Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dibutuhkan: Kecebong Oposisi!

8 Juli 2019   20:59 Diperbarui: 9 Juli 2019   11:13 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Loh, bukannya kecebong identik dengan pendukung Jokowi, kok oposisi?"

Anda tidak salah membaca judul tulisan ini. Setelah hiruk pikuk kontestasi pilpres 2019, Indonesia membutuhkan oposisi yang kuat. Oposisi yang bisa menjadi lawan tanding, pengawas, dan pengingat bagi pemerintah periode 2019-2024. Bukan oposisi yang cuma pandai memberi kritik.

Sabagaimana para juara membutuhkan lawan tanding, pesaing, arch rival yang kuat, untuk terus memacu diri lebih tangguh dan menjadi juara sejati, oposisi yang kuat juga menjadi sebuah kebutuhan bagi pemerintah.

"Kan pada pemilu 2019 lalu sudah ada Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN yang menjadi lawan koalisi pendukung Jokowi?"

Betul, tapi PAN dan Demokrat pasti merapat ke pihak Jokowi. Analisisnya bisa diperiksa di SINI.

Tinggal Gerindra dan PKS yang tersisa. Tapi mengharapkan oposisi bermutu tinggi dari Gerindra dan PKS seperti mengharap jejak kentut di tengah badai. Jangankan kedengeran suaranya, baunya aja nggak mungkin kecium.

Kita tahu politisi sejenis Fadli Zon tidak pernah membuat issu yang layak untuk dikonsumsi publik. Koreksinya terhadap pemerintahan selalu didasarkan pada benci dan tidak suka, tidak pernah berdasarkan pemikiran yang sehat. Saat ditawarkan rekonsiliasi, belum apa-apa mereka sudah minta jatah menteri-menteri strategis.

PKS pun setali tiga uang. PKS adalah partai yang paling rajin melancarkan fitnah ke kubu Jokowi, bahkan sebelum Gerindra. Didukung mesin jamaah yang fanatik dan solid, PKS adalah pabrik hoax paling produktif dalam sejarah politik Indonesia.

Politik identitas PKS yang sangat kental membuat jamaahnya istiqomah membuat berita bohong dan fitnah. Jamaah PKS sangat hobi menyebarkan issu di media sosial yang merusak persatuan bangsa, menggoyang keutuhan NKRI, atau memporakporandakan tali pengikat Indonesia.

Semuanya dianggap halal karena niatnya ibadah. Kalau pun perilaku itu tidak didukung oleh elitnya, para elit PKS telah membiarkan perilaku jamaahnya itu, bahkan menyuburkannya. Tidak mungkin bisa diharapkan oposisi bermutu dari partai seperti itu.

Karena itulah pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin membutuhkan kecebong oposisi. Kecebong oposisi bagi pemerintah ibarat rem di sebuah mobil balap. Mau bagaimanapun mobil balap didesain agar melaju sekencang mungkin, tetap membutuhkan rem. Kecebong Oposisi adalah pengendali pemerintahan. Pemberi peringatan saat pemerintah abai atau terlalu gegabah mengambil kebijakan.

Terutama yang paling penting, kita menyadari koalisi Jokowi sendiri tersusun atas berbagai kalangan. Tidak semua orang di sekeliling Jokowi orang baik. Ada juga mereka yang berbuat culas dan korup memanfaatkan kedekatannya dengan Jokowi dan posisi di pemerintahan. Ini adalah duri dalam daging bagi duet Jokowi-Ma'ruf Amin 2019-2024. Mereka bukan cuma harus disingkirkan, tapi dicabut dan dibersihkan sampai ke akar-akarnya. Oposisi juga mengingatkan Jokowi terhadap keberadaan mereka.

Keberanian melakukan kritik terhadap pemerintah bagi Kecebong Oposisi juga penting. Tentu bukan sekedar kritik, tetapi peringatan yang bersifat obyektif-konstruktif berbasiskan data. Bahkan jika bisa solutif, dengan menawarkan gagasan dan alternatif solusi yang bisa dipertimbangkan pemerintah. Menjadi oposisi seperti ini bukan hal yang mudah, karena harus dibangun berdasarkan data, analisa yang jernih, dengan niat membangun minus kebencian.

Anda berminat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun