Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Urgensi Transaksi Non-Tunai Pasar Tradisional sebagai Protokol "New Normal"

16 Juni 2020   17:25 Diperbarui: 16 Juni 2020   20:11 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pasar Tradisional (KOMPAS/LASTI KURNIA)

Fresh Market Bintaro dengan transaksi digital (Kontan.co.id)
Fresh Market Bintaro dengan transaksi digital (Kontan.co.id)

Tidak usah membuat baru lagi uang digitalnya. Makan waktu dan buang-buang dana. Gunakan saja yang sudah ada. Misalnya uang digital dari GoPay, OVO, LinkAja, maupun vendor lainnya. Mengapa saya mendorong tiga nama beken ini.

Masyarakat sudah sangat akrab dengan layanan Gojek atau Gofood. Masyarakat juga sudah akrab dengan Grab. Sudah terbiasa menggunakan top up saldo GoPay atau Ovo misalnya. Masyarakat pengguna nomor Telkomsel juga dominan di Indonesia, LinkAja bisa melekat pada aplikasi MyTelkomsel.

Tentu ini mempermudah masyarakat untuk menerima. Tidak sulit untuk sosialisasi. Utamanya masyarakat kelas menengah kebawah, . Mereka lebih suka belanja langsung di pasar tradisional atau di toko kelontong atau supermarket seperti Alfamart atau Indomaret, ketimbang berbelanja dengan aplikasi e-commerce.

Malahan mungkin saja brand-brand penyedia dompet digital itu berkenan beriklan untuk mensosialiasikan 'protokol transaksi digital' ini. Semua pihak diuntungkan. Pemerintah terbantu mensosialisasikan. Masyarakat mudah terinformasi. Penyedia pun turut mendapat manfaat.

Apa yang perlu dilakukan?

Pemerintah atau Pemerintah Daerah perlu mengecek kembali fasilitas pasar yang selama ini kabarnya sudah banyak direvitalisasi. Transaksi digital mesti pula didukung dengan konektifitas data yang baik.

Nah, instansi yang membidangi komunikasi dan informatika, rasanya tidak ada salahnya mengalihkan sebagian dana APBN/D yang dikelolanya untuk menyiapkan misalnya fasilitas Wi-Fi gratis.

Atau membangun tower BTS jika memang kualitas sinyal perlu diperbaiki disana. Atau misalnya penyedia layanan telekomunikasi diarahkan untuk berinvestasi mendukung transaksi digital kerakyatan ini.

Pemegang brand dompet digital berperan mensosialisasikan transaksi digital ini. Bagaimana cara masyarakat menggunakannya. Selain itu harus pula menjamin keamanan data maupun keandalan layanannya sepanjang waktu. Agar masyarakat lebih percaya dan merasa aman menggunakannya. Kan tidak lucu ketika sedang membayar, saldo berkurang tapi transaksi gagal misalnya. Atau bahkan aplikasinya 'hang'. 

Siapa yang diuntungkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun