Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Ibu Tidak Sama Dengan Mother's Day

22 Desember 2022   00:28 Diperbarui: 22 Desember 2022   07:06 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id 

22 Desember, di Indonesia diperingati sebagai HARI IBU. Dalam rangka memperingati hari Ibu ini ada baiknya memahami sejarah dan latar belakangnya.Karena sering mengemuka pandangan keliru menganggap Hari Ibu identik dengan peringatan Mother's Day.

Peringatan Hari Ibu setiap  tanggal 22 Desember, merupakan tradisi yang lahir dan dilaksanakan di Indonesia. Kemunculannya memiliki sejarah penting yang berkaitan dengan kebangkitan perempuan Indonesia untuk memperjuangkan eksistensinya, yaitu perjuangan untuk memperoleh perlakuan yang sama dalam status, pendidikan dan aktivitas di bidang politik.

Sejarah Hari Ibu tidak bisa dilepaskan dari Kongres Perempuan Indonesia pertama kali di Yogyakarta pada 22-25 Desember  1928 yang di inisiasi oleh 30 organisasi dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.  Salah satu keputusan kongres pembentukan Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

Tetapi peringatan Hari Ibu pada 22 Desember baru ditetapkan pada Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung pada 1938.
 

Sedangkan Mother's Day diperingati setiap tanggal 10 Mei berasal dari Amerika Serikat, dan merupakan hari libur resmi hari Minggu kedua di bulan Mei yang di proklamirkan Presiden Woodrow Wilson (1914), sebagai hari "ekspresi publik atas cinta dan hormat kami kepada para ibu di negara kami."

Konon, Awalnya Hari Ibu di Amerika Serikat diciptakan Anna Jarvis pada 1908 sebagai momen untuk mengenang kematian ibunya di Grafton, West Virginia.  Perayaan Mother's day  merupakan salah cara untuk menghormati pengorbanan yang dilakukan ibu untuk anak-anak mereka. Kemudian berkembang jadi kekuatan pemersatu di wilayah negara yang masih terpecah karena Perang Saudara yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian. Selanjunya menjadi gerakan mengajak para ibu bersatu mempromosikan perdamaian dunia.

HARI IBU HARI KEBANGKITAN PEREMPUAN INDONESIA

Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan perempuan Indonesia. Pemilihan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu tak lepas dari peristiwa Kongres Perempuan I pada 22-25 Desember 1928 yang menjadi awal mula kebangkitan perempuan di Indonesia.

Organisasi-organisasi yang terlibat dalam konres tersebut, antara lain Wanita Utomo, Putri Indonesia, Wanita Katolik, Aisyah, Wanita Mulyo, perempuan-perempuan Sarekat Islam, Darmo Laksmi, perempuan-perempuan Jong Java, Jong Islamten Bond, dan Wanita Taman Siswa.


Panitia Kongres Perempuan Indonesia I dipimpin oleh R.A. Soekonto yang didampingi oleh dua wakil, yaitu Nyi Hadjar Dewantara dan Soejatin.

R.A. Soekanto dalam pembukaan kongres menyampaikan kata sambutan yang sangat bermuatan nilai-nilai politis untuk memperjuangkan harkat dan martabat perempuan Indonesia. Hal ini terlihat dari pidatonya yang mengatakan,

"Zaman sekarang adalah zaman kemajuan. Oleh karena itu, zaman ini sudah waktunya mengangkat derajat kaum perempuan agar kita tidak terpaksa duduk di dapur saja. Kecuali harus menjadi nomor satu di dapur, kita juga harus turut memikirkan pandangan kaum laki-laki sebab sudah menjadi keyakinan kita bahwa laki-laki dan perempuan mesti berjalan bersama-sama dalam kehidupan umum".  

"Perempuan tetap perempuan, tetapi derajatnya harus sama dengan laki-laki, jangan sampai direndahkan seperti zaman dahulu."

 

Menelisik sejarah itu, sesunguhnya lahirnya peringatan Hari Ibu di Indonesia berkaitan dengan sejarah perjuangan perempuan Indonesia untuk meningkatkan peran dan keberadaan perempuan dalam kehidupan masyarakat maupun untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

Munculnya gerakan untuk meningkatkan peranan perempuan ini erat kaitannya dengan posisi perempuan yang sering termarginalkan saat zaman kolonial. Saat itu hanya anak laki-laki jadi prioritas memperoleh pendidikan. Perempuan dianggap hanyaberhubungan dengan urusan kasur dan dapur. 

Kesadaran untuk meningkatkan peran perempuan ini menjadi fokus utama kongres pertama, dengan materi bahasan yang berkaitan dengan agenda,

  • Mengenai persatuan perempuan Nusantara 
  • Peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan
  • Peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa 
  • Perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita  
  • Pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya

Penetapan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember sendiri baru diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Kemudian Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959. 

Sejak saat itu Hari Ibu diperingati di Indonesia, bukan sekedar peringatan pertanda betapa besarnya peranan seorang ibu untuk mengandung, melahirkan dan membesarkan anak. Tetapi peringatan Hari Ibu berkaitan dengan sejarah perjuangan perempuan Indonesia untuk memperoleh kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam bidang pendidikan dan perjuangan kemerdekaan.

Oleh karena itu peringatan Hari Ibu oleh masyarakat Indonesia tidak bisa dilepaskan sebagai hari peringatan perjuangan perempuan Indonesia untuk turut berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Peringatan Hari Ibu bagi masyarakat Indonesia bukan hanya sekedar ekspresi rasa bahagia terhadap Ibu, dan bukan hanya sebagai bentuk penghargaan kepada ibu dari seorang anak, tetapi Hari Ibu adalah hari memperingati kebangkitan perjuangan seluruh perempuan Indonesia.

Hari Ibu hari spesial untuk semua perempuan, khususnya perempuan Indonesia yang telah memiliki kesempatan yang setara berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Memperingati Hari Ibu berarti kita memperingati keberhasilan perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan Indonesia.

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun