Mendekati tanah kering saat embun membasahi fajar
Aku telah mengarungi tujuh samudera
Aku diperebutkan jutaan manusia
Aku ini cuma benur
Tapi benur yang hebat
Kulitku keras namun dagingku lembut
Dagingku memanjakan lidah kesepian
Dan menggoda insan serakah
Jika dunia ini papan catur
Aku cuma pion kecil yang dimangsa kuda atau gajah
Namun saat aku menyelundup di bawah benteng
Menteri pun bertekuk lutut
Akulah benur yang tampak memikat
Dan merusak sendi kursi yang nikmat
Akulah benur terhebat
Tapi..
Kenapa aku ditangkap?
Karena diriku hanyalah benur
Yang dijaring oleh kerapian jala takdir
Setelah terpancing oleh umpan yang melenakan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!