Mohon tunggu...
Dayu Rifanto
Dayu Rifanto Mohon Tunggu... Dosen - @dayrifanto | Menulis, membaca dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mahasiswa S3 Pendidikan Masyarakat. Fasilitator, penulis dan penggerak literasi. Mengelola inisiatif literasi, pengembangan kapasitas diri dan perpustakaan anak. Surel dayurifanto@gmail.com | linktr.ee/dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Nyaring dan Kekaguman Seorang Penyair

2 November 2021   17:46 Diperbarui: 4 November 2021   19:45 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi (Dayu Rifanto)

Membaca Nyaring dan Kekaguman Seorang Penyair.

"Seorang anak yang gemar membaca anak menjadi orang dewasa yang gemar berpikir"

"Menarik sekali membaca cerita e" begitu ucap Pak Guru Gody, seorang penyair sekaligus pengelola sebuah kelompok belajar di Keerom, merefleksikan apa yang ia lihat. 

Kak Farida dari komunitas Read Aloud Manokwari baru saja mencontohkan proses membaca nyaring. 

Pak Guru Godi, baru aja pulang mendapat kesempatan menjadi salah satu peserta yang terlibat dalam Ubud Writers and Reader Festival di Bali, beberapa waktu yang lalu.

Di sana, mereka juga belajar menulis cerita anak. Rasanya, ini yang membuat Pak Guru ikut memperhatikan betul dampak membaca nyaring. Kekaguman itu saya perhatikan betul, ia mencatat dengan khusuk pengamatan yang ia dapatkan. 

Kebetulan saya duduk persis di sebelahnya saat mengikuti sebuah penguatan kapasitas komunitas literasi di Jayapura, yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa dan Perbukuan beberapa waktu lalu.

Memang benar, Kak Farida Sinurat, dari komunitas Read A Loud -- Manokwari, membawakan sesinya dengan begitu menyenangkan. 

Dan melalui sesi tersebut, ia berhasil membangun interaksi dengan para peserta, yang diharapkan bisa mendapat gambaran bagaimana sebuah proses membaca nyaring dilakukan.

Membaca nyaring adalah sebuah kegiatan yang begitu sederhana, sekaligus menjadi memberikan fondasi kecintaan anak pada membaca. Kegiatan ini mudah dilakukan, memberikan teladan bagi anak, dan memupuk kesenangan membaca seumur hidup.

Sebagai orang tua, saya ingin sekali melihat anak saya mencintai membaca, sebagai sebuah kecakapan penting dalam hidup. Itu sebabnya, saya berusaha agar membaca menjadi sebuah kebiasaan penting yang kami bangun, semenjak di rumah. Sebelum beranjak tidur, kami sebagai orang tua membacakan sebuah buku bagi anak kami, secara rutin, setiap hari.

Mudah dilakukan karena kita membacakan secara nyaring, cerita pada sebuah buku. Jika tidak memiliki buku bacaan?  Langkah pertama bisa dilakukan dengan mencari perpustakaan atau taman bacaan terdekat di tempat kita, dan meminjam buku dari sana. 

Atau, bisa juga dengan alat bantu situs-situs buku anak legal yang dapat diakses. Misalnya, Balai Bahasa Papua dalam situsnya memuat buku-buku yang bisa diunduh dan dibaca.

Dari situs Balai Bahasa Papua, kita bisa mendapatkan sepuluh buku bacaan yang bisa diunduh. Tidak hanya itu, pada level nasional, dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mempersembahkan Buku Bahan Bacaan Literasi sebagai bagian dari mendukung Gerakan Literasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. tersedia 622 buku bacaan anak dalam bentuk pdf yang dapat diakses secara gratis melalui tautan situs mereka.

Bahan bacaan yang dapat diakses secara daring ini, belum termasuk bahan bacaan yang disediakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, misalnya melalui aplikasinya yang bernama Ipusnas, maupun koleksi buku dari beragam NGO di Indonesia, yang dapat diakses secara daring, semisal dari situs LetsreadAsia dan LiteracyCloud.

Bagaimana jika tidak ada akses apapun pada buku? Di sinilah peran cerita -- cerita lisan yang masih dituturkan oleh banyak orang. Atau secara kreatif kita bisa membuat cerita sendiri dan kemudian hal itu diceritakan pada anak kita.

Kembali pada membaca nyaring, melalui pembacaan pada buku Read A Loud yang ditulis oleh Jim Trelease, terdapat sebuah temuan menarik di mana pada tahun 1985, sebuah komisi di Amerika membuat sebuah laporan berjudul "Becoming a Nation of Readers (Menjadi Bangsa yang Suka Membaca) menemukan temuan bahwa "Aktivitas yang paling utama untuk membangun pengetahuan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam membaca, adalah membacakan buku kepada anak-anak."

Sehingga dengan basis pengetahuan tersebut, kita menjadi sadar bahwa membacakan buku bagi anak, adalah hal penting yang harus secara konsisten dibangun semenjak di rumah dan dicontohkan oleh orang tua. 

Saya ingat, beberapa waktu lalu sering menemukan seorang Ibu yang bernama Meilona Sadury Ramar, di Sorong, yang kerap membawa serta anak-anaknya secara rutin ke taman baca yang kami kelola. 

Saya ingat, pada sebuah perbincangan yang kami lakukan, ia mengatakan bahwa di masa depan hidupan bisa jadi lebih menantang, karena kemajuan teknologi dan yang lainnya. 

Bayangkan, bagaimana jadinya ketika anak-anak kita di masa sekarang, tidak bersiap menghadapi masa depan tersebut?

Dokumentasi Pribadi (Dayu Rifanto)
Dokumentasi Pribadi (Dayu Rifanto)
"Oleh karena itu, saya ingin memberikan contoh kepada anak-anak untuk membaca dan dengan tujuan membentuk kebiasaan membaca dalam diri anak-anak. Walaupun saya harus mengeluarkan biaya transport dan snack, karena mengajak anak-anak tersebut, tetapi itu tidak mengurangi rasa peduli saya untuk generasi kita ke depan."

Saya ingat, beberapa waktu lalu ia berkunjung bersama kedua anaknya. Dan sekaligus ia mengunggah foto mereka bertiga pada laman media sosialnya, ketika sedang bertualang dengan bacaan masing-masing, beserta quotes "Anak-anak lebih membutuhkan contoh, dibanding kritik

Temuan di atas juga menyarankan, bahwa praktik membacakan buku itu bisa dibawa ke segala level sekolah, sehingga menjadi sebuah kontinuitas dari rumah, menuju sekolah menjadi hal yang saling menguatkan, sekaligus melengkapi.

Kritik dan hal tidak menyenangkan, mengingatkan saya pada pengalaman membaca saat di sekolah dahulu. Tentu saja, ingatan itu dapat membawa sebagian kita pada kenangan menarik, menyenangkan bertemu buku bacaan menarik dan beragam. Tetapi, bisa juga sebaliknya.

Pengalaman membaca bisa menjadi pengalaman penuh tekanan, cobaan dan paksaan. Ketika kita diminta membaca buku-buku di perpustakaan yang tak memiliki keberagaman buku, atau bahkan yang ada hanya buku pelajaran semata. Lalu mungkin hadir sebuah ingatan yang mengecilkan diri kita, karena mengingat masa tersebut. Tentu ini membuat ingatan itu tak menyenangkan.

Itu sebabnya, penting sekali untuk menjadikan membaca sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan. Dan ini berarti siapa saja dapat memasuki teks dan bacaan dengan pendekatan awal yang menarik, misalnya dengan pendekatan Read Aloud, dan semakin lama kita dan anak kita akan semakin terbiasa dengan teks, dan dari sana mendapat manfaatnya.

Perasaan kebermanfaatan dari membaca dan memahami teks, selanjutnya akan menuntun kita tanpa sadar, akan sebuah kebutuhan membaca.

Jadi, apakah sobat berminat membacakan cerita secara nyaring pada anak Anda di rumah ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun