Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Cinta dan Benci Ferdy Sambo Putri Candrawati

14 Februari 2023   04:03 Diperbarui: 14 Februari 2023   04:21 1641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Kompas.Com / Kristianto Purnomo

Persis sehari menjelang perayaan hari kasih sayang atau Valentine Day, (Selasa, 13/2/2023) Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan Vonis hukuman kepada Putri Candrawaty yang dituduh ikut serta melakukan pembunuhan berencana bersama suaminya Ferdy Sambo terhadap Yosua Hutabarat.

Hukuman yang jauh lebih ringan dibandingkan hukuman mati yang dikenakan kepada Ferdy Sambo mantan pejabat tinggi Polri dengan pangkat terakhir bintang dua (Irjen).

Mungkin hanya karena faktor kebetulan saja pembacaan kedua vonis itu dilakukan Hakim menjelang Valentine Day. 

Namun pesan intrinsik yang terkandung dalam perayaan Valentine Day kiranya tetap ada menyelimuti hati kedua pasangan istri tersebut walau sedang dalam kondisi dirundung duka sangat mendalam karena memperoleh vonis hukuman teramat berat.

Justru itulah peristiwa paling tepat menguji kekuatan cinta yang mereka miliki masing-masing, karena cinta sejati semestinya tetap terpelihara dan diungkapkan disaat mengalami penderitaan, apalagi itu derita yang dirasakan secara bersamaan.


Putri Candrawati pasti sangat kecewa dan teramat sedih dikenakan vonis hukuman, tetapi ditengah kekecewaannya suaminya, orang yang dicintai memperoleh hukuman mati lebih berat dari dirinya, bahkan suaminya terancam dieksekusi mati mengakhiri hak hidup untuk bisa selalu bersamanya.

Kira-kira lebih kecewa mana  Putri Candrawati menanggapi kedua vonis hukum itu, lebih kecewa atas hukuman yang menimpa dirinya atau lebih kecewa karena bakal kehilangan suaminya yang terancam eksekusi mati ?

Pastinya kecewa untuk keduanya, dan semakin remuk redam hatinya mendengar suaminya diancam hukuman mati. Hal itu wajar dan semestinya dirasakan Putri Candrawati karena sesuai keputusan hukum pembunuhan terhadap Almarhum Josua Hutabarat dominan karena faktor alasan dari dalam diri Putri Candrawati sendiri yang kecewa dan tidak senang terhadap Josua (hakim tidak menyebut apa itu persisnya).

Alasan semula yang mengatakan ada unsur pelecehan seksual sama sekali tidak terbukti di pengadilan, dan dianggap tidak ada, maka faktor pendorong dominan karena perasaan tersinggung atau sakit hati dari Putri Candrawati, kemudian Ferdy Sambo juga mengalami hal yang sama sehingga dilakukan perencanaan pembunuhan.

Kalau lah memang benar karena aduan Putri Candrawati yang menyebabkan Ferdy Sambo merencanakan pembunuhan bukankah sesungguhnya Putri Candrawati pemicu utama terjadinya tragedi pembunuhan itu ? 

Dan seharusnya menjadikan Putri Candrawati merasa lebih bersalah karena bukan hanya menyebabkan kematian Yosua Hutabarat tetapi juga membuat suami yang dicintainya terancam hukuman mati dan kehilangan nyawa juga.

Sangat tragis, dan seharusnya sangat menyakitkan dan membuat hati Putri Candrawati remuk redam, perih dan tersiksa bathin karena sikapnya menjadikan dua orang kehilangan nyawa, termasuk kehilangan nyawa orang yang dicintainya.

Ferdy Sambo juga sudah pasti sangat kecewa dikenakan hukuman seberat itu, dan membayangkan betapa kejamnya hukuman yang hendak dia lalui. Semua itu harus dia jalani karena perbuatan mengatasnamakan pembelaan terhadap istri tercinta.

Apakah itu juga serba kebetulan, vonis hukuman mati menimpa Ferdy Sambo sehari sebelum perayaan hari kasih sayang, dan dikenakan hukuman karena teramat sayang terhadap istrinya.

Sebuah kebetulan yang layak dijadikan bahan permenungan.

Kebetulan juga bulan lalu, persisnya 10 Januari 2023, Robert Fratta yang kebetulan juga seorang Perwira Polisi di Amerika, di eksekusi mati karena dikenakan hukuman mati atas tuduhan melakukan pembunuhan berencana terhadap istrinya sendiri bernama Farah.

Bedanya dengan Ferdy Sambo, Robert Fratta memiliki alibi kuat sedang berada di sebuah gereja ketika terjadi penembakan terhadap istrinya Farah.

Tetapi kemudian institusi penegak hukum di Amerika dapat membuktikan pembunuhan terhadap Farah dilakukan oleh orang lain atas permintaan Robert Fratta lewat bantuan temannya mencarikan seorang pembunuh bayaran.

Motif pembunuhan itu sendiri dilatarbelakangi oleh perselisihan atas hak asuh terhadap anak mereka di tengah perceraian perkawinan Robert Fratta dengan Farah.

Keduanya mereka, Ferdy Sambo dan Robert Fratta adalah polisi, penegak hukum, memiliki pangkat lumayan tinggi karena sama-sama perwira, tetapi terjerat hukuman mati karena pembunuhan berencana.

Ferdy Sambo melakukan pembunuhan berencana karena membela orang yang dicintainya, sementara Robert Fratta membunuh orang yang (pernah) dicintainya.

Kedua kejadian ini memberi sebuah kesimpulan bahwa sesungguhnya :

"Antara Cinta (Love) dengan Benci (Hate) hanya beda tipis".

Keduanya bisa pemicu kematian dan pembunuhan.

Putri Candrawati merasa kesal dan benci terhadap Josua, lalu mengadukannya kepada Ferdy Sambo sehingga atas nama cinta terhadap istrinya dan benci terhadap Josua terjadilah pembunuhan, demikian juga Robert Fratta dari sebelumnya mencintai istrinya berubah jadi benci istrinya sehingga kemudian terjadi pembunuhan karena sudah kehilangan cinta.

Itulah misteri Cinta jadi bahan refleksi menarik di tengah perayaan Valentine Day kali ini 14 Februari 2023.

From your Valentine.......................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun