Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Asumsi Perencanaan dalam Pengembangan Sekolah Berprestasi

28 November 2022   08:24 Diperbarui: 28 November 2022   08:43 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membentuk siswa berprestasi melalui literasi (Sumber: Kompas.com)

Keberhasilan dalam sebuah usaha merupakan dambaan setiap manusia. Dalam usaha untuk merealisasikan segala keinginan, baik secara individu (personal) maupun secara berkelompok (group) ada banyak cara yang perlu ditempuh. Cara-cara ini mengacu pada tujuan yang akan dicapai.

Dengan konsep ini maka jelaslah apa yang digagaskan oleh Mary Parker Follet bahwa "getting things done through people". Artinya proses mengerjakan sesuatu mesti melalui orang. Yang ditonjolkan di sini adalah "orang" atau "pribadi" yang menjadi subjek yang menentukan segala perubahan (agent of changes).

Agar dapat mencapai sebuah perubahan secara maksimal, maka dibutuhkan kemampuan sumber daya (resources) yang memadai untuk memilah-milah mana kebutuhan yang mesti didahulukan sebagai jawaban atas sebuah urgensitas, dan mana yang dapat ditunda pemenuhannya sebagai kebutuhan yang sekunder.

Sampai pada titik ini kemampuan untuk menganalisis tingkat kebutuhan sangatlah penting. Hal ini karena dalam sebuah organisasi memiliki kebutuhan yang tak terbatas (unlimited needs), sementara sumber daya yang tersedia sangat terbatas (limited resources).

Dalam bidang organisasi atau lembaga, analisis kebutuhan seperti ini diistilahkan sebagai asesmen kebutuhan (needs assessment). McLEan, dkk. (2004, 58) menggagaskan bahwa asesmen merupakan istilah umum yang berhubungan dengan proses pengumpulan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, kita mencoba untuk melihat peran asesmen kebutuhan dan perencanaan dan pengembangan sekolah berprestasi.  

Dalam konteks pengembangan sekolah, asesmen dapat diartikan sebagai serangkaian proses yang di dalamnya terdapat aktivitas tes dan evaluasi dalam rangka memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kemampuan dan hambatan belajar yang dimiliki oleh anak. Berdasarkan gambaran atau data tersebut dapat diambil keputusan untuk menentukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan belajar anak.

Rochyadi & Alimin (2003:44) mendefinisikan asesmen sebagai cara mengumpulkan informasi yang relevan, sabagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan menerapkan seluruh proses pembuatan keputusan tersebut. Prestasi sebuah sekolah juga sangat ditentukan oleh seberapa besar kemampuan untuk membuat asesmen terhadap kebutuhan-kebutuhan sekolah maupun perencanaan-perencanaan yang akan dilaksanakan. 

Mempersiapkan Asumsi Perencanaan

Perencanaan merupakan kunci mendasar menuju sebuah keberhasilan. Setiap pekerjaan atau kegiatan yang tidak didahului dengan sebuah perencanaan yang matang akan menghasilkan sesuatu yang kurang maksimal atau bahkan tidak berhasil sama sekali.

Mempersiapkan asumsi perencanaan adalah prediksi kegiatan dan kondisi yang biasanya untuk mempengaruhi performan individual, kelembagaan dan sekolah secara keseluruhan. Asumsi tersebut berhubungan dengan apa yang dilihat pada waktu yang akan datang sebagai dampak positif dari sebuah perencanaan.

Asumsi perencanaan bertujuan untuk:

1). Membantu administrator, dengan adanya perencanaan proses administrasi dalam sebuah sistem manajerial dapat berjalan dengan baik. Jika proses ini dilewati secara baik maka akan berdampak pula pada hasil yang diharapkan.

2) Mengarahkan unit administrator perencanaan pusat pada beberapa kegiatan sekolah. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk monitoring terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah dan mendapat umpan balik sebagai bentuk koreksi atau perbaikan terhadap hal-hal yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan tersebut.

3) Mengizinkan proses perencanaan untuk dimulai dan dikembangkan. Tahap ini merupakan tahap untuk merealisasikan perencanaan. Segala bentuk kapasitas perlu digerakkan untuk pelaksanaan objek yang telah direncanakan. Instrumen yang digunakan mulai difungsikan sambil memperhatikan cara dan media pendekatan yang digunakan.

4) Mengecek validitas perencanaan. Hal ini dilakukan pada saat berlangsungnya proses pengaplikasian perencanaan. Walaupun belum mencapai taraf hasil, tetapi proses ini perlu dikontrol secara maksimal agar dapat mencapai hasil yang maksimal pula.

5) Mengecek revisi yang mungkin ditemukan pada tahap perencanaan. Proses pelaksanaan setiap perencanaan tentu mengarah kepada hasil yang diinginkan. Kehadiran administrator pusat selain untuk menyaksikan proses berlangsungnya pelaksanaan tetapi juga memberikan penilaian terhadap kegiatan yang sedang dijalankan.

6) Mengarahkan dan melengkapi tujuan jangka panjang yang lebih berarti. Hal ini berarti bahwa setelah melewati tahap-tahap mulai perencanaan sampai tingkat hasil, perlu adanya evaluasi untuk memberikan penilaian akan kegiatan yang baru saja dilaksanakan. Hal ini sangat penting untuk pengkajian dan pengembangan pada saat mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun