taiwan dan tetap pada kebijakan satu cina (one Cina policy) dan mendirikan kedutaan di Cina alih-alih di Taiwan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun