Mohon tunggu...
David Rino Pratama
David Rino Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Jika filsafat mengatakan bahwa dengan kita berfikir maka kita ada,maka menulis pun demikian

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tradisi Bongkar Pasang, Akankah Shin Tae-yong Bernasib Sama dengan Pelatih Timnas Sebelumnya?

7 Juni 2022   16:56 Diperbarui: 8 Juni 2022   18:28 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Esok pada Rabu 8 Juni 2022 Timnas Indonesia akan melakoni pertarungan perdana di Kualifikasi Piala Asia yang berlangsung pada 8-15 Juni di Kuwait, namun hal yang perlu disorot adalah nasib Shin Tae Yong yang akan di evaluasi setelah gelaran kualifikasi piala asia esok, senada dengan hal tersebut. 

Ketua umum PSSI lewat wawancara dengan CNN mengatakan bahwa untuk saat ini pelatih Shin Tae Yong diaggap tidak bisa memenuhi ekspektasi dari federasi karena rentetan hasil yang kurang bagus saat gelaran Sea Games edisi terakhir yang berlangsung di Vietnam kemarin, serta hasil pertandingan ujicoba melawan Bangladesh yang berakhir minor.

"Untuk target tentu kita ingin lolos ke babak berikutnya, tapi dengan komposisi lawan di satu grup cukup berat,ya kita harus memberikan semangat kepada anak anak dan Shin Tae Yong, bahwa publik di Indonesia juga menunggu  apa yang bisa diberikan untuk kita semua, tentu kita melihat cukup berat, namun harapan kita tetap lolos" ungkap ketua umum PSSI Iwan Bule kala diwawancara oleh CNN

"Kemudian untuk prestasi kita cukup tidak sesuai harapan, seperti sea games kemarin kan hanya dapat medali perunggu, kemarin lawan Bangladesh kemudian hanya kosong kosong, malah peringkat Bangladesh jauh dibawah Indonesia, ini saja ranking fifanya sudah turun gara gara kemarin imbang, target kemarin memang menang ternyata hanya imbang, artinya harus ada sesuatu yang harus di evaluasi nanti" tambah Iwan Bule.

Tentu jika federasi hanya melihat hasil yang didapatkan tanpa melihat proses yang sedang dibangun oleh Shin Tae Yong yang terjadi adalah tradisi bongkar pasang pelatih kembali terjadi, bukan tidak mungkin nasib Shin Tae Yong akan sama seperti nasib Luis Milla. 

Di mana pada saat itu Milla dianggap tidak memenuhi target oleh Federasi padahal ia berusaha membangun pondasi dari akar sepakbola Indonesia dengan mengembakan filosofi "Filanesia". 

Dan yang menjadi kontroversi bagi pecinta publik tanah air saat itu adalah mereka sudah terlanjur jatuh cinta dengan gaya permainan Luis Milla yang dinilai cocok dengan sepakbola indonesia yakni pasing dan jarak pemain yang berdekatan, dan jika melihat proses nya. Di awal melatih timnas Luis Milla juga disorot akibat langsung menelan kekalahan 3-1 kala berujicoba dengan Myanmar di stadion pakansari kala itu.

Lalu ketua umum PSSI juga menambahkan bahwa prestasi Shin Tae Yong menurun akibat menangani tiga kelompok umur pada timnas sekaligus, yakni u-20, u-23, dan senior. 

Jika berkaca dari negara tetangga asean lainya yakni Vietnam, federasi mereka juga meringankan beban pelatih dengan hanya menugaskan Park Hang Seo untuk menangan kelompok umur 23 dan senior, dan buktinya kini Vietnam dengan benih kesabaran memasang Park Hang Seo selama hampir 5 tahun lamanya sudah berhasil memanen dua kali medali emas dan piala AFF dalam beberaa waktu terakhir.

Tentu sangat disayangkan bagi federasi jika sekelas pelatih Shin Tae Yong mengalami nasib seperti Luis milla yang kontraknya tidak di perpanjang karena alasan tidak memenuhi target walaupun masih beberapa tahun saja menukangi Indonesia, untuk Shin Tae Yong sendiri, ia juga masih terikat kontrak dengan PSSI hingga 31 Desember 2023 mendatang, masih ada waktu sekitar dua tahun untuk membantu membenahi karakter sepakbola Indonesia dan membawa untuk berprestasi.

Menilik performa Shin Tae Yong kala menjadi pelatih timnas juga terhitung lebih bagus dibandingkan dengan pelatih timnas sebelum sebelumnya, total hingga saat ini Shin Tae Yong sudah menjalani 18 laga di timnas senior dan berhasil meraih 9 kemenangan, lima hasil seri, dan hanya menelan 4 kekalahan dengan presentasi kemenangan 50 persen, tentu catatan tersebut lebih baik dari luis milla yang hanya meriah 33 persen, Simon McMenemy 28 persen, Bima Sakti 42 persen, serta Alfred Riedl 41 persen.

Memang benar yang dikatakan oleh Ketua Umum Federasi bahwa kita sudah haus akan prestasi, namun jika ternyata timnas gagal lolos di kualifikasi piala asia dan Shin Tae Yong di evaluasi serta diturunkan levelnya hanya menangani kelompok umur tentu pondasi timnas Indonesia akan mengulang dari awal kembali. 

Tentu alangkah baiknya Shin Tae Yong tetap diberi kepercayaan hingga masa baktinya rampung terlebih dahulu, dan jika federasi ingin meringkan beban karena STY menangan banyak kelompok umur lebih baik mencari pelatih yang kualitasnya tidak jauh dari Shin Tae Yong. 

Karena untuk saat ini STY terlihat sedang membangun timnas Indonesia dengan berkesinambungan terbukti pemain pemain yang menghiasi timnas senior adalah pemain pemain muda seperti Marselino Ferdinan, Elkan Baggot, Rizky Ridho dan masih banyak pemain muda yang dikombinasikan dengan pemain senior di kubu timnas saat ini.

Hal itu terbukti saat timnas mengikuti piala AFF pada beberapa waktu lalu, di gelaran tersebut skuad garuda terhitung sebagai skuad paling muda dengan rataan umur hanya 22. 

Alangkah baiknya federasi menyoroti kualitas liga Indonesia yang terlihat kalah saing dengan negara tetangga lain nya, bahkan untuk jadwal liga yang berjalan kerap kali mengalami tubrukan dengan international fifa matchday sehingga menyebabkan Shin Tae Yong kesulitan memanggil pemain karena alasan liga yang masih berjalan. 

Tentu itu adalah Pekerjaan rumah bagi federasi untuk meningkatkan kualitas liga indonesia, karena dengan kualitas liga yang baik tentu akan melahirkan timnas yang baik dan bukan tidak mungkin gelar seperti piala AFF dan sea games yang sudah lama sekali kita berpuasa akan diraih secepatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun