Menapak pada permukaan halus pasir pantai putih. Landscape nya berupa lautan berwarna turquoise dengan latar background pegunungan yang menjulang menyentuh birunya angkasa, antara satu gunung dengan gunung lain saling sambung-menyambung dengan bentuk kontur sedemikian rupa.
Di seberang sana, pulau itu bernama Pulau Lombok.
Gulungan ombak datang-pergi silih berganti. Buih-buih tercipta disertai alun suara yang berdebur. Semilir angin menyentuh kulit kombinasi hangatnya sinar mentari yang menyapa kala menyantap hidangan yang tersaji.
Pandangan terpaku pada layar ponsel, jari-jemari asik scroll sana-sini, hamburkan moment murah percuma, tampak nya tak berlaku di sini. Nyaris semua orang yang ku perhatikan sedang asik menikmati jalannya waktu dengan caranya masing-masing.
Seorang gadis duduk di sebuah hammock putih menyita perhatian ku. Ia begitu larut pada jalan cerita pada buku yang sedang dipegangnya.
FB service kian hilir-mudik seiring meningkatnya traffic tamu-tamu yang ingin sarapan. Tray-tray diangkat membawa sejumlah pesanan untuk disajikan. Sejauh pengamatan ku, dari mereka duduk hingga menu-menu keluar lengkap di atas meja tak terpaut lama, sekitar 8 - 14 menit berselang. Yang mana itu merupakan prestasi baik.
Beberapa poin yang jadi catatan dari pengamatanku sejauh ini,