3. Relevansi bagi Pengembangan Teori dan Etika Akuntansi
Di era globalisasi dan digitalisasi saat ini, praktik akuntansi menghadapi tantangan baru: kompleksitas transaksi, transparansi publik, serta tuntutan keberlanjutan (sustainability). Dalam situasi ini, pendekatan hermeneutik menjadi semakin relevan karena:
Akuntansi sebagai Bahasa Sosial. Laporan keuangan adalah teks sosial yang menyampaikan pesan kepada berbagai pihak  investor, pemerintah, masyarakat. Hermeneutik membantu memahami "bahasa" tersebut dalam konteks komunikasi antaraktor ekonomi.
-
Penilaian Etis dan Moral. Akuntansi modern menuntut integritas dan tanggung jawab sosial. Hermeneutik membantu menafsirkan nilai moral di balik praktik pelaporan, seperti dalam isu green accounting dan ESG reporting.
Pemahaman Multikultural dan Global. Dalam lingkungan global, interpretasi terhadap informasi akuntansi dipengaruhi oleh budaya dan nilai lokal. Hermeneutik memberikan kerangka untuk memahami perbedaan makna tersebut secara kontekstual.
Pembangunan Kesadaran Reflektif. Hermeneutik menumbuhkan kesadaran bahwa setiap angka di laporan keuangan adalah hasil keputusan manusia yang memiliki dimensi etis. Ini mendorong transparansi dan akuntabilitas yang lebih mendalam.
Dengan demikian, Why dari teori akuntansi dalam pendekatan hermeneutik Wilhelm Dilthey dapat disimpulkan sebagai berikut:
"Karena akuntansi merupakan praktik sosial yang sarat makna dan nilai, pendekatan hermeneutik diperlukan untuk memahami dimensi kemanusiaan, historis, dan etis dari pelaporan keuangan. Pendekatan ini membantu mengatasi keterbatasan paradigma positivistik dan menuntun akuntansi menuju pemahaman yang lebih reflektif, kontekstual, dan bermoral."
Dilthey menekankan bahwa pemahaman tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai kehidupan. Dengan demikian, penerapan hermeneutik dalam akuntansi dapat memperkaya teori akuntansi agar lebih peka terhadap aspek etika dan kemanusiaan. Â
Menurut Chua (1986), teori akuntansi kritis dan interpretatif diperlukan untuk melengkapi pendekatan positivistik yang sering kali mengabaikan dimensi sosial dan moral. Hermeneutik Dilthey memberikan dasar epistemologis untuk pendekatan tersebut dengan menekankan pemahaman kontekstual, pengalaman manusia, dan nilai-nilai sosial.
Dengan demikian, pendekatan ini membantu menjawab tantangan modern akuntansi yang menuntut transparansi, akuntabilitas, dan keadilan sosial.Â