Tidak terasa waktu berjalan tiba lah saatnya melakukan konsultasi terakhir dengan dokter langganan untuk bicara tentang tempat dan waktu melahirkan, sudah barang tentu menyepakati dokter kandungan yang membantu persalinan lewat operasi Caesar.
Saat tiba hari melahirkan, aku tidak ketemu dengan dokter, tetapi menurut suster perawat Klinik tempat istri saya melahirkan, dokter langganan sudah stand by dan akan masuk ke ruang persalinan melakukan operasi membantu kelahiran anak saya.
Suasana pun semakin membuat saya tidak tenang, gelisah dan diselimuti hati penuh tanda tanya, bahkan bagaikan melemparkan sebuah koin uang logam ke udara, berjudi untuk menentukan apakah anak ku lahir laki-laki atau perempuan. Tidak bisa dipungkiri disetiap kali menunggu kelahiran anak di rumah sakit aku pasti selalu gelisah, tidak tenang berbaur dengan rasa kuatir, tetapi kali ini rasanya lebih mengkuatirkan dan menimbulkan rasa galau berlebihan dibandingkan biasanya, karena adanya harapan besar memperoleh anak laki-laki yang mungkin bisa terwujud karena usahaku mengikuti saran dokter, dan sudah barang tentu rasa tidak yakin akan memperoleh anak laki-laki juga sikih berganti datang antara yakin dan tidak yakin.
Ditengah kegalauanku, tiba-tiba aku bertanya kepada saudaraku yang sedari tadi menemaniku :
"Apakah memang sekarang lagi musim hamil ibu-ibu iya, kok banyak sekali ibu hamil kulihat hari ini disini ?"
Tiba-tiba saudaraku itu menjawab dengan nada terkekeh-kekeh : "Ah, abang ini lagi galau berat nampaknya, Iya Wajarlah banyak ibu hamil Abang lihat disini, kan ini Klinik Bersalin dan tempat praktek dokter ahli kandungan".
Hehehehe....
Aku pun kemudian ikut tertawa dan ada rada rasa malu atas ketidaksadaranku menyampaikan pertanyaan konyol seperti itu.
Disela suasana ketawa kami, tiba-tiba dokteran langganan yang sudah selesai membantu persalinan istri saya menghampiri saya di ruang tunggu, dan menyodorkan tangan menyalam saya, seiring berujar, "Selamat, anakmu laki-laki, kamu lebih beruntung dibandingkan aku !!!".
Seketika itu juga aku merasakan kegembiraan yang tak terhingga, tidak bisa diuraikan dengan kata-kata karena harapanku memperoleh anak laki-laki sudah kesampaian alias terwujud."Terima Kasih Tuhan", ucapku tapi kata-kata tidak keluar dari mulutku.
Karena sangat begitu gembira, aku tak menyadari bahwa dokter langganan telah berjalan meninggalkanku, aku pun kaget dan mengejar sang dokter, setelah berada persis disampingnya berjalanan menuju parkiran mobil, aku berujar :
