Mohon tunggu...
Darto
Darto Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa

Jangan kerdilkan pikiranmu

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

GrabGerak: Langkah Menuju Indonesia Inklusif dan Perluas Kebermanfaatan

4 Desember 2019   19:37 Diperbarui: 4 Desember 2019   19:42 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Aksesibilitas dan mobilitas menjadi momok tersendiri bagi difabel ketika akan melakukan perjalanan. Maka diperlukan tekad yang kuat bagi difabel, jika tidak ya akan berdiam diri di rumah terus. Para difabel juga belum terlatih mentalnya jika bepergian menggunakan taksi online tanpa pendampingan karena takut dengan perilaku pengemudi terhadap penumpang difabel.

Belum lagi dengan stigma negatif yang melekat pada difabel jika difabel itu merepotkan. Jadi pengemudi menolak menerima pesanan dari penumpang difabel. Atau adanya mitos jika mendapat penumpang difabel akan macet rezekinya. Sungguh hal yang sangat konyol, tapi hal tersebut masih terjadi di Indonesia.

Saat pertama kali menggunakan GrabCar tanpa pendampingan, sudah pasti merasakan khawatir baik dari diri sendiri atapun orang tua.  Seorang teman difabel bercerita pada saya tentang keinginannya untuk pergi mandiri menggunakan GrabCar tanpa pendampingan. 

Namun keinginannya itu belum disetujui Ada kekahwatiran dari orangtua untuk melepas anaknya yang "istimewa" untuk pergi sendiri. Itu wajar. Saat pertama kali saya meminta izin untuk pergi secara mandiri menggunakan GrabCar, saya berusaha keras meyakinkan orang tua terlebih ibu bahwa semua baik-baik saja.

Tak mudah memang, diperlukan usaha keras. Dia hanya ingin melakukan sesuatu di luar zona nyaman saya. Saat meminta izin harus jelas. Misalnya mau kemana? Acaranya dimana? Siapa saja yang hadir? Sampai jam berapa? Dan rundown acaranya seperti apa? Terangkan sejelas-jelasnya. Jangan lupa kabari orangtua jika sudah sampai di lokasi.

Ketika break, Dia selalu mengabari ibu lewat WA dan mengirim beberapa foto kegiatan. Setelah pulang dari kegiatan, Dia juga tak lupa berbagi cerita dengan ibu. Dia yakin orangtua pasti akan mengizinkan jika anak bersikap terbuka. Apalagi jika bepergiannya bukan cuma untuk haha hihi saja. 


Ada cerita ataupun ilmu yang bisa dibagikan. Sebagai difabel ketika menggunakan GrabCar tanpa pendampingan saya juga melakukan hal-hal berikut :

1. Memastikan lokasi penjemputan agar menghemat waktu dan memperlancar penjemputan.

Biasanya Dia selalu mengecek lokasi beberapa menit sebelum berangkat.  Untuk mempermudah menyimpan alamat di "alamat tersimpan" pada aplikasi Grab atau mengirim suara dan foto  untuk memberi tahu patokan jemput atau mengirim foto seperti apa gedungnya. Sehingga pengemudi tahu dengan jelas lokasinya. Tidak ada lagi alasan tidak tahu jalan.

2. Menentukan kendaraan apa yang akan dipakai

Jika pergi sendirian, atau dengan dengan teman non difabel yang jumlahnya tidak lebih dari 4 orang, Dia selalu memakai GrabCar (untuk 1-4 orang). Ketika pergi bersama teman difabel dan juga memakai kursi roda Dia memilih memesan GrabCar6.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun