Mohon tunggu...
Darma BC
Darma BC Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis di berbabagai media

Penulis "Satu Buku Sebelum Mati"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anggota Sahabat Pena Nusantara Turut Ramaikan Pesta Buku Antarabangsa

6 Mei 2017   21:32 Diperbarui: 7 Mei 2017   11:25 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terlihat Ketua SPN Cab. Malaysia, Rita Audriani (nomor dua dari kiri) dan para anggota SPN (berdiriI) berpoto bersama Teri Liye Novelis Indonesia di salah satu stand PBAKL. (29/4)

Kuala Lumpur (6/5).

Setiap hari ribuan pengunjung selalu padati Pesta Buku Antarabangsa Kuala Lumpur (PBAKL). Tak ketinggalan anggota Sahabat Pena Nusantara (kelompok penulis Indonesia) turut pula hadir pada pesta buku yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia bersama Majlis Buku Kebangsaan Malaysia, mulai tanggal 28 April sampai dengan 07 Mei 2017. Selain itu, berbagai kalangan baik pelajar, mahasiswa, maupun dari kalangan masyarakat awam terlihat pula berburu buku dengan berbgai jenis pada acara ini.

 Ratusan stand buku dari berbagai negara juga turut berpartisipasi dalam acara ini. Sebagai tuan rumah dan penyelenggara  Malaysia, hadir dengan puluhan stand buku. Selain itu terlihat pula beberapa  kios buku dari beberapa negara seperti Indonesia dan Pakistan yang turut meramaikan acara ini. Mereka  menjual dan menawarkan berbagai jenis buku dengan harga yang bervariasi.

Rita Audriyani sebagai Ketua sebagai ketua Sahabat Pena Nusantara (SPN) cabang Malaysia mengatakan bahwa kehadirannya bersama beberapa anggotanya selain meramaikan juga ingin melihat antusias pembaca negeri ini.

“Kegiatan ini sungguh dapat membangkitkan motivasi menulis para anggota SPN. Kita menyaksikan ribuan masyarakat hadir di tempat ini yang berarti juga masih besar pangsa pasar buku. Untuk itu tentunya anggapan yang sulit menjual buku itu terbantahkan. Jadi para penulis, jika menulis dengan baik dan tulisannya memenuhi keinginan pasar, dipastikan bukunya akan laris manis.” ujarnya disela-sela kesibukannya  memilih buku.

 Acara PBAKL yang bertempat di Putra Word Trade Centre ini juga menampilkan bebagai acara yang berkaitan dengan literasi. Ada kegiatan peluncuran buku, di tengah gedung  yang juga tak kalah menarik dari perhatian pengunjung. Acara yang dikemas dengan begitu menarik dihadiri beberapa musisi Malaysia. Musisi yang secara bergantian hadir ini sengaja diundang untuk memeriahkan acara peluncuran buku yang disesuaikan dengan tema buku yang diterbitkan.

Sungguh mengagumkan, buku karya-karya besar dari penulis Malaysia turut diluncurkan dalam acara ini. Terlihat YB Brig Jen Khairy Jamaluddin dalam Majlis Peluncuran Novel "Sejuta Jiwa Yang Telanjang" karya Waibibudi. Demikian juga dengan Ybhg. Dato' Nafisah binti Ahmad, Ketua Pengarah Perpustakaan Negara Malaysia pada Majlis Peluncuran Buku Pengkarya Guru.

 

Penulis Ternama Indonesia Hadir Bagaikan Bintang

Ajang pesta buku yang sudah beberapa kali diadakan ini selalu menghadirkan penulis-penulis ternama dari berbagai Negara. Terlihat penulis ternama Indonesia,  Asma Nadia penulis novel “Syurga yang Tak Dirindukan” turut berbicara pada salah satu stand buku yang ada. Bak bagaikan bintang yang berkelip, ratusan pengunjung memadati stand buku tersebut.

“Kami hendak tahu rupanya Asma Nadia tu macem ape. Saya juga nak tahu sebab dia tu orang boleh menulis novel yang baik sehingga novelnya menjadi karya film yang seronok. Saya dah menonton film nya ‘Syurga yang Tak Dirindukan 1 – 2’. Saya juga dah beli dia punya novel lainnya.” Kata salah seorang pengunjung dari kebangsaan Malaysia, yang enggan menyebutkan namanya.

Sementara di stand lainnya yang tak kalah ramainya, terlihat juga Tereliye penulis novel “Bumi”, “Bulan”, “Matahari” dan banyak lainnya juga tak kalah sibuk melayani pengunjung yang meminta tanda tangannya di buku hasil karyanya itu. Tak ketinggalan para anggota SPN pun menyempatkan diri berpose bersama dengannya.

Perhimpunan 1000 Penulis

Sementara hari ini Aan Mansyur dan Trinity dinobatkan sebagai pembicara pada dua sesi yang berbeda pada Perhimpunan 1000 Penulis, bersama beberapa penulis dari Malaysia, Thailand, dan Singapura. Dalam acara yang merupakan bagian dari PABKL ini, Aan Mansyur menyampaikan perlunya perhatian khusus pada tulisan berbentuk puisi di kalangan anak muda. Ketidak tertarikan pada pengungkapan pikiran berbentuk puisi, di kalangan penulis muda kiranya bisa terkikis.

“Di Indonesia, untuk menyosialisasikan peminatan terhadap puisi, saya sering melakukan kolaborasi bersama musisi. Pementasan seni yang besarpun kerap member ruang untuk puisi,” ujar penulis novel “Ada Apa dengan Cinta” ini.

Sesi yang lainnya Trinity penulis novel dan skenario,”The Naked Traveler” ini menyampaikan bahwa demi komersialisasi film, biasanya apa yang tertulis di novel akan sedikit berbeda dengan yang di film. Hal ini tentunya terkadang membuat para penulis harus mengurut dada.

“Memang ada pengaruh yang signifikan ketika novel kita sudah difilmkan. Biasanya buku-buku lainpun yang merupakan karya kita akan terdongkrak penjualannya,” tambahnya.

Usai melakukan sesi pembicara terlihat para pengunjung langsung mengerumuni kedua penulis ini. Selain ingin mendapatkan tanda tangannya mereka juga menyempatkan foto bersama. Bak bagaikan bintang bersinar.

Harga Buku Dibanjiri Diskon

Hari ini, dua hari menjelang hari penutupan pesta buku, makin terlihat padatnya pengunjung. Kali ini bukan hanya masyarakat Kuala Lumpur yang terlihat. Dari berbagai negeri di Malaysiapun banyak yang hadir. Dari pantauan penulis di tempat, terlihat beberapa kelompok ibu–ibu dari Johor dan Kelantan. Hal ini  diketahui dari logat khas tutur kata mereka ketika berbicara.

“ Hari ini memang Weekend, dan kami  memilih hari ini karena banyak diskon buku yang dijajakan,” ujar salah satu dari mereka.

Memang terlihat harga buku yang begitu fantastis. Buku yang tadinya dijual sudah dengan potongan harga, kali ini dijual lebih lagi. Menurut para penjual, hal ini dilakukan karena mereka senang dapat menjual banyak buku.

“Lebih baik terjual banyak, dengan untung yang sedikit dari pada mengharapkan untung banyak, akhirnya buku pun tak terjual.” Tampaknya begitulah prinsip para penjual.

Selain itu persaingan harga buku pun terlihat jelas diantara stand-stand yang ada. Berbagai macam promo, memperbesar diskon, serta menghadirkan para penulis bukupun dimasing-masing stand merupakan siasat tersendiri bagi mereka.

Bagi anda yang belum sempat hadir diajang pameran buku ini, kiranya dapat bergegas datang, karena masih ada satu hari lagi untuk mendapatkan buku murah berkualitas disini.

Kiranya informasi ini menggugah kita, untuk menggiatkan dan menghidupkan kembali minat membaca dan menulis bagi usia muda di Tanah Air.

“Kematian minat baca dan tulis di suatu negara, ciri awal pembentukan generasi dan pemimpin masa depan yang bodoh.” ( Satu Buku sebelum Mati : Darma BC 2017).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun