Mohon tunggu...
Daniel Suharta
Daniel Suharta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

www.daniest.com email : datasolusindo@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Bisa Membeli Sepeda itu Biasa, Bisa Mendesain Sepeda itu Luar Biasa

7 Juli 2015   10:11 Diperbarui: 7 Juli 2015   10:33 1971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Berbincang santai saat senja hari di plaza ngasem begitu menyenangkan, sambil melihat anak anak berlarian kecil bersendau gurau dengan keluarga;  disisi lain juga terlihat beberapa pasangan muda mudi yang berbincang dan tertawa kecil; ditingkahi matahari yang berwarna warni membentuk sebuah lukiasn indah; sore yang cukup menyenangkan dan syahdu ...

 Apalagi saat itu saya berbincang dengan seorang sahabat muda yang mempunyai banyak kegiatan, talenta dan prestasi; sehingga tanpa saya sadari pebincangan tersebut membuat saya membayangkan bahwa betapa bahagianya bila masa muda saya dulu seperti apa yang di alami dan diceritakan mas Adika Et Sampilo; diisi dengan berbagai aktifitas dan kegiatan yang dinamis, penuh keceriaan dan kebebasan tanpa ruang yang membatasi dengan dukungan penuh dari kedua orang tua, karena pada prinsipnya kedua orang tua mas Adika memiliki pola asuh yang fleksibel yaitu memberi kebebasan penuh, terbuka namun tetap terbina ...

Disisi mas Adika sendiri, apabila kebanyakaan orang bersekolah atau kuliah sekedar mencari ijazah untuk kemudian juga sekedar bekerja ikut di suatu instansi saja, maka mas Adika kuliah dengan kesadaran penuh  ingin mempertajam apa yang sudah menjadi talentanya dan tidak ingin sekedar mencari sertifikat resmi saja.

Sebuah kcebebasan yang dijawab dengan sikap dewasa dan bertanggung jawab

 

Meski saya tidak mengalami, saya tidak begitu menyesal karena saya sudah merasa terwakili oleh mas Adika yang sudah cukup lama berkenalan dan bergaul dengan saya, bahkan saya telah menganggapnya sebagai keluarga sendiri.

Adapun perbincangan kami tak lepas dari apa yang saya sukai yaitu sepeda.

Lalu apa sih yang menarik dari perbincangan kali ini ?

Ada beberapa orang mengatakan bahwa bisa membeli sepeda itu biasa, bisa mendesain sepeda, itu baru luar biasa ...

Nah, itulah salah satu talenta dan kelebihan mas Adika Et sampilo!

Aktifitas, kelebihan dan potensi mas Adika yang lain bisa Anda simak dalam uraian saya berikut beserta beberapa gambar gambar yang menarik dari aktifitas positif tersebut ...

 

 # Keluarga bahagia, yang memberikaan kebebasan penuh,  terbuka namun tetap terbina

Mas Adika yang baru saja genap berusia 21 tahun pada tanggal 1 Juli yang lalu dan kuliah di UKDW jurusan Desain Produk ini saya kenal sekitar 4 tahun yang lalu, saat pertama kali mengadakan kegiatan “Ijolan Sampah” di WALHI. Adapun alasan mengapa mas Adika menekuni perkuliahan di Desain Produk ini dikarenakan ingin mempelajari dan menciptakan produk sepeda dan produk produk lainnya.

Mas Adika sudah sejak kecil diajari bersepeda akan tetapi mulai fokus menekuni hobi dengan seluk beluk masalah sepeda sejak awal Sekolah Menengah Pertama. Oleh sebab itu meski dirumah ada beberapa kendaraan bermesin akan tetapi mas Adika lebih suka bepergian dengan mempergunakan sepeda, selama jarak tempuh tidak jauh; tidak jauh umtuk ukuran mas Adika adalah asal masih di dalam area Ring Road. Adapun alasan memakai sepeda adalah bisa menghemat biaya bensin yang bisa di alokasikan untuk makan dan membuat sepeda, sebuah pemikira sederhana namun sangat cerdas!

 

Kegiatan bersepeda yang sering dilakukan mas Adika antara lain bersepeda bersama teman teman fixed gear dan sepeda balap dengan jarak tempuh yang lumayan jauh dengan kecepatan yang tinggi pula sebagai bagian untuk melatih fisik agar tetap bugar. Namun hal yang paling mas Adika sukai dan konsen adalah kegiatan KLOVER PARCEL yang diadakan setiap tahun dan tahun ini akan dilakukan untuk yang ke 4 kali; adapun klover parcel adalah sebuah kegiatan membagi parcel yang berupa sembako dan diperuntukkan bagi pengayuh sepeda yang membutuhkan yang ditemui disepanjang jalan saat mereka berkeliling; diantaranya adalah pamulung, pedagang keliling yang memakai sepeda dan semacamnya.

 #Kegiatan KlOVER PARCEL #2 yang telah dilakukan dua tahun yang lalu, gambar promosi memakai sepeda yang mendapat juara 1 di kontes kustomfest

 

 

Salah satu perjalanan bersepeda yang menurut saya cukup menantang dan bagi saya tidak mungkin saya lakukan adalah saat bersepeda dari pantai ngobaran ke Jogja dengan fat bike ( sepeda yang memakai ban berukuran besar, lebih besar dari ukuran ban sepeda motor) dengan medan yang banyak tanjakannya dan jarak tempuh sekitar 80 KM, saya membayangkan betapa menguras tenaga ha tersebut. Namun itu dilakukan mas Adika dengan rasa suka meski kata mas Adika memang cukup melelahkan.

Satu hal lagi yang membuat saya tidak habis pikir adalah saat kedua orang tua mas Adika mengadakan acara keluarga di Kaliurang bersama teman teman kerja, mas Adika menyusul dengan bersepeda sendiri akan tetapi dengan jalur memutar dari Solo dengan rute awal mengikuti Audax namun kemudian memisah sendiri dan sempat “keblasuk” beberapa kali hingga sampai goa Jepang dan Tlogo putri; entah sudah berapa kilo jarak yang telah di tempuh, sehingga saat sampai bertemu kedua orang tuanya di penginapan, kedua orang tuanya menanggapi dengan berkata “ ... Edaaan koe le, alias gila kamu ... “

Hmmm sebuah pengalaman yang jarang ditemukan oleh orang lain dimana tanggapan orang tua dengan istilah “edan” namun ada sedikit nada kekaguman, meski saya yakin  kekhawatiran tetap ada dibenak kedua orang tuanya ...

Untuk hal ini di akun sosmed nya mas Adika menuliskan begini : “ Yang lain pada mengikuti Audax, saya hanya sekedar mengikuti feeling, ternyata tersesat ... “

 

Penggemar fotografi, pemain pantomin handal dan juga bisa memainkan beberapa musik yang kadang berkolaborasi dengan ayahnya sendiri ini juga mempunyai pengalaman menarik lainnya dalam hal melakukan aktifitas bersepeda; diaantaranya adalah saat mencoba bersepeda sendiri ke pantai samas dan parangtritis, kesannya adalah merasa sepi dan capek karena sendirian, akan tetapi setelah sampai dirumah merasa bangga karena bisa bersepeda sendiri dengan jarak tempuh yang lumayan jauh.

Perjalanan bersepeda lainnya yang menarik adalah bersama teman teman WhirWheel, begitu juga dengan teman teman sepeda balap ke congot baru baru ini.

Dari berbagai aktifitas bersepeda tersebut, saat saya tanyakan sepeda apa yang paling disuka ataupun paling nyaman dipakai mas Adika mengatakan bahwa karena seperti falsafah hidupnya yang suka berkreasi dan bervariasi, maka semua sepeda menurut mas Adika bisa dinikmatinya dengan rasa suka dan nyaman hanya peruntukkannya sajalah yang menyesuaikan; apabila lowrider bagi orang lain tidak nyaman tapi di tangan mas Adika bisa nyaman pada saat dipakai untuk bersantai ria, begitu juga MTB, Road Bike dan City Bike, semua kembali pada peruntukannya: dan agar tetap enjoy menikmati aktifitas bersepeda, mas Adika otomatis menyukai semua jenis sepeda. Ibarat dalam sebuah perjalanan hidup, untuk melangkah ataupun maju kedepan, sarana yang tersedia dihadapan kita apapun kita harus siap untuk menggunakannya agar tercapai apa tujuan kita ke depan ...

Hmmm, ternyata banyak sekali ya filosofi yang bisa kita ambil dari dunia per sepedaan ?  

#Mas Adika bersama komunitasnya

 

 #Bersama komunitas Klover

#Kegiatan berkeseinian mas Adika, diantaranya melakukan akting bersama dengan disabilitas 

#Bersama sahabat dekatnya, ehmm ... 

Berbicara tentang dunia kreatifitas, terutama kreatifitas dunia sepeda, mengambil kata seperti yang  saya tuliskan diawal, bahwa

“bisa membeli sepeda itu biasa, akan tetapi bisa mendesain sepeda itu baru luar biasa”

maka kali ini saya ingin menceriterakan tentang kenapa mas Adika tertarik untuk membuat desain sepeda serta apa saja penghargaan yang pernah diterima.

Mas Adika tertarik membuat desain sepeda yang pertama tentu saja karena hobi bersepeda dan ingin mempunyai desain sepeda lain daripada yang lain; sedangkan yang kedua adalah karena ingin mengembangkan hobi yang bisa dipergunakan ataupun di apresiasikan oleh orang lain; sekaligus agar karya seni tersebut dapat dipergunakan setiap hari dan tidak hanya sekedar dipajang saja.

Adapun untuk kreasi yang sudah diikut sertakan dalam kontes dan mendapat penghargaan antara lain adalah;

  • Sepeda dengan desain ada kartu sekop (spade) sebagai juara 1 dalam kelas “Street 24-26 “
  • Trike Bike yang dikerjakan bersama beberapa teman temannya di KLOVER, mendapat penghargaan sebagai “Best Concept”

Saat pertama mendapatkan semua itu mas Adika merasa kaget, senang dan bangga.

 

 

#Salah satu tugas yang sedang dikerjakan (gambar atas) dan peng aplikasi an di lapangan dalam bentuk praktek langsung (gambar atas) 

#Trike Bike, yang sempat memperoleh "Best Concept", sepeda piknik, difungsikan untuk penumpang yang bisa bertranformasi sebagai meja makan

 

 

 

#selalu saja ada waktu untuk menyalurkan bakat seni dan kreatifitasnya disaat bersepeda

Sebenarnya, sebelumnya sudah ada  4 kompetisi yang pernah diikuti,  2 di Indonesia 2 lagi luar negeri, akan tetapi karena saat itu referensi mas Adika belum begitu lengkap maka ke 4 kompetisi tersebut belum bisa mendapatkan hasil seperti yang diinginkan. Akan tetapi semua itu justru memicu mas Adika lebih bersemangat lagi untuk melakukan yang lebih baik.

 

Satu keinginan luhur mas Adika adalah ingin membuat desain furnitur dan alat bantu untuk saudara saudara kita disabilitas.

 

Sungguh mulia bukan ?

Kita doakan bersama agar semua keinginan mulia mas Adikaa tersebut segera terkabul.

 

à

 

Mengenai semua kegiatan mas Adika selama ini, selalu didokumentasikan di media sosial, baik itu foto foto aktifitas bersepeda, foto desain sepeda dan juga desain desain yang lain.

Semua itu dilakukan dengan tujuan agar apabila file yang di PC hilang atau terhapus masih ada back up nya, sekaligus untuk mengasah kegemarannya dalam dunia fotografi serta untuk lebih memotivasi.

Untuk foto foto tentang aktifitas bersepeda yang bisa dilakukan di berbagai tempat, dengan jujur mas Adika mengatakan sebagai kenangan dan sebuah kebanggan.

Terakhir, soal perkembangan sepeda dan persaingan dijalanan, mas Adika mengatakan bahwa pada prinsipnya asal masing masing bisa saling menghargai, bersepeda di Jogja bisa nyaman, walau tidak ada jalur untuk sepeda. Begitu pula tanggapannya soal Fun Bike yang hanya mencari hadiah, adalah lebih fun bila kita bersepeda secara bersama tanpa memikirkan akan mendapatkan hadiah, itulah yang benar benar disebut “Fun”

 

Terima kasih mas Adika, kami tunggu kreasi selanjutnya, yang mudah mudahan bisa bermanfaat untuk semua orang, terutama untuk saudara saudara kita disabilitas!

Tetaplah bersepeda dengan fun, you’ll never bike alone!

 

Salam gowes!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun