Mohon tunggu...
Pendidikan

Long-Form Journalism, Tantangan Baru di Era Baru

8 Oktober 2018   11:12 Diperbarui: 8 Oktober 2018   16:06 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CNNIndonesia juga sempat menerbitkan berita dengan format long-form pada lamannya, salah satunya yang berjudul "Demam Ganja di Indonesia" dan "Dongeng Surga Wallacea". Sama halnya dengan Tirto.id, CNNIndonesia juga mencoba untuk memberi kemudahan bagi para pembacanya dengan menyisipkan gambar atau infografik yang interaktif secara visual.

Tantangan

Walaupun masih terbilang baru, kehadiran long-form journalism di ranah online tidak dapat dihindari. Karena mengadopsi gaya penulisan jurnalistik sastrawi, tentu akan lebih mudah dimengerti apabila mereka yang membaca memiliki referensi sebelumnya, atau setidaknya sempat membaca karya sastra yang berkualitas. Sehingga melalui bacaan itu akan menghasilkan tulisan yang berkualitas pula. Inilah yang menjadi tantangan jurnalisme bagi para jurnalis.

Dilansir dalam buku Azwar (2018) yang berjudul "4 Pilar Jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar Jurnalistik", kegiatan jurnalistik merupakan kegiatan untuk membangun masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan pendidikan jurnalistik dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri serta masyarakat, yaitu kebutuhan akan informasi tentunya.

Kesimpulan

Sebagai perwujudan jurnalistik baru, jelas long-form journalism memiliki karakter dan ciri khasnya sendiri untuk dapat dimengerti oleh para pembacanya. Long-form journalism tidak hanya menuntut penulisnya untuk bercerita tanpa arah yang jelas, namun tetap berpegang pada kaidah jurnalisme dan dipengaruhi teknik penulisan jurnalisme sastra.


Aliran jurnalistik ini juga menekankan prinsip untuk memaparkan setiap kejadian atau fenomena yang akan ditulis dari berbagai sisi secara mendalam, bukan hanya mengatakan apa yang dilihat saja. Sehingga menjadi tugas para jurnalis untuk dapat memperoleh data dan menuangkannya dalam bentuk laporan mendalam yang bisa dinikmati pembacanya.

-

Referensi:

Putra, M. S. (2010). Literary Journalism: Jurnalistik Sastrawi. Jakarta: Salemba Humanika.

Azwar. (2018). 4 Pilar Jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar Jurnalistik Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun