Rasanya memang keputusan masuk akal menunda Pesawat R80 atau N245 dalam proyek nasional. Nanti ketika ekonomi kita membaik, masih bisa difokuskan lagi kesana.Â
Apa saja proyek Drone yang masuk dalam PSN
Pemerintah memasukkan tiga proyek pengembangan teknologi drone senilai Rp 27,17 triliun dalam daftar 89 Proyek Strategis Nasional yang terbaru. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang melakukan percepatan pengembangan : (1)Â Drone jenis Medium Altitude Long Endurance untuk keperluan pertahanan militer.Â
Diberi nama Black Eagle 'Elang Hitam'. Drone dengan kode EH 1, 2, 3 ini ditargetkan 2020 ini harus sudah bisa di uji terbang, dan tahun 2021 sudah tersertifikasi untuk layak produksi massal. (2) Drone Elang Hitam-4 (EH-4), dan (3) Drone Elang Hitam -5 (EH-5), keduanya ditargetkan tersertifikasi di Tahun 2024.
Konsorsium yang terdiri dari BPPT, Kemenhan, TNI AU, PT DI, PT Len, dan ITB sudah mampu membuat prototipe pesawat drone tersebut dan segera dipercepar untuk produksi komersial dengan masuknya dalam daftar Proyek Strategis Nasional.
Drone Elang Hitam dirancang sebagai pesawat PUNA MALE ISTAR, yakni dapat digunakan untuk misi spionase, pengawasan, mengakuisisi target, serta mengumpulkan informasi terkait target.
Sebagai bagian dari sistem pertahanan, drone yang memiliki panjang 8,3 meter dan bentang sayap 16 meter itu akan dilengkapi dengan rudal.Â
Memang ditujukan untuk keperluan militer, memperkuat alutsista nasional. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia tentu kita harus punya kemampuan menjaga wilayah NKRI.
Drone militer ini akan difungsikan memperkuat pertahanan kita, mengawal perbatasan negara yang rawan, misalnya kawasan laut Natuna.
Mahal sekali biaya jika harus mengirim kapal perang untuk patroli disana. Dengan drone tentu bisa lebih efisien operasinya.
Fungsi Drone selain untuk keperluan militer
Selain untuk keperluan pertahanan militer, tentu kita berharap banyak bahwa pengembangan drone juga mencakup fungsi lainnya. Yang bisa mendukung kebutuhan Indonesia.