"Saya berpandangan bahwa negara kita sedang sakit saudara-saudara sekalian. Ibu pertiwi sedang diperkosa," ucap salah seorang calon presiden dalam orasinya pada kampanye akbar di Jakarta, Minggu, (7/4/2019).
Sebagai warga negara yang membayar pajak, saya jadi penasaran. Siapa gerangan yang telah memperkosa ibu pertiwi?
Jika ibu pertiwi adalah tanah yang kaya. Para pemerkosa ibu pertiwi tentu saja adalah mereka yang ingin menguras habis kekayaan yang dikandung dalam tanahnya. Kakayaan alam yang harusnya dibagikan secara merata kepada ratusan juta rakyat dikuasai sendiri. Semuanya untuk memupuk terus kekayaan pribadi.
Siapa pemerkosa ibu pertiwi itu? Jawabannya adalah para tuan tanah. Ya, tuan tanah yang menguasai ratusan ribu hektar tanah sementara jutaan kaum tani tak punya tanah.Â
Menurut Dosen Ekonomi Universitas Brawijaya Malang Ahmad Erani, Ph.D, jika pada tahun 1980-an kepemilikan lahan pertanian di Jawa rata-rata kurang dari 0,5 hektar, maka sekarang kepemilikan lahan pertanian itu tinggal 0,25 Â hektar saja.
 Data BPS menyebutkan bahwa jumlah petani gurem dalam kurun waktu tahun 1993 hingga 2003 meningkat rata -- rata sebesar 2,6 persen per tahunnya. Di Pulau Jawa jumlah petani gurem mencapai 75 persen dari seluruh total rumah tangga petani.Â
Sebaliknya, penguasaan lahan yang sangat luas justru diperlihatkan oleh korporasi-korporasi besar. Di negeri ini, kurang lebih 470 perusahaan perkebunan telah menguasai 56,3 juta hektar lahan. Atau dengan kata lain, setiap perusahaan rata-rata menguasai 120 ribu hektar lahan.
Pertanyaan berikutnya tentu saja adalah berapa tanah yang dikuasai oleh segelintir elite super kaya di Indonesia itu? Data dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), menyebutkan bahwa ada seorang calon presiden yang  menguasai lahan seluas 102,770 hektar di Kaltim.Â
Demikian pula ada seorang calon wakil presiden yang juga menguasai lahan seluas 541,022 hektar termasuk di Kalteng, Sumsel, dan Jatim.Â
Beberapa nama lain di lingkaran calon presiden dan wakilnya itu juga menguasai lahan yang tidak sedikit. Dapat dikatakan mereka adalah barisan orang-orang super kaya yang menjadi tuan tanah, di saat jutaan warga tak punya tanah.
Kembali kepada ibu pertiwi, yang kata salah seorang capres, sedang diperkosa itu. Sebagai warga negara yang baik, tentu kita ingin menyelamatkan ibu pertiwi yang sedang menangis dan tak berdaya dibawah perkosaan segelintir tuan tanah.Â