DKI telah berpengalaman dalam menangani bencana banjir serta kebakaran wilayah. Dengan melakukan pola distribusi bantuan mulai dari kecamatan, kelurahan hingga RW atau tempat penampungan korban bencana. Pengalaman ini perlu ditularkan pada daerah yang belum memiliki pengalaman terhadap bencana banjir dan kebakaran. Pola distribusi tentunya dilakukan pada makanan dan obat-obatan.
Pola distribusi dengan dukungan armada transportasi sudah mulai diinventarisasi. Bagaimana kebutuhan armada dari  titik masuknya logistik ke gudang utama, dari gudang utama ke gudang penyalur, dari gudang penyalur hingga gudang penyimpanan terakhir.Â
Pemilihan dan jenis armada transportasi yang sesuai dengan kondisi geografis hingga gudang penyimpanan terakhir juga dipersiapkan dengan detail. Jenis dan karakteristik bahan yang akan diangkut juga perlu diperhatikan, apakah bahan tersebut mudah busuk seperti pengangkutan bantuan daging sapi atau ayam atau sayur mayur, yang memerlukan transportasi yang berpendingin.
Data sebaran penduduk, tidak kalah penting dalam memperhitungkan logistik yang diperlukan. Dengan data kependudukan dari sisi sebaran dan kondisi sosial ekonomi warga, dijadikan bahan analisis. Penduduk dengan profesi pekerja harian, pekerja lepas, pedagang kaki lima, profesi ojol dan lain-lain (pekerja bersifat harian), jelas berbeda dengan penduduk yang berprofesi kantoran/pekerja tetap yang masih dapat bekerja di rumah. Untuk kawasan yang memiliki jumlah penduduk dengan pekerja bersifat harian, cocok diterapkan dengan pola distribusi di atas, distribusi berjenjang hingga  gudang penyimpanan terakhir atau memerlukan penampungan untuk memudahkan distribusi makanan.
Sedangkan kawasan yang memiliki penduduk dengan profesi selain pekerja bersifat harian, Â dipastikan keberlangsungan rantai pasok dan ketersediaan bahan makanan. Ketersediaan ini dapat didistribusikan melalui mini market terdekat dengan kawasan tersebut. Pola distribusi dan penyediaan armada transportasi dapat disedikan oleh kalangan usaha atau perusahaan yang sudah terbiasa melakukan dukungan rantai pasok ini. Pemerintah hanya memberikan insentif transportasi kepada pengusaha ini. Sedangkan kawasan dominasi pekerja yang bersifat harian, memerlukan perhatian pemerintah, menggunakan pola distribusi dan transportasi kebencanaan tersebut di atas.
Ini adalah bentuk antisipasi. Mudah-mudahan tidak ada lagi surat di atas seruan, yang menandakan bahwa kondisi semakin buruk. Tidak ada salahnya kita melakukan langkah persiapan yang antisipasif.
Depok, 22 Maret 2020