Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menalar PSN: Kala "Drone" Menikung Pesawat N245 dan R80

2 Juni 2020   18:24 Diperbarui: 3 Juni 2020   12:23 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Miniatur pesawat R80 (kompas.com)

Saya agak terprovokasi juga dengan judul berita media nasional 'Jokowi coret proyek Habibie' atau 'Pemerintah Pilih Kembangkan Drone, Proyek Habibie Kasian Banget ya' atau juga membaca cuitan Jimly Asshiddique pada twitter yang intinya menganggap Pemerintah ingkar janji pada Pak Habibie mentang-mentang beliau sudah tiada. 

Saya pun dalam hati juga bertanya-tanya, masa sih senaif itu Pemerintah. Sebagai pengagum BJ Habibie, saya juga ikut kecewa. Apa-apaan ini. Kok bisanya tega menghapus dari proyek strategis. Kapan lagi kita punya pesawat buatan sendiri.

Namun begitu, saya coba mencari tahu, kira-kira masuk akal tidak sebenarnya kebijakan ini.

Jumlah Proyek Strategis Nasional 2020-2024 diciutkan dari 245 menjadi 89 

Setelah mengevaluasi usulan 245 program strategis nasional, akhirnya jumlahnya dipangkas menjadi 89 saja. Tentu ini mempertimbangkan kemampuan negara terkait dengan pendanaannya. 

Apalagi kita baru dihantam pandemi covid-19. Perlu diatur ulang mana-mana yang menjadi prioritas dan segera dikerjakan. 

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa 89 proyek ini terdiri dari 56 proyek usulan baru, 10 proyek merupakan perluasan, dan 15 proyek dari program baru dan 8 proyek ketenegalistrikan. Menurut hitungan pemerintah dari nilai investasi itu bisa menyerap hingga 19 juta pekerja selama 5 tahun ke depan.

Tingkat urgensi proyek yang 245 itu dikaji ulang sehingga terpilihlah 89 yang menjadi prioritas, total bernilai Rp 1.422 triliun.

Apalagi Presiden menekankan bahwa PSN harus memberi dampak kepada masyarakat, terhadap pertumbuhan ekonomi, dan terkait dengan pengembangan sosial ekonomi.

Jadi, perubahan daftar PSN itu tidak hanya khusus menghapus proyek Pesawat R80 dan N245.

Kolase Drone Elang Hitam dan Miniatur Pesawat R80 dan N245 (Diolah penulis dari sumber: liputan6, detik)
Kolase Drone Elang Hitam dan Miniatur Pesawat R80 dan N245 (Diolah penulis dari sumber: liputan6, detik)
Sekilas proyek pengembangan R80 dan N245

Siapa yang tidak mengakui kejeniusan BJ Habibie dalam ilmu dirgantara. Beliau bahkan dijuluki Mr. Crack karena temuannya yang berhasil membuat pesawat terbang lebih kuat menghadapi tekanan tinggi. Berkat Habibie lah seluruh dunia bisa menggunakan pesawat dengan aman.

Pesawat R80 merupakan proyek yang dirintis oleh mantan Presiden BJ Habibie melalui bendera swasta PT Regio Aviasi Industri (RAI) sebagai penerus pengembangan pesawat N250 yang tertunda kala krisis 1998. Pada tahun 2017, R80 masuk dalam daftar proyek strategis nasional.

Pengembangan pesawat R80 dikerjakan oleh PT Regio Aviasi Industri, milik BJ Habibie dan putranya Ilham Habibie. R80 ini dirancang sebagai pesawat regional turboprop yang mampu mengangkut hingga 90 penumpang. Diproyeksikan untuk menjadi pengganti pesawat jenis ATR yang saat ini hanya mampu mengangkut maksimal 78 penumpang. 

Jadi ini sangat cocok untuk menghubungkan penerbangan jarak pendek dengan jumlah maksimal antar pulau-pulau di Indonesia.

Pesawat R80 berfungsi sebagai pesawat pengumpan untuk pesawat berbadan besar, jadi sangat cocok untuk kondisi di Indonesia sebagai negara kepulauan maritim. 

Model pesawat N245 (defense-studies.blogspot.com) 
Model pesawat N245 (defense-studies.blogspot.com) 

Proyek pesawat N245 secara terpisah dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia. N245 juga sebetulnya menjadi terjemahan idealisme seorang Habibie, yang menginginkan kebutuhan Indonesia akan pesawat berbadan besar tidak tergantung pada negara lain. 

Tidak tergantung pada pesawat bikinan Boeing atau Air Bush. Sebagai bentuk kemandirian dalam transportasi udara dalam jangka panjang. Namun tentu butuh pendanaan yang tidak sedikit. Investasi untuk pengembangan kedua proyek pesawat tersebut diperkirakan sebesar 180-200 juta dolar AS atau sekira Rp 2,6 triliun.

Melihat kondisi saat ini, aktivitas penerbangan lesu dua tahun belakangan, penumpang tidak sebanyak yang diharapkan perusahaan maskapai kebanyakan merugi bahkan tutup. Perjalanan dinas PNS yang dikurangi oleh Pemerintah juga mengurangi omset maskapai. Jumlah penumpang tidak setinggi pada tahun-tahun sebelumnya. Bahkan beberapa bulan ini sama sekali berhenti. Perusahaan penerbangan banyak yang merugi.

Artinya kebutuhan untuk pesawat belum mendesak untuk saat ini. Bahkan sekiranya pesawat itu pun jadi dibuat, memasarkannya dalam kondisi perekonomian global yang lesu, juga menjadi problem tersendiri nanti. 

Rasanya memang keputusan masuk akal menunda Pesawat R80 atau N245 dalam proyek nasional. Nanti ketika ekonomi kita membaik, masih bisa difokuskan lagi kesana. 

Apa saja proyek Drone yang masuk dalam PSN
Pemerintah memasukkan tiga proyek pengembangan teknologi drone senilai Rp 27,17 triliun dalam daftar 89 Proyek Strategis Nasional yang terbaru. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang melakukan percepatan pengembangan : (1) Drone jenis Medium Altitude Long Endurance untuk keperluan pertahanan militer. 

Diberi nama Black Eagle 'Elang Hitam'. Drone dengan kode EH 1, 2, 3 ini ditargetkan 2020 ini harus sudah bisa di uji terbang, dan tahun 2021 sudah tersertifikasi untuk layak produksi massal. (2) Drone Elang Hitam-4 (EH-4), dan (3) Drone Elang Hitam -5 (EH-5), keduanya ditargetkan tersertifikasi di Tahun 2024.

Konsorsium yang terdiri dari BPPT, Kemenhan, TNI AU, PT DI, PT Len, dan ITB sudah mampu membuat prototipe pesawat drone tersebut dan segera dipercepar untuk produksi komersial dengan masuknya dalam daftar Proyek Strategis Nasional.

Spesifikasi dan Kemampuan Drone Elang Hitam (tempo)
Spesifikasi dan Kemampuan Drone Elang Hitam (tempo)

Drone Elang Hitam dirancang sebagai pesawat PUNA MALE ISTAR, yakni dapat digunakan untuk misi spionase, pengawasan, mengakuisisi target, serta mengumpulkan informasi terkait target.

Sebagai bagian dari sistem pertahanan, drone yang memiliki panjang 8,3 meter dan bentang sayap 16 meter itu akan dilengkapi dengan rudal. 

Memang ditujukan untuk keperluan militer, memperkuat alutsista nasional. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia tentu kita harus punya kemampuan menjaga wilayah NKRI.

Drone militer ini akan difungsikan memperkuat pertahanan kita, mengawal perbatasan negara yang rawan, misalnya kawasan laut Natuna.

Mahal sekali biaya jika harus mengirim kapal perang untuk patroli disana. Dengan drone tentu bisa lebih efisien operasinya.

Fungsi Drone selain untuk keperluan militer
Selain untuk keperluan pertahanan militer, tentu kita berharap banyak bahwa pengembangan drone juga mencakup fungsi lainnya. Yang bisa mendukung kebutuhan Indonesia.

Banyak sekali memang manfaat drone ini jika difungsikan dengan optimal. Banyak tenaga dan biaya yang bisa dihemat.

Misalnya, dikembangkan juga drone yang berukuran lebih kecil daripada drone Elang Hitam, yang berfungsi antara lain:

  • Untuk keperluan menjaga hutan kita. Misalnya jika terjadi kebakaran, drone difungsikan menaburkan zat pemadam pada titik yang tidak ada akses dan sulit dijangkau. Atau mengawasi penebangan liar di hutan.
  • Untuk penanganan bencana. Drone difungsikan memantau tingkat parahnya bencana dengan memotret dari udara. Biasanya akes jalan terputus misalnya saat kejadian gempa bumi atau tsunami. Bisa juga untuk mengantarkan bantuan pada korban bencana.
  • Untuk keperluan pengelolaan perikanan. Drone bisa memantau dimana lokasi ikan berkumpul, sehingga bisa membantu nelayan menangkap ikan. Juga melakukan patroli udara salah satunya untuk memantau pencurian ikan di zona ekonomi eksklusif maupun di laut dalam wilayah Indonesia.
  • Untuk keperluan pertanian. Untuk keperluan menyemprot pestisida pada pertanian jagung misalnya. Atau untuk memantau tingkat kematangan buah untuk bisa dipanen.
  • Untuk keperluan pemetaan dan pemantauan daerah perbatasan. Drone bisa dikirim untuk menjangkau perbatasan yang biasanya jarang ada akses jalan.
  • Untuk keperluan survey pendahuluan suatu proyek. Minimal drone bisa mengecek kelayakan lokasi yang akan dibangun proyek.
  • Untuk keperluan pos. Misalnya mengantar surat atau mengantar barang/logistik ke tempat terpencil.

Manfaat drone ini ternyata sangat banyak. Jadi cukup rasional menimbang alasan kenapa R80 dan N245 itu prioritasnya kalah. 

Pun tidak masuk dalam proyek strategis nasional, bukan berarti proyek ini terhenti. Akan tetap jalan. Dukungan Pemerintah pasti tetap diberikan, misalnya terkait perizinan, pajak, dan kemudahan lainnya.

Namun tidak dalam bentuk dukungan pendanaan, APBN nya masih semaput, belum mampu. Hehe

Tidak perlulah hal ini dibesar-besarkan, dibuat gaduh, apalah guna memanas-manasi masyarakat dengan komentar yang provokatif.

Ibaratnya saat kondisi uang pas-pasan di kantong, harus dibelikan beras atau untuk beli baju? Beli baju tentu bisa ditunda ya kan. Hehe

Lebih baik menjernihkan suasana dengan pemikiran yang logis, ketimbang mencari popularitas semata. Memancing di kolam ikan aja, jangan di air keruh. 

Yuk menulis yuk, sebarkan hal baik dan positif. Salam

Tautan referensi: 1, 2, 3, 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun