Mohon tunggu...
Dea Elena Saldes
Dea Elena Saldes Mohon Tunggu... Administrasi - Administrasi

Menyukai tantangan dan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengenal Perkembangan Metode JIT (Just In Time)

16 Oktober 2022   23:25 Diperbarui: 16 Oktober 2022   23:56 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Di era sekarang ini semua aktivitas,teknologi,system sudah mengalami perkembangan yang jauh lebih baik. Perusahaan-perusahaan semakin berkembang seperti salah satunya perusahaan manufacturing modern saat ini yang menggunakan system dari metode JIT. Tau kah kamu apa itu JIT? Mengapa bisa terjadinya metode JIT ini? Kita bahas selengkapnya setelah ini ya

APA ITU JIT?

Just In Time atau biasa disingkat JIT adalah suatu sistem produksi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang dikehendakinya. Istilah "Just In Time" Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah Tepat Waktu, Jadi Sistem Produksi Just In Time atau JIT ini dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Sistem Produksi Tepat Waktu. Tepat Waktu disini berarti semua persedian bahan baku yang akan diolah menjadi barang jadi harus tiba tepat waktunya dengan jumlah yang tepat juga.

TUJUAN

Setelah mengenal pengertian penting juga untuk menetahui apa tujuan dari metode ini bukan?. Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT) adalah untuk menghindari terjadinya overproduction,excess Inventory dan juga pemborosan dalam waktu penungguan

KEUNGGULAN

Ada banyak keunggulan yang dapat dinikmati dalam menerapkan sistem produksi Just In Time,beberapa diantaranya adalah:

  1. Tingkat Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya asuransi.
  2. Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya memerlukan modal kerja yang rendah.
  3. Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang akan menjadi semakin rendah.

KELEMAHAN

Meskipun banyak keunggulan yang bisa didapat, Sistem Produksi Just In Time ini masih memiliki kelemahan yaitu seperti:

  1. Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau "Zero Tolerance for mistakes" sehingga akan sangat sulit untuk melakukan perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi yang mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan produksi dan produk jadi yang sangat minimum.
  2. Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
  3. Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi permintaan yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada produk jadi yang lebih.

PERKEMBANGAN METODE JIT

Sejarah dan Latar Belakang Timbulnya sistem Just In Time Produksi Sistem produksi Just In Time pertama kali muncul di Negara Jepang. Pada tahun 1940-an perekonomian Jepang mulai melemah. Dimana Jepang hanya mengandalkan pada dana dan fasilitas dari pemerintah. Pada saat itu Amerika sangat berjaya di dunia internasional. Hingga saat ini pada umumnya, perusahaan-perusahaan manufakturing modern menggunakan berbagai perangkat lunak (Software) yang canggih dalam merencanakan jadwal produksi yang didalamnya juga termasuk mengeluarkan pesanan pembelian (purchase order) dan pengendalian jumlah persedian (Inventory). Software Produksi tersebut juga dapat melakukan penukaran informasi mulai dari Pemasok (vendor) hingga ke Pelanggan (Customer) melalui Electronic Data Interchange (EDI) untuk memastikan kebenaran sampai ke data-data yang paling rinci (detail),selain itu dapat dikatakan JIT dianggap sebuah teknologi manufakturing yang canggih. JIT diyakini sebagai pull system atau produksi dari sebuah kegiatan manufaktur dilakukan apabila terdapat persyaratan dari kegiatan operasi downstream dan terdapat permintaan khusus dari konsumen. (Singh & Ahuja, 2014)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun