Mohon tunggu...
david sudarko
david sudarko Mohon Tunggu... -

peminat rohani, sosial, edukasi, moralitas, humaniora, dan segala hal yang bernilai kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pesan Suci untuk Generasi Muda (5 Pilar Keteladanan)

25 Februari 2016   12:16 Diperbarui: 25 Februari 2016   12:30 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semoga generasi muda, dapat menjadi teladan dalam perkataan. Perkataan yang mampu memotivasi diri dan orang lain. Perkataan yang sopan dan santun, penuh kelembutan dan ketulusan. Jika generasi muda mampu melakukannya, maka mereka akan terheran-heran dengan orang-orang yang mengikutinya suatu kelak nanti. Sebab mereka telah terpikat dan terbentuk oleh teladan dalam perkataannya.

2. Teladan dalam tingkah laku

Dapat diuraikan bahwa perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh – tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing – masing. Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah.

Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. (sumber: dari sini)

Generasi muda di masa kini harus menampilkan tingkah laku yang unggul. Yang dapat melebihi tingkah laku anak-anak muda pada umumnya – yang mungkin lebih banyak membuat orangtua geram. Untuk mendapatkan tingkahlaku yang unggul, maka seorang muda harus bijak dalam bergaul. Sebab dengan siapa kita bergaul, itu akan mempengaruhi cara berpikir dan tingkahlaku kita. Mulai dari gaya berpakaian, cara bertutur kata, sopan santun, menghormati orang lain atau ke –cuek- kan kita terhadap orang lain, akan terbentuk dari pergaulan kita. kalau pergaulan kita adalah pergaulan yang buruk, maka tingkah laku kitapun akan cenderung sama buruknya juga. Namun sebaliknya, jika kita bergaul dengan yang baik, orang jahat sekalipun – akan berubah (terpengaruh) menjadi baik juga. Maka generasi muda harus bijaksana dalam memilih pergaulan. Jagalah perilakumu, dan dedikasikan kepada generasi di bawahmu.

3. Teladan dalam kasih

Tak dapat dipungkiri bahwa bumi yang kita tempati ini sedang mengalami krisis kasih. Tindak kejahatan meningkat dimana-mana. Peristiwa anak membunuh orangtua, atau orangtua memperkosa anak, saudara saling membunuh karena warisan, seorang pemuda membunuh pacarnya karena cemburu, pejabat korupsi, makan uang rakyat. Beginilah keadaan manusia di akhir jaman. Kasih telah menjadi dingin, kasih demikian hambar. Kalaupun ada kasih, itupun kasih pura-pura. Ada udang di balik batu, atau karena ada tendensi.

Kasih yang ada di bumi ini adalah kasih yang tebang pilih, kasih yang penuh syarat. Kasih yang spiritnya pakai embel-embel “karena”, “Jika” atau “kalau”. Aku mengasihimu, jika/kalau kau mengasihiku. Aku mengasihi dia karena dia mengasihiku. Padahal yang dibutuhkan banyak orang adalah kasih yang tanpa syarat. Kasihnya yang memiliki spirit “walaupun”. Aku mengasihi dia, walaupun dia membenciku. Aku mengasihimu, walaupun kau mengecewakanku. Kasih yang seperti ini memang sulit untuk dilakukan. Sebab kasih yang seperti ini mengandung kesediaan untuk mengampuni kesalahan orang lain.

Sekalipun hal itu sulit dilakukan, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Artinya, pelan-pelan pasti akan bisa. Hanya butuh kebiasaan saja. Maka membiasakan memberi maaf atau mengampuni harus mulai kita budayakan. Bisa dimulai dari lingkungan yang lebih kecil, yaitu dalam keluarga. Mungkin pernah marah atau sakit hati atas perkataan ortu, belajarlah memaafkannya. Pahamilah, bahwa kemarahan atau ucapan dari ortu kita demi mengarahkan kita pada masadepan yang baik.

Untuk mendapatkan kasih yang seperti diatas, kita membutuhkan kasih yang bersumber dari Tuhan. Karna Tuhan adalah kasih. Itu sebabnya kita harus mengupayakan untuk hidup selalu dekat dengan DIA. Mengenal pribadiNya. Bukan cuma dekat dan mengenal dengan pacar kita doang. Perbanyaklah beribadah, membaca Kitab Suci dan berdoa. Dedikasikan kasihmu pada generasi dibawahmu.

4. Teladan dalam kesetiaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun