Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

SARINAH Bung Karno : Selaksa Apresiasi Buat Perempuan Indonesia (1)

3 Desember 2022   01:09 Diperbarui: 4 Desember 2022   23:16 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Courtesy : pixoto.com images-portraits-of-women/gadis-desa

Pengalaman ini membuat Bung Karno menyimpulkan bahwa perempuan Indonesia harus memiliki kemerdekaan dan terhindar dari perlakuan diskriminatif.

Dan ada pula laki-laki sangat memproteksi istrinya atas nama terlalu cinta, sehingga tanpa disadarinya telah merampas kemerdekaanya, karena memperlakukan istrinya tak ubahnya "Sebagai Butir Mutiara".

Menurut Bung Karno, banyak suami-suami yang terlalu menghargakan istrinya seperti mutiara, tetapi sebenarnya merusak, atau sedikitnya mengurangi kebahagian istrinya.

Kesimpulan ini diperoleh Bung Karno setelah mendengar curhatan istri sahabatnya yang mengeluh karena merasa terkurung, padahal sepengetahuan Bung Karno sahabatnya itu memiliki pemikiran modern karena berprofesi sebagai seorang guru.

Ketika Bung Karno menyampaikan keluhan istrinya, dan menyarankan agar tidak terlalu mengekang istrinya, sahabatnya itu mengatakan bahwa dirinya teramat menyanyangi istrinya dan ingin menjaga martabat istrinya, serta tidak ingin martabat istrinya rusak bila terlalu bebas bergaul dengan orang lain.

"Percayalah Bung, saya tidak ada maksud untuk mengurangi kebahagiannya. Saya hargakan dia sebagai sebutir Mutiara" Jawab sahabat Bung Karno.

Kemudian Bung Karno menyimpulkan, banyak laki-laki bersikap seperti sahabatnya itu, memuliakan istri mereka yang sangat cintai sebagai barang berharga, mereka "pundi-pundikan" istrinya seperti menyimpan mutiara, tetapi sebagai mana orang menyimpan mutiara di dalam kotak, demikian pula mereka menyimpan istrinya itu dalam kurungan atau pingitan.

Bukan untuk memperbudaknya, dan bukanuntuk menghinanya dan bukan untuk merendahkannya tetapi untuk menjaganya, menghormatinya dan memuliakannya. Meminjam istilah Profesor Havelock Ellis yang berkata bahwa banyak laki-laki memandang perempuan sebagai "suatu blasteran antara seorang Dewi dan seorang tolol", yaitu perempuan dianggap bagaikan seorang dewi namun disisi lain dianggap sebagai orang tolol.

Itulah dilema pandangan laki-laki terhadap perempuan yang sering menimbulkan perdebatan kontraversial baik menurut cara pandang kalangan moderat maupun tradisional.

Walaupun bicara tentang peranan perempuan sangat pelik dan dilematis, Bung Karno menekankan bahwa persoalan perempuan adalah soal masyarakat dan negara yang teramat penting.

Karena bicara soal negara harus bicara soal laki-laki dan perempuan, keduanya tidak bisa dipisahkan dalam persoalan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun