Peta ini sungguh mengkhawatirkan negara-negara di Timur Tengah. Beberapa pangkalan militer Amerika Serikat (AS) terdapat di kawasan itu. Irak, Suriah dan Afghanistan. Terdapat pangkalan-pangkalan militer AS siap digunakan, apabila Perang AS dan Iran terjadi.
Tidak hanya itu, AS juga telah memakai label Islam di masa lalu untuk memperkeruh suasana. Baiklah kita mulai dari Indonesia, meski sebatas berita di majalah yang diterbitkan AS, yaitu "TIME," tetapi sempat di masa Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat, kelompok ini dibantu senjata oleh AS. Hanya lama-lama bantuan terhenti, menurut dugaan Menteri Luar Negeri PRRI Maludin Simbolon tidak mau mengikuti saran AS agar pertambangan minyak Caltex di Riau, Sumatera, diledakkan.
Seandainya saja Simbolon mau meledak kan minyak Caltex, ada alasan AS masuk ke Indonesia yang dimulai dari Riau, Pulau Sumatera. Berkat penolakan Simbolon, tidak ada lagi bantuan AS, sehingga PRRI kalah dari serangan pasukan pusat.
Sebelumnya delama 1957, pihak Amerika meningkatkan perhatian bahwa Indonesia akan sangat rapuh di bawah komunisme akibat meningkatnya pengaruh Partai Komunis Indonesia. Pada Januari 1958, CIA (Central Intellegence Agency) mulai mengembangkan jaringan dukungan misi rahasia kepada PRRI dan Permesta.
Tentang Permesta, CIA mendukung dalam bentuk pemberian 15 buah bomber B-26 dan fighter P-51 Mustang yang membentuk pemberontak angkatan udara bernama Angkatan Udara Revolusioner dengan markas di lapangan udara Manado, sejumlah besar senjata dan peralatan lainnya, dana yang signifikan, ditambah agen CIA internasional dan tentara bayaran dari Taiwan, Filipina, dan Amerika. Oleh karena itu, merasa berani dengan suplai dari CIA, para pasukan Permesta memulai serangkaian serangan udara di Sulawesi dan Maluku yang dipegang pemerintah pusat. Kota-kota tersebut dibom oleh pesawat-pesawat Permesta yang dipiloti CIA, termasuk Balikpapan, Makassar, dan Ambon.
Permesta, perdjuangan Semesta atau Perdjuangan Rakjat Semesta disingkat Permesta adalah sebuah gerakan militer di Indonesia. Gerakan ini dideklarasikan oleh pemimpin sipil dan militer Indonesia bagian timur pada 2 Maret 1957 yaitu oleh Letkol Ventje Sumual. Pusatnya berada di Makassar yang pada waktu itu merupakan ibu kota Sulawesi. Awalnya masyarakat Makassar mendukung gerakan ini. Perlahan-lahan, masyarakat Makassar mulai memusuhi pihak Permesta.
AS di tahun 2002, khususnya di Majalah Mingguan AS "TIME," edisi 1 April 2002 memaparkan berbagai kemugkinan Indonesia bisa saja bergerak atau membentuk Negara Daulah Islamiah Raya. Tahun 2002 itu, AS sedang bersiap-siap menyerang Irak. Invasi AS ke Irak terjadi pada 20 Maret 2003. Presiden Irak Saddam Hussein ditangkap oleh AS pada 13 Desember 2003.
Hingga hari ini tidak seorangpun tahu mengapa Majalah "TIME ," menganggap Indonesia sebagai Negara Daulah Islamiah Raya? Mengapa pada akhirnya AS membentuk Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang kemudian dianggap gagal dan dihancurkan sendiri, tetapi tidak di Indonesia seperti berita di Majalah "TIME" ? Apakah, penamaan Indonesia sebagai Negara Daulah Islamiah Raya, hanya berlatar belakang bahwa pernah ada gerakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia di bawah Kartosuwiryo?
Jelas bahwa garakan Islam yang digerakkan AS itu bukan dimulai dari Indonesia, tetapi yang kita lihat berawal dari Irak dan Suriah. Sebuah nama yang tidak asing didengar yaitu ISIS.