Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mempolitisir Utang Negara dan Runtuhnya Rasa Syukur Lepas dari Pandemi Covid 19

29 Januari 2023   20:21 Diperbarui: 29 Januari 2023   23:03 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkah Tersembunyi Dibalik Covid 19 Bagi Bumi.Sumber Foto : amariitb.co.id

Bila kita lakukan kilas balik, memang benar ketika pandemi Covid 19 muncul, semua orang dirundung suasana serba ketakutan, bingung dan serta serba kuatir karena melihat kenyataan pandemi Covid 19 menimbulkan kematian dalam jumlah besar, berlangsung cepat dalam waktu singkat.

Jalanan sepi, semua orang mengurung diri di rumah. Bahkan dengan sesama anggota rumah tangga juga takut bersentuhan, menjaga jarak. Terjadi jaga jarak yang masif sehingga sesama manusia seakan tidak memiliki kedekatan emosional satu sama lain, terpisahkan bukan hanya secara phisik, tetapi menjaga jarak secara interaksi sosial.

 Di jalanan kenderaan Ambulance dengan suara sirene lalu lalang menimbulkan suasana mencekam, bulu kuduk merinding karena suara nyaring sirene bagaikan bunyi alarm peringatan bahwa kematian akan menjemput siapa saja. Masing- masing diantara kita pun berpikir sedang menunggu giliran selanjutnya dijemput kematian.

Suasana mencekam dan mengkuatirkan saat menghadapi pandemi 19 beberapa tahun lalu semestinya dijadikan bahan refleksi atau permenungan betapa kita sangat beruntung jadi orang pilihan yang masih bisa menikmati kehidupan sampai saat ini. 

Rasa syukur dan terima kasih harus dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kita luput dari kematian akibat pandemi Covid 19 yang sama sekali belum pernah muncul dalam sejarah umat manusia, sehingga semua orang pun masih bingung melakukan sesuatu untuk menghadapinya.

Oleh karena itu, merupakan suatu tindakan "Naif" dan menimbulkan hati miris jika kebijakan pemerintah menangani pandemi Covid 19 saat itu tidak dihargai, dan dipolitisir hanya untuk kepentingan sempit pribadi.

Beberapa waktu lalu seorang elit partai politik memunculkan wacana dengan inti thema Pemerintahan Presiden Joko Widodo akan mewariskan utang negara dalam jumlah besar.

Diskursus dan perdebatan jumlah utang negara tahun 2022 jangan dilihat mempergunakan kaca mata kuda, dalam arti hanya melihat besaran jumlahnya tanpa memperhitungkan histori  atau latar belakang penyebab hutang tersebut terakumulasi jadi besar.

Semua orang tau, pandemi Covid 19 bukan hanya menimbulkan kematian besar yang memilukan hati, tetapi menyebabkan perekonomian mengalami kontraksi, kemunduran serta defisit Anggaran Belanja Pendapatan Negara.

Ditengah keuangan negara yang defisit, pemerintah kemudian dipaksa untuk menggelontorkan dana dalam jumlah besar untuk menanggulangi efek pandemi serta membantu menjaga kesejahteraan masyarakat lewat bantuan sosial maupun penyediaan obat atau vaksin.

Bahkan pemerintah berupaya memberi stimulus untuk tetap menjaga dinamika perekonomian nasional. Padahal anggaran negara terkuras untuk menanggulangi pandemi serta melakukan mitigasi mengantisipasi kemungkinan terjadi kondisi lebih buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun