Seorang pelari yang sering berpapasan melambaikan tangannya sembari menatap dengan rasa heran, ini menyadarkan saya sedang berada di ruang publik....gosh kembalikanlah kewarasanku.
Mungkin khayalan tingkat dewa itu muncul karena saya banyak nonton film tentang penyebaran virus yang akhirnya menghabisi manusia, film Train to Busan yang mengisahkan pengembangan virus yang tidak terkontrol cukup mengerikan namun mini seri The Passage lebih mengerikan lagi. Ini tentang kegiatan laboratorium pengembangan  formula bagi manusia agar superior secara fisik. Yang terjadi adalah perkembangan yang tidak terkontrol. Manusia-manusia itu jadi predator bahkan memangsa mereka yang bekerja mengembangkan formula. Akhirnya yang tersisa adalah sosok muda Amy Bellafonte. Yap, gak salah lagi pasti gegara The Passage ini.
Segera berjalan pulang dan sesampainya di rumah masih dengan keadaan berada di titik nol hingga lagi-lagi pikiran mengingatkan, "Kau kan punya Allah, kok malah jadi seperti orang gak punya iman."
Buru-buru ambil air wudhu dan melakukan sholat Dhuha sekaligus minta ampun.
Saat itu jadi moment of truth untuk berserah diri pada sang Ilahi Rabbi. Hidupku, matiku ada di genggamanNya, kenapa jadi takut.
Sayapun lebih mendekatkan diri pada Allah, sejak saat itu sholat malam nyaris tak pernah tinggal dan salah satu doa yang selalu dipanjatkan adalah, "Berikanlah kesehatan pada hamba, keluarga sekandung, keluarga besar, kerabat dan teman-teman sekalian. Jauhkanlah kami dari penyakit yang berbahaya itu."
Adik mengatakan, "Ya kan dia di penjara, waktunya banyak."
Saya jawab saja, "Yakin kalau kamu yang di penjara bisa hafal 15 juz?"
Dia langsung bergidik membayangkan, "Iya juga sih, bisa-bisa gue nangis mulu."
Saya jadi tersenyum.