Mohon tunggu...
A Darto Iwan S
A Darto Iwan S Mohon Tunggu... Menulis bukan karena tahu banyak, tapi ingin tahu lebih banyak.

Menulis bukanlah soal siapa paling tahu, melainkan siapa paling ingin tahu. Ia bukan panggung untuk memamerkan pengetahuan, tapi jalan setapak yang mengantar kita pada hal-hal yang belum kita mengerti. Menulis tak selalu berawal dari kepercayaan diri yang utuh.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kopi dan Wifi jadi Fondasi Gaya Hidup Digital Modern

14 Juli 2025   07:30 Diperbarui: 14 Juli 2025   07:30 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh : Darto + Tool AI

Siapkan secangkir kopi hangat dan koneksi Wifi yang handal, kemudian seruput nikmatnya minuman sambil terkoneksi ke dunia dunia digital. Pernahkah Anda menyadari bagaimana secangkir kopi seolah menjadi "pendamping setia" saat kita asyik bekerja, belajar, atau sekadar main-main di dunia maya? Fenomena ini bukan sekadar kebiasaan semata. Ada korelasi menarik antara kopi dan koneksi WiFi yang secara tidak langsung memengaruhi produktivitas serta pengalaman online kita. Di tengah riuhnya  kehidupan modern, khususnya di Indonesia yang kian akrab dengan teknologi digital, fenomena ini patut untuk kita dalami. Keduanya, kopi dan WiFi, telah bertransformasi menjadi dua fondasi utama dalam ekosistem produktivitas dan interaksi sosial kita.

Mari kita telaah kopi terlebih dahulu. Kandungan kafeinnya adalah stimulan psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi didunia dibanding minuman lain. Efeknya terhadap tubuh telah teruji dan terbukti, yaitu meningkatkan kewaspadaan, fokus, dan konsentrasi, sekaligus mengurangi rasa lelah. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Psychopharmacology bahkan menyebutkan bahwa kafein dapat mengoptimalkan kinerja kognitif, terutama untuk tugas-tugas yang menuntut perhatian berkelanjutan. Di sisi lain, WiFi adalah gerbang utama kita menuju dunia digital, sebuah infrastruktur esensial yang memungkinkan akses informasi, komunikasi, dan pelaksanaan pekerjaan secara daring. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa penetrasi internet di Indonesia terus meningkat signifikan setiap tahunnya, dengan mayoritas pengguna mengandalkan perangkat seluler yang sangat bergantung pada koneksi WiFi.

Hubungan antara kopi dan WiFi bukanlah suatu kebetulan; keduanya saling melengkapi dalam berbagai aspek. Ketika seseorang membutuhkan fokus ekstra untuk menyelesaikan tugas daring yang kompleks, seperti menyusun laporan, melakukan coding, atau terlibat dalam rapat online yang panjang melalui platform seperti Zoom atau Google Meet, kopi bisa menjadi pendorong produktivitas yang efektif. Kafein membantu mempertajam pikiran dan menjaga alertness, memungkinkan individu memanfaatkan koneksi WiFi mereka secara optimal tanpa gangguan berarti. Hal ini sangat relevan dalam budaya kerja remote atau hybrid yang semakin lumrah pasca-pandemi, di mana efisiensi di rumah atau co-working space menjadi kunci.

Lebih dari sekadar stimulan, kopi juga berkontribusi pada penciptaan lingkungan yang kondusif. Kedai kopi dengan fasilitas WiFi gratis telah berkembang menjadi pusat aktivitas yang vital bagi berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga freelancer, bahkan profesional yang mencari suasana kerja alternatif. Menurut laporan Euromonitor International, pasar kopi di Indonesia terus mengalami pertumbuhan pesat, didorong oleh popularitas coffee shop modern. Suasana yang nyaman, aroma kopi yang menenangkan, serta akses internet yang stabil di tempat-tempat ini menciptakan lingkungan ideal untuk bekerja, belajar, atau sekadar bersantai. Ini adalah contoh nyata bagaimana kopi dan WiFi berintegrasi untuk menghadirkan pengalaman yang menyenangkan, bahkan memunculkan istilah populer "coffice" (coffee office). Di kota-kota besar Indonesia, tidak sulit menemukan kedai kopi yang ramai dengan individu yang fokus pada laptop mereka, terhubung ke dunia melalui WiFi.

Bagi banyak individu, secangkir kopi telah menjadi bagian dari ritual pagi atau sore yang menandai dimulainya sesi kerja atau belajar. Ritual ini memberikan struktur pada hari dan secara psikologis menyiapkan pikiran untuk beraktivitas. Ketersediaan koneksi WiFi yang andal melengkapi ritual ini, memungkinkan mereka untuk segera terhubung dan memulai aktivitas tanpa hambatan. Kopi juga sering dikaitkan dengan kreativitas. Penelitian dari Johns Hopkins University menunjukkan bahwa kafein dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Saat kafein memicu pikiran, koneksi WiFi memungkinkan kita menjelajahi sumber daya, mencari inspirasi dari berbagai situs web, platform media sosial, atau database riset, atau bahkan berkolaborasi dengan rekan kerja dan mitra bisnis secara real-time melalui cloud computing, mempercepat proses inovasi dan pertukaran ide. Ini sangat krusial di era digital, di mana gagasan sering kali lahir dari koneksi dan kolaborasi lintas batas.

Meskipun kopi tidak secara langsung memengaruhi kecepatan unduh atau stabilitas sinyal WiFi Anda (karena memang merupakan dua entitas yang fundamental berbeda), efeknya pada individu dapat secara tidak langsung meningkatkan pengalaman digital Anda secara signifikan. Ketika Anda mengonsumsi kopi dan merasa fokus serta tenang, Anda cenderung memiliki tingkat kesabaran yang lebih tinggi dalam menghadapi potensi masalah koneksi internet yang sesekali muncul. Studi mengenai manajemen stres menunjukkan bahwa kondisi pikiran yang rileks dapat mengurangi respons frustrasi terhadap gangguan kecil. Jadi, kecemasan atau kekesalan yang mungkin timbul dari buffering video atau lag saat bermain game online dapat sedikit tereduksi, mengubah pengalaman yang berpotensi menyebalkan menjadi lebih dapat ditoleransi.

Dengan peningkatan fokus yang diberikan kafein, Anda mungkin juga menjadi lebih efisien dalam memanfaatkan waktu Anda saat terhubung ke WiFi. Ini berarti Anda dapat menyelesaikan lebih banyak tugas dalam durasi yang sama, entah itu membalas email, mencari informasi, atau mengunggah konten. Peningkatan efisiensi ini secara efektif mengoptimalkan penggunaan koneksi internet Anda, menjadikan setiap detik online lebih produktif. Bayangkan, jika Anda memiliki waktu dua jam untuk menyelesaikan tugas daring; dengan fokus yang lebih baik, Anda mungkin bisa menyelesaikan tiga tugas dibandingkan hanya dua dalam kondisi kurang fokus, secara tidak langsung 'mengoptimalkan' bandwidth yang tersedia.

Lebih jauh, kafein dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif seperti pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Jika Anda mengalami kendala dengan koneksi WiFi (misalnya, router tidak berfungsi, sinyal hilang, atau perlu melakukan troubleshooting dasar), peningkatan fokus yang diberikan kopi dapat membantu Anda lebih cepat mendiagnosis dan menyelesaikan masalah tersebut. Anda mungkin lebih cermat dalam memeriksa kabel, melakukan reboot router dengan urutan yang benar, atau mencari solusi online dengan lebih efektif. Ini adalah contoh bagaimana kondisi internal individu dapat memengaruhi interaksi dengan teknologi eksternal.

Selain itu, kopi juga berperan dalam pengelolaan energi dan mood. Ketika seseorang merasa energik dan dalam mood yang baik, mereka cenderung lebih proaktif dan adaptif terhadap lingkungan, termasuk lingkungan digital. Hal ini berkontribusi pada pengalaman WiFi yang lebih positif karena pengguna lebih cenderung untuk menjelajahi, belajar, dan berinteraksi secara aktif, dibandingkan dengan saat mereka merasa lelah atau sedang tidak dalam mood yang baik.

Di Indonesia, hubungan antara kopi dan WiFi memiliki dimensi budaya dan ekonomi yang unik. Budaya "ngopi" telah mendarah daging, dan kini bersanding dengan pesatnya digitalisasi. Data menunjukkan bahwa jumlah kedai kopi di Indonesia terus bertumbuh secara eksponensial. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat pertumbuhan kedai kopi hingga 2.800 persen dalam 10 tahun terakhir (per 2023). Sebagian besar kedai kopi modern ini menawarkan fasilitas WiFi gratis sebagai daya tarik utama. Hal ini menciptakan "ruang ketiga" bagi masyarakat, di mana suasana rumah dan kantor bertemu, didukung oleh konektivitas yang andal. Anak muda, freelancer, hingga pebisnis sering memanfaatkan tempat-tempat ini untuk bekerja, networking, atau sekadar mencari inspirasi sambil menikmati kopi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun