Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik

Esensi Pidato Anies Baswedan: Membumikan Pancasila

20 Oktober 2017   07:03 Diperbarui: 21 Oktober 2017   05:43 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4.  Banjar dikatakan 'Salapik sakaguringan, sabantal sakalang gulu' satu tikar tempat tidur, satu bantal penyangga leher. Kiasan ini bermakna hubungan yang erat antar elemen masyarakat. Saling setia dan saling mendukung satu sama lain.

5. Minahasa  'Si tou timou tumou tou'. Manusia hidup untuk menghidupi orang lain.

6. Minang: Tuah Sakato, yang dimaksuda bahwa dalam kesepakatan berdasar musyawarah terdapat tuah kebermanfaatan.

Rangkaian pidato itu sendiri diahiri dengan ungkapan dalam budaya Melayu/Jakarta melalui dua bait pantun :

Bekerja giat di Kali Anyar
Mencuci mata di Kampung Rawa
Luruskan niat teguhkan ikhtiar
Bangun Jakarta bahagiakan warganya

Cuaca hangat di Ciracas
Tidur pulas di Pondok Indah
Mari berkeringat bekerja keras
Tulus ikhlas tunaikan amanah


Membaca uraian di atas, penulis menilai bahwa pidato Pelantikan Anies Baswedan berusaha untuk membumikan pancasila, bhineka tunggal ika, gotong royong, yang sesuai nilai-nilai yang berkembang di masyarakat, bukan hanya masyarakat Betawi, tetapi dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Hal ini penulis pahami karena Gubernur Anies Baswedan sangat memahami karakteristik sebagai Ibu Kota NKRI yang didalamnya hidup beragam suku bangsa. Namun Anies Basweda juga menyadari bahwa bagaimanapun Jakarta dibangn oleh Fatahilah tidak lepas dari spirit keagamaannya, nilai-nilai berketuhanan cap yang dilontarkan oleh kelompok yang mengecam pidato Anies Baswedan melalui sosial media yang menyatakan Anies sebagai "Gubernur X" (kelompok tertententu). 

Sangat tidak logis seorang gubernur yang berupaya merangkul semua golongan masyarakat Jakarta dipolisikan dengan tuntutan rasialis, menyebar SARA dll. Kutu di kepala kalian pun kagak bakalan percaya, iya belih Son ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun