Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Puncak Gunung Es Perdebatan Sengit Koalisi Perubahan

18 Januari 2023   10:59 Diperbarui: 18 Januari 2023   11:21 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perdebatan itu pun kemudian bagaikan benang kusut, susah mencari ujung pangkalnya untuk diurai, sementara Anies Baswedan yang sejak awal diberikan wewenang menentukan bakal calon pendampingnya diam saja. Jangan-jangan Anies Baswedan juga sudah bingung berselancar di tengah sengitnya pertarungan rebutan bakal calon wakil presiden pendampingnya.

Kegalauan dan kegamangan menentukan sikap dalam mematangkan komitmen bagi koalisi perubahan wajar memang mengental sampai hari ini karena rencana menyatunya ketiga partai untuk berkoalisi pada dasarnya berangkat dari latar belakang kerangka berpikir atau paradigma dan platform berbeda satu sama lain.

Partai Demokrat dan PKS selama ini merupakan partai oposisi atau berada di luar lingkaran kekuasaan kepemimpinan Presiden Joko Widodo, sedangkan Partai Nasdem merupakan bagian koalisi pendukung Presiden Joko Widodo.

Ironisnya walau sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden anti thesis Presiden Joko Widodo nyatanya sampai hari ini Partai Nasdem masih menyatakan diri sebagai pendukung Presiden Joko Widodo. Bukan kah sikap Partai Nasdem seperti itu bagaikan onal dalam daging bagi Partai Demokrat yang pada dasarnya ingin tampil beda dengan Presiden Jokowi dengan mengusung jargon "Koalisi Perubahan".

Pertemuan terakhir petinggi Partai Demokrat di Pacitan, Jawa Timur jelas menyatakan partai demokrat ingin mengusung wakil presiden Anies Baswedan bernuansa "Game Change". 

Dalam pemikiran dan harapan partai Demokrat bakal calon pendamping Anies Baswedan adalah pigur representasi anti thesis Joko Widodo penguasa saat ini. Sehingga dalam kontestasi pilpres 2024 partai Demokrat ingin bertarung head to head dengan koalisi pendukung Joko Widodo.

Sikap Partai Demokrat dari hasil konsolidasi internal di Pacitan justru bertolak belakang dengan sikap Partai Nasdem. 

Sekembalinya ke Indonesia setelah liburan di luar negeri Surya Paloh justru  mengumpulkan para elit partai Nasdem dan anggota Fraksi Nasdem DPR RI di Nasdem Tower dengan memberikan instruksi dan pengumuman tegas bahwa Partai Nasdem bersikap tetap mendukung kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Sikap Partai Nasdem ini bukan hanya ingin menepis perdebatan kemungkinan dilakukannya reshuffle kabinet oleh Presiden Joko Widodo tetapi secara tidak langsung menunjukkan sikap yang berbeda dengan partai Demokrat yang dengan lugas menyatakan diri sebagai partai anti thesis presiden Joko Widodo.

Dibandingkan Partai Demokrat, PKS sendiri terlihat lebih lembut atau soft ditengah perdebatan sengit ini, tetapi tetap bersikukuh mengupayakan kadernya sebagai bakal calon pendamping Anies Baswedan ditengah kengototan partai Demokrat memperjuangkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai pendamping Anies Baswedan.

Sengkarut perbedaan sengit kepentingan diantara partai pendukung Anies Baswedan yang belum tuntas ini akan tetap jadi onak dan duri bagi kelangsungan koalisi perubahan karena memang masing-masing partai pendukung memiliki agenda sendiri-sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun