Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Biden Menyatakan Dukungan Militer Kepada Taiwan, Tujuannya Apa?

28 Mei 2022   06:47 Diperbarui: 28 Mei 2022   09:01 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden AS menyatakan dukungan militer kepada Taiwan (Instagram/ @joebiden)

Saya kutip sekali lagi "apakah Anda bersedia terlibat secara militer untuk membela taiwan jika itu terjadi?"

"ya."

Biden sedang membantu siapa sebenarnya, Taiwan atau Cina? 

Taiwan sudah pasti berterima kasih padanya. Bagaimana dengan Cina? 

Para ahli takut bahwa Cina dapat menggunakan pernyataan ini sebagai dalih untuk meningkatkan ketegangan. Cina telah melakukan manuver militer dan berlatih menginvasi Taiwan, Jadi setelah gladi bersih, Cina mungkin hanya menunggu alasan untuk menyerang, dan mungkin Biden baru saja memberikannya lewat pernyataan di Tokyo tersebut. 

Apa sebenarnya tujuan Biden meningkatkan ketegangan dengan pernyataan seperti itu? AS sedang lelah mengamankan dunia. Taiwan tentu saja tidak mau perang, bahkan pemerintahan Biden sendiri tidak mendukungnya. Ini adalah ketiga kalinya Biden berkomitmen untuk campur tangan di Taiwan, dan ketiga kalinya gedung putih mundur. 

Sebuah headline yang berjudul
Sebuah headline yang berjudul "Gedung Putih Menolak Janji Biden untuk Membela Taiwan dalam Putaran Terbaru Sikap AS" (Tangkapan layar/military.com)

Headline berita seperti ini sudah sering muncul. Jadi, kepentingan siapa yang sedang dilayani Joe Biden dengan membuat pernyataan membela Taiwan tersebut? mungkin kepentingannya sendiri baik pribadi maupun politik. 

Sewaktu menjabat senator AS, Biden sendiri ikut voting untuk mendukung Taiwan Relations Act. Jadi, Senator Biden mendukung dukungan AS kepada Taiwan dan sekarang presiden Biden sangat (super duper) membutuhkan sebuah kebijakan luar negeri yang berhasil kali ini. 

Kenapa? Kepergiaan AS dengan tergesa-gesa dari Afghanistan telah dikritik secara global; pemerintahan Biden juga disebut sebagai provokator perang Ukraina; ditambah sebagian besar negara di luar barat memilih untuk tidak memihak AS (dalam hal ini tidak ikut menjadi pihak yang mendukung sanksi AS kepada Rusia). 

Perang di Ukraina menemui jalan buntu, bisa dibilang konflik sudah membeku jadi sulit untuk menempuh diplomasi; kesepakatan Iran belum terjadi; perang dagang dengan Cina belum berakhir; dan kembali ke AS, "ujian tengah semester" sudah dekat tapi partai Biden belum bersiap-siap untuk menang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun