Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Diamkan Opini Sesat, Ceriwislah Wahai Para Pakar.

10 Oktober 2021   17:46 Diperbarui: 11 Oktober 2021   05:43 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels 

Berbekal pengalaman saja tidak cukup, untuk bisa disebut pakar, seseorang perlu dibekali pendidikan dan pengakuan dari rekan sejawat (peer). Pengalaman, pendidikan, dan pengakuan. Inilah yang membedakan pakar dan yang disebut dalam buku ini sebagai “orang sok tahu".  

Lalu, siapa yang layak disebut pakar? Seseorang bisa disebut pakar karena dia jauh lebih tahu mengenai satu pokok bahasan dibandingkan masyarakat umum. Pertama, kepakaran ini bisa didapat dari pengalaman. Hanya karena pernah menjadi penyintas Covid-19, tidak bisa seseorang disebut pakar virus Covid-19. 

Media sosial bukanlah ruang hampa yang bebas-nilai. Selalu ada kepentingan dalam setiap informasi yang menyebar melalui media sosial. Pengguna media sosial idealnya selalu melakukan verifikasi, check and re-check, terhadap informasi apapun yang diperoleh melalui media sosial. Namun, belum tentu ini terjadi.

Ilustrasi tingkat pengetahuan dan kepercayaan diri untuk bersuara (flofinder.com)
Ilustrasi tingkat pengetahuan dan kepercayaan diri untuk bersuara (flofinder.com)
Bagi anda pembaca yang punya kepakaran. Ayolah kita berbagi pengetahuan, sebarkan informasi baik. Mari hilangkan apatisme. Terlalu banyak si bodoh atau si sok tau yang meracau disana. Tidak apa-apa cerewet pada mereka. Jewer mereka dengan argumen kepakaran-mu.

Gunakan media sosial-mu untuk meng-counter opini "si dungu" itu. Memang ada ungkapan yang mengatakan “kebenaran pasti akan menemukan jalannya”. Bisa jadi anda lah jalan yang dilalui oleh kebenaran tersebut. 

Media juga punya tanggung jawab. Perbanyaklah mengundang pembicara yang kompeten dalam talkshow. Mintalah pendapat para pakar di bidangnya, ketimbang meminta pendapat orang populer yang cenderung sok tahu. 

Sebagai penutup tulisan ini, saya ingin menggugah para pembaca. Jika anda tidak punya kepakaran terhadap suatu isu, carilah informasi pembanding. Jadilah netizen yang cerdas, jangan asal bunyi. *DFS

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun