Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Agus Yudhoyono Galau Surya Paloh Ikut Koalisi

25 Maret 2024   14:29 Diperbarui: 25 Maret 2024   14:41 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga menimbulkan pertanyaan, hancur lebur yang bagaimana sesungguhnya dimaksud AHY jika tetap bertahan mendukung koalisi Anies-Muhaimin ?

Apakah AHY memprediksi jika tetap berada di koalisi yang lama Partai Demokrat tidak akan lolos ambang batas parlemen dan gagal peroleh kursi parlemen ?

Kekuatiran tersebut justru berlebihan jika sebelumnya AHY justru paling getol mengatakan bahwa dibawah kepemimpinan Presiden  Joko Widodo dianggap terganggu oleh pembegalan terhadap Partai Demokrat.

Tapi itulah politik pragmatisme, menjadikan politisi gampang berubah haluan sikap dan pemikiran, semua hanya berdasarkan kepentingan sesaat.

Ucapan AHY tersebut tidak berselang jauh dengan diadakannya pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Surya Paloh di Nasdem tower.

Pertemuan kedua ketua umum parpol, dan Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih memang mengundang kontroversi dan perdebatan, karena Partai Nasdem sebelumnya bukan pendukung koalisi pengusung Prabowo Subianto.

Pertemuan tiba-tiba setelah pengumuman hasil rekapitulasi Pilpres KPU memang pantas dicurigai sebagai langkah pendekatan kerjasama politik ke depan, bahkan seakan jadi pintu masuk bagi Partai Nasdem untuk ikut masuk ke koalisi pengusung Prabowo, kemudian memperoleh jatah menteri di kabinet Prabowo Subianto.

Jika itu benar terjadi, maka wajar Partai Demokrat gusar dan ingin rasanya melakukan protes, karena merasa salah satu Partai ikut berjuang memenangkan Prabowo.

Sementara Partai Nasdem bukan merupakan partai pendukung, bahkan menyisakan catatan buruk bagi Partai Demokrat, yaitu menelikung partai Demokrat dari sebelumnya memberi harapan bagi AHY sebagai bakal calon pendamping Anies, tetapi kemudian justru memilih Muhaimin Iskandar.

Kekecewaan Partai Demokrat, khususnya AHY sebagai ketua umum, dan orang yang jadi korban PHP (pemberian harapan palsu) Partai Nasdem wajar dipertontonkan ke muka publik. 

Namun Partai Demokrat juga mesti menyadari bahwa dalam tradisi perpolitikan dewasa ini berlaku hukum "Tidak ada kawan dan musuh abadi", yang ada hanya kepentingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun