Mohon tunggu...
darman L
darman L Mohon Tunggu... Mahasiswa - Foto: Darman L

Pernah menjadi Wartawan di Lentera Malut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Unisa Yogya Terapkan Kuliah Hybrid

23 Januari 2022   21:23 Diperbarui: 23 Januari 2022   21:37 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

*Oleh: Astiawati Samsudin*

Saat pandemi covid -19 melanda Indonesia awal maret 2020 lalu, situasi menegangkan terjadi. Saat itu saya akan lulus Sekolah Menengah Atas. Rencananya akan melanjutkan ke perguruan tinggi tahun itu juga. Namun wabah virus yang bermula di Tiongkok ini telah menjalar sampai Indonesia.

Alhasil drama terjadi dimana-mana, bahkan lebih dramatis dari film drakor. Pemerintah mengumumkan agar tetap dirumah, keluar menggunakan masker, pulang-pergi cuci tangan. Kalau ada gejala tetap proteksi diri.

Seiring perkembangan, korban yang terinveksi makin banyak, berpindah dari satu daerah ke daerah lain. Pemerintah mulai mengeluarkan kebijakan, termaksud penutupan akses transportasi kedalam dan keluar daerah. Rencana berangkat ke Jogja untuk daftar kuliah tertunda. Untungnya semua aktifitas pendaftaran dialihkan secara online, jadi saya daftar dari rumah.

Kebijakan itu karena ada larangan membuat kerumunan, bepergian, sehingga berbagai kampus tutup sementara waktu. Sekolah-sekolah juga ditutup. Unseco, organisasi Perserikatan bangsa-Bangsa yang mengurusi pendidikan dan budaya menyebut, ada 39 negara yang menutup sekolah dengan total jumlah pelajar yang terpengaruh mencapai 421.388.462 anak.

Data yang saya kutip dari kompas.com ini juga memaparkan total pelajar yang berpotensi terdampak dari pendidikan pra-sekolah dasar hingga menegah atas sebanyak 577.305.660.  Sementara, jumlah pelajar yang berpotensi terdampak dari pendidikan tinggi sebanyak 86.034.287 orang.

Setelah diterima sebagai mahasiswa Keperawatan Anestesiologi di Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, saya mengikuti kuliah dalam jaringan (Daring). Kuliah macam ini banyak kendala dan kurang efektif. Sebagai mahasiswa baru, saya harus memulai smester perdana dari rumah. Tentu saja bingung, dan membosankan duduk berlama-lama depan Laptop. Di sisi lain, saya tinggal di Halmahera Timur, Maluku Utara yang kadang kala diperhadapkan dengan masalah jaringan internet.

Namun biarpan begitu, kebijakan ini perlu diterapkan demi kebaikan semuanya. Apalagi kasus positif COVID-19 terus meningkat.  Pada 19 April 2021 lalu saja sebanyak 1.609.300 atau 1,6 juta lebih orang terpapar.  Hampir 1/3 warga Indonesia yang harus hidup dalam kecemasan. Ini belum termasuk yang sudah meninggal dunia karena wabah global.

Di daerah saya, Provinsi Maluku Utara, pada april 2021 tercatat ada 4.398 orang positif. Sehingga berbagai kebijakan harus diterapkan demi kesehatan masyarakat Indonesia. Itu lah tujuan saya kuliah di kampus kesehatan, kesehatan masyarakat menjadi prioritas utama.

*Kuliah Hybrid*

Situasi saat ini mulai membaik. Pemerintah mulai menerapkan new normal. Namun, kembali kuliah seperti semula dengan belajar tatap muka sepenuhnya belum sepenuhnya aman. Pihak kampus takut menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19, sehingga kampus mencari solusi lain di tengah pandemi yang tak kunjung usai. Entah berapa lama lagi.

Kuliah daring 100% tentu tidak efektif dalam mentransformasi pengetahuan. Apa lagi kampus kesehatan yang butuh praktik lapangan. Solusinya kampus terapkan sistem hybrid yang memadukan kuliah daring dan luring.

Metode ini bisa jadi alternatif pembelajaran selama masa pandemi. Kalau belajar teori bisa menggunakan pembelajaran jarak jauh, begitu sebaliknya, untuk praktik bisa tatap muka.

Saat ini, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta sudah menerapkan sistem kuliah kombinasi luring dan daring itu, karena penurunan angka Covid-19 di Provinsi Yogjakarta. Tentu dalam pelaksanaannya, Unisa menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

Sistem kuliah luring juga punya aturan, tatap muka hanya diperuntukan untuk mata kuliah yang membutuhkan keterampilan atau praktikum. Makanya sampai saat ini saya masih kuliah dari rumah. Ini karena smester awal di Unisa masih belajar teori.

*Unisa menyambut Kuliah Luring*

Rektor Unisa, Warsita dalam laporan Republika dengan judul "Unisa Yogjakarta Siap Menyonsong Kuliah Luring" pada Kamis (23/09/2021) lalu, mengatakan sudah melakukan persiapan dari sisi sarana maupun prasarana yang menunjang perkuliahan tatap muka.

"Sebelum mulai kuliah, mahasiswa wajib sudah vaksin, minimal dosis pertama. Kalau belum, Unisa menyediakan vaksinasi untuk sivitas akademika. selain itu akan diadakan skrining dengan tes GeNose, dan rapid test."

Bagi mahasiswa dari luar kota macam saya, kalau mau ikuti kuliah tatap muka maka harus datang ke Yogja lebih awal, minimal 14 hari sebelum masuk kampus sesuai ketentuan satgas Covid-19. Hal ini karena  harus mengisolasi diri sendir dalam kost.

Selain itu, kalau ada hasil skrining yang reaktif, kampus sudah siapkan tempat khusus untuk melakukan karantina dan akan  komunikasi dengan satgas pencegahan Covid-19 Unisa Yogyakarta.

*Penulis merupakan mahasiswa aktif Unisa Yogyakarta, program studi Keperawatan Anestesiologi*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun