Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tidurnya DPR adalah Rahmah bagi Rakyat

24 September 2019   11:18 Diperbarui: 24 September 2019   11:20 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bila tidurnya orang yang berpuasa adalah rahmah. Mungkin tidurnya DPR saat ini adalah rahmah. Lho kok rahmah?

Lihat saja, akhir-akhir ini mahasiswa, aktivis dan petani turun ke jalan. Mereka semua memprotes kerja DPR yang menggunakan SKS (Sistem Kebut Semalam) di akhir masa kerjanya.

Revisi UU KPK. Adalah salah satu UU yang dikebut menjelang masa berakhirnya kerja tuan-tuan di DPR. Dari sisi manapun, isi dari revisi UU KPK ini dapat diperdebatkan. Namun, pertanyaannya adalah UU KPK terlalu penting untuk diperdebatkan hanya dalam waktu kurang dari sebulan. Masukan-masukan rakyat terhadap revisi UU KPK 'sengaja' diabaikan demi mengejar tenggat waktu yang sangat sempit. Sulit untuk mengatakan ini sebuah kebetulan belaka. 

RUU Pertanahan. Rancangan UU ini lebih parah lagi. Jika disahkan dengan draft sekarang maka tanah sebagai asset produksi bagi kaum tani akan diserahkan pada segelintir orang kaya. 

Draft yang sekarang dibahas di DPR itu sarat atas penghilangan hak-hak masyarakat atas tanah, mempermudah penguasaan lahan atas nama investasi, menutup akses masyarakat atas tanah dan pemenjaraan bagi warga yang memperjuangkan hak atas tanahnya. Petani akan mati, cepat atau lambat, bila RUU Pertanahan benar-benar disahkan tanpa ada perbaikan dari sisi substansi.

Seperti dalam revisi UU KPK, dalam pembahasan RUU Pertanahan, DPR seperti tutup mata dan telinga terhadap kritik masyarakat. Dalam berita di KBR misalnya dengan jelas tertulis bahwa meski dikritik rakyat namun semua Fraksi DPR setujui RUU Pertanahan. Inilah kalau DPR sudah bangun dan bekerja. Mereka akan kebut semalam banyak UU di tenggat waktu yang sempit. 

Dengan alasan mengejar target itulah suara-suara rakyat yang harusnya menjadi tuannya justru diabaikan. Wakil rakyat sudah mulai membangkang dari rakyat yang katanya diwakilinya.

Sologan, kerja..kerja...kerja...nampaknya tidak cocok buat DPR. Karena jika sologan itu dipakai DPR justru membahayakan rakyat yang diwakili dan membayar gaji dengan uang pajaknya.  

Hal itu dikarenakan DPR lebih suka kerja di saat injury time.  Jika itu yang terjadi, mungkin lebih baik DPR dibanyaki tidur. Jangan kita bangunkan dan suruh DPR bekerja membuat UU. Karena kalau mereka bekerja dengan cara seperti mereka bekerja saat ini maka mereka akan membahayakan masa depan kehidupan kolektif kita.

Mari biarkan DPR tidur nyenyak. Tidur mereka adalah rahmah bagi kita, rakyat yang membayar pajak untuk gaji mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun